Upacara
Oleh : Niam At Majha
Beberapa hari lalu, di media sosial baik Facebook Twiter dan Story Instagram serta WhatsApp terkait pengumuman ada kegiatan upacara dengan masa yang begitu fantastis. Tujuh ribu masa berkumpul demi satu tujuan, memperlihatkan kekuatan dengan jumlah masa terbanyak dengan jalur kordinasi tersetruktur, terkoneksi dengan lancar tanpa kendalanya, jaringannya mulai dari tingkat pusat hingga sampai pada tingkat rukun tetangga.
Jumlah tujuh ribu itu bukan sedikit, mengumpulkan masa sebanyak itu akan mudah terjadi ketika ada pembagian sembako atau pembagian dari kenaikan subsidi bahan bakar minyak, tanpa itu semua saya tak yakin, atau untuk sekadar menyakini.
“Sampean harus yakin mas, bukankah kegiatan upacara seperti itu dengan masa yang fantastis bukan hanya satu kali atau pun dua kali, yakin saja lah lha wong di pamlet di player yang beredar jumlahnya segitu kok, soal realita nya itu urusan beda lagi, yang penting di media sosial rame terlebih dahulu,”
Saya hanya mengangguk atas penjelasan dari teman saya tersebut. Saya yakin saja soalnya teman saya teserbut adalah pekerjaanya penulis warta yang bisa membolak balikkan fakta dari nyata berubah menjadi tak nyata. Bukankah dunia maya adalah bentuk ketidakmampuan di dunia nyata.
Maka, saat ini banyak orang banyak kalangan yang berebut untuk menjadi yang terbaik di dunia maya. Bukan menjadi nyata di dunia sebenarnya. Perihal upacara dengan jumlah yang fantastis akan tetapi praktik realita nya tak sesuai itu tak menjadi masalah bahkan menjadi hal wajar, sebab targetnya awal adalah dunia yang tak sebenarnya. Kalau dalam klan Uchiha dalam serial Naruto namanya Mangekyou Sharingan. Sebab Klan Uchiha soal mengunakan Mangekyou Sharingan lebih hebat dari pada lainnya.
“Sebenarnya kita hidup di dunia maya atau nyata? “
Teman saya selalu bertanya yang prinsipel tersebut. Bahkan boleh dikatakan pertanyaan tersebut tak layak di tanyakan dalam kondisi dan situasi sepeti ini, kondisi dimana setiap orang, setiap komunitas bahkan Ormas saling mengeklaim apabila anggotanya paling banyak, dan tersetruktur demi satu tujuan dan impian agar di lirik orang orang yang saling rebut di tahun 2024 nanti. Gawe besar lima tahunan sudah di hidangkan.
Kembali ketopik awal yaitu upacara yang mengumpulkan masa dengan jumlah yang ribuan akan tetapi realitasnya tak ada; tak masalah. Sebab saat ini yang di perlukan adalah branding, bagaimana kuatnya kita membranding sebuah produk atau pun kegiatan semua itu menjadi tolak ukur yang sebenarnya. Harus rame dan fantastis di dunia maya.