Siswa Abadiyah Gabus Juara 1 Lomba Sains Nasional
MANADO-Kompetisi Sains Madrasah (KSM) yang digelar secara rutin Oleh Kementerian Agama Republik Indonesia tahun ini menjadikan Manado sebagai tuan rumah. KSM tingkat Nasional berlangsung sejak 16 sampai dengan 21 September 2019. Agenda tersebut, menurut Menteri Agama RI, Luqman Hakim Ssyaifuddin adalah untuk membangun jiwa Kompetisi.
Dalam ajang Nasional tersebut, salah satu peserta didik asal Pati juga turut memboyong medali. Tak tanggung-tanggung, sebuah medali emas berhasil dipersembahkan oleh Muhammad Hanif, pelajar MTs. Abadiyah Gabus yang bertarung mewakili Jawa Tengah.
Muahammad Hanif (kedua dari kiri), peserta didik MTs Abadiyah yang berhasil meraih juara satu Matematika dalam ajang Kompetisi Sains Madrasah (KSM) tingkat Nasional di Manado, Jumat (20/9) |
Hanif berhak membawa pulang medali emas, piala the best overall, uang pembinaan serta beasiswa prestasi atas raihannya di ajang KSM. Ali Syarifuddin, guru pendampingnya menerangkan bahwa segala penghargaan tersebut diraih oleh anak didiknya atas prestasi sebagai juara 1 KSM cabang Matematika Terintegrasi.
Perolehan Hanif tentunya sangat membahagiakan khususnya bagi pihak MTs Abadiyah. Hal ini sangat beralasan, bahwa bahagimanapun, KSM merupakan sebuah kompetisi yang bergengsi. Tak kurang, 490 madrasah dan 60 sekolah dari 34 propinsi di Indonesia berjuang dalam ajang tersebut.
Kepala MTs Abadiyah, Drs. Saiful Islam, M.Pd. menyambut baik hasil ini. Ia menjelaskan kepada pcnupati.or.id bahwa perjalanan yang dilalui Hanif dan Abadiyah untuk meraih gelar demi gelar memang tidak mudah. Perlu diketahui, MTs Abadiyah, melalui Muhammad Hanif juga pernah mendapatkan medali perunggu dalam kejuaraan OSN yang digelar oleh Kemendikbud dalam bidang Matematika.
“Saya sangat bangga dengan perolehan ini. Ini adalah hasil kerja keras kita semua. Saya sampaikan terimakasih kepada Hanif, Bapak Ali Syarifuddin (guru pendamping) dan wali murid yang telah memberikan sumbangsih besar, bukan hanya bagi Abadiyah tapi bagi Jawa tengah” ungkapnya.
Saiful Islam juga membocorkan langkah-langkah yang diambil madrasah dalam mencetak peserta didik seperti Hanif. Menurutnya, kunci utama adalah ketekunan dan dukungan dari orang-orang terdekat. Selain itu, program-program yang mensupport plus pembimbing berkompeten juga sangat diperlukan.
Untuk yang terakhir itu, Saiful membentuk kelas Sains dengan jargon Gusdasi (Religius, Cerdas dan Berprestasi). Dalam kelas sains teraebut, peserta didik dibina secara khusus oleh madrasah. Selanjutnya, peserta didik akan digembleng dan diuji melalui training di Trainning Centre yang diselenggarakan oleh madrasah.(karim/ltn)