Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Kolom » Mengakhiri Ramadan dengan Husnul Khatimah

Mengakhiri Ramadan dengan Husnul Khatimah

  • account_circle admin
  • calendar_month Sel, 9 Apr 2024
  • visibility 40
  • comment 0 komentar

Oleh Hamidulloh Ibda*

Ramadan tahun ini sebentar lagi berakhir. Tinggal menunggu beberapa jam saja. Pertanyaannya, apakah kita tahun ini mengakhiri Ramadan dengan husnul khatimah? Ini bukan istilah untuk orang meninggal saja lo ya.

Khusnul khotimah atau khusnul khatimah ini terdiri atas dua kata, yaitu “khusnul” dan “khatimah” yang berarti secara bahasa, meninggal dalam keadaan baik. Kebalikannya adalah su’ul khatimah yaitu meninggal dalam keadaan hina.

Kata meninggal bukan bermakna meninggal dunia, tapi yang saya maksud adalah meninggalkan Ramadan untuk kembali ke Ramadan berikutnya. Ya, saya teringat waktu di akhir kepengurus Lembaga Pendidikan Ma’arif NU PWNU Jawa Tengah periode 2018-2023, ada yang bilang kalau aktif sampai akhir, kita bisa disebut khidmah dengan khusnul khatimah, artinya berhenti, meninggalkan dengan atau dalam keadaan baik.

Mengakhiri Ramadan dengan Sempurna

Setidaknya, khusnul khatimah saya sebut bahwa mengakhiri, atau meninggalkan Ramadan dengan mumtaz, kaffah, sempurna, baik, tanpa jejak buruk. Dalam konteks ini, setiap tahun, umat Islam di seluruh dunia merayakan akhir dari bulan suci Ramadan dengan penuh haru dan kegembiraan. Sebagai bulan yang penuh berkah dan ibadah, Ramadan mengajarkan banyak pelajaran berharga tentang kesabaran, ketekunan, dan pengendalian diri.

Namun, bagaimana cara kita mengakhiri Ramadan dengan sempurna dan menyongsong Hari Raya Idulfitri dengan penuh kebahagiaan dan kebaikan? Pertama, kita bisa menyempurnakan ibadah. Salah satu cara terpenting untuk mengakhiri Ramadan dengan sempurna adalah dengan menyelesaikan semua ibadah yang telah kita mulai selama bulan suci ini. Ini termasuk menyelesaikan pembacaan Al-Quran, meningkatkan frekuensi dan kualitas ibadah, dan memperbanyak doa dan zikir. Dengan melakukan ini, kita memastikan bahwa kita telah memanfaatkan Ramadan sebaik mungkin untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Kedua, memperbanyak sedekah, infak, bagi makanan berbuka/sahur, dan menebar kebaikan. Ramadan adalah waktu yang tepat untuk meningkatkan kebaikan dan berbagi rezeki dengan sesama. Sebagai bagian dari zakat fitrah, kita dapat memberikan sumbangan kepada yang membutuhkan untuk membantu mereka menikmati Hari Raya Idulfitri dengan lebih layak. Selain itu, kita dapat memperbanyak amalan-amalan kebaikan lainnya seperti memberikan makanan kepada yang lapar, membantu orang-orang yang kesulitan, dan memberikan maaf kepada mereka yang telah menyakiti kita.

Ketiga, merayakan kemenangan, reuni keluarga, teman pondok, teman sekolah, dan teman dolanan. Hari Raya Idulfitri adalah momen kemenangan bagi umat Islam setelah menjalani bulan puasa yang penuh tantangan. Ini adalah waktu untuk merayakan keberhasilan kita dalam menahan diri dari hawa nafsu dan untuk bersyukur atas segala berkah yang diberikan Allah SWT. Salah satu tradisi terpenting dalam menyambut Hari Raya Idulfitri adalah berkumpul dengan keluarga dan kerabat untuk saling memaafkan, berbagi kebahagiaan, dan bersatu dalam ikatan kasih sayang.

Keempat, takbiran, takbir keliling, dan salat Idulfitri. Takbiran adalah bagian penting dari perayaan Hari Raya Idulfitri, di mana umat Islam berkumpul untuk bersama-sama mengumandangkan takbir dan memuji kebesaran Allah SWT. Setelah itu, umat Islam melaksanakan salat Idul Fitri, yang merupakan salah satu ibadah utama dalam perayaan Idulfitri. Dengan melakukan takbiran dan salat Idulfitri, kita mengungkapkan syukur kita kepada Allah SWT atas segala berkah dan rahmat yang Allah berikan kepada kita.

Kelima, mensyukuri berkah Ramadan. Puasa Ramadan adalah kesempatan yang luar biasa untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, meningkatkan ibadah, dan memperdalam hubungan dengan sesama manusia. Menutup Ramadan dengan penuh hikmah berarti mensyukuri semua berkah yang telah diberikan Allah SWT selama bulan suci ini. Kita bisa mensyukuri kesehatan yang diberikan, kesempatan untuk beribadah, dukungan dari keluarga dan teman-teman, serta segala bentuk rejeki dan berkah lainnya yang telah kita terima.

Keenam, perenungan pembelajaran dari Ramadan. Terakhir, mengakhiri Ramadan dengan sempurna, dengan husnul khatimah juga berarti merenungkan pembelajaran dan pengalaman yang telah kita dapatkan selama bulan suci ini. Kita dapat mengevaluasi diri kita sendiri, memikirkan cara-cara untuk terus meningkatkan diri kita di masa mendatang, dan berkomitmen untuk tetap mempraktikkan nilai-nilai yang telah kita pelajari selama Ramadan.

Menyelesaikan puasa Ramadan dengan penuh hikmah adalah bagian penting dari perjalanan spiritual yang telah dilakukan selama sebulan penuh. Momen ini menjadi waktu untuk merenungkan pencapaian, mensyukuri berkah yang diterima, dan mempersiapkan diri untuk melangkah ke depan dengan kebaikan dan kesadaran yang lebih besar.

Dengan menyelesaikan puasa Ramadan dengan penuh hikmah, kita menghormati dan menghargai bulan suci ini serta mempersiapkan diri untuk melangkah ke depan dengan kebaikan, kesadaran, dan keberkahan yang lebih besar. Semoga Allah SWT menerima semua ibadah kita selama Ramadan dan memberkahi kita dengan kebahagiaan dan kesuksesan di masa mendatang.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, kita dapat mengakhiri Ramadan dengan sempurna dan menyongsong Hari Raya Idulfitri dengan penuh kebahagiaan, kebaikan, dan kesyukuran. Semoga perayaan kita menjadi berkat bagi kita semua dan membawa kedamaian dan keberkahan kepada seluruh umat Islam di seluruh dunia. Selamat Hari Raya Idulfitri! Taqabbalallahu Minna Wa Minkum, Minal ‘Aidin wal-Faizin, mohon maaf lahir dan batin.

 

*Dr. Hamidulloh Ibda, M.Pd., penulis lahir di Pati, 17 Juni. Saat ini menjadi dosen Institut Islam Nahdlatul Ulama Temanggung, Koordinator Gerakan Literasi Ma’arif (GLM) LP. Ma’arif NU PWNU Jawa Tengah 2018-2023, Pengurus LTN NU PCNU Kabupaten Temanggung 2019-2024, Kabid Media, Hukum, dan Humas Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah 2020-sekarang, aktif menjadi reviewer 19 jurnal internasional terindeks Scopus, reviewer 9 jurnal internasional, editor dan reviewer 25 jurnal nasional.

  • Penulis: admin

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • PCNU Pati Lantik Pengurus KBIH ZAM-ZAM NU

    PCNU Pati Lantik Pengurus KBIH ZAM-ZAM NU

    • calendar_month Jum, 20 Nov 2015
    • account_circle admin
    • visibility 53
    • 0Komentar

    Berdasarkan  hasil keputusan KBIH Zam-Zam NU Pati Pada 16 Oktober 2015 bertempat di Gemilang Resto Juwana yang telah menetapkan ketua terpilih mengantikan ketua lama yaitu H. Sa’dullah dengan menyusun Pengurus KBIH Zam-Zam NU yang baru Periode II Tahun 2015-2019, maka terpilihlah H. Mustamaji sebagai Ketua yang baru.             “Harapan saya ketua yang baru ini akan […]

  • Duo Jatim Kolaborasi dalam 1 Panggung Webinar KKN MDR Gembira

    Duo Jatim Kolaborasi dalam 1 Panggung Webinar KKN MDR Gembira

    • calendar_month Sen, 13 Sep 2021
    • account_circle admin
    • visibility 40
    • 0Komentar

    PATI – KKN MDR IPMAFA Gembira mengadakan Webinar (12/09). Kegiatan bertajuk ‘Literasi Digital Kaum Milenial’ ini dilaksanakan untuk melancarkan program kerja yang telah dicanangkan oleh kelompok KKN Gembira.  Diisi oleh Narasumber Dr. Abdullah Hamid, M. Pd. dan Ning Dhomirotun Fidaus, M. Pd. Webinar ini membahas tentang strategi dan teknik bermedia sosial , perempuan dan literasi […]

  • PCNU-PATI

    Ketua PCNU Pati Hadiri Peresmian RSIA Ultima, Ini Harapannya

    • calendar_month Sel, 27 Feb 2024
    • account_circle admin
    • visibility 38
    • 0Komentar

    Pcnupati.or.id – Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pati hadiri peresmian Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Ultima yang berada di Kecamatan Trangkil, Kabupaten Pati. RSIA pertama di Bumi Mina Tani ini diresmikan langsung oleh Penjabat (Pj) Bupati Pati, Henggar Budi Anggoro, Selasa (27/2/2024) pagi. Turut hadir pula dalam peresmian itu, di antaranya Rais Syuriah […]

  • PCNU Kabupaten Pati Jadi Tuan Rumah Seminar Literasi Wakaf NU

    PCNU Kabupaten Pati Jadi Tuan Rumah Seminar Literasi Wakaf NU

    • calendar_month Sab, 1 Jun 2024
    • account_circle admin
    • visibility 41
    • 0Komentar

        Setelah 2 minggu sebelumnya menyelenggarakan Bahtsul Masail bertema Tahqiq Wakaf Uang, maka pada Jumat, 31 Mei 2024 PCNU (Pengurus Cabang Nahdltul Ulama) Kabupaten Pati melalui LWPNU (Lembaga Wakaf dan Pertanahan) menyelenggarakan Seminar Literasi dan Inklusi Wakaf. Seminar ini merupakan kerjasama LWP PCNU Kabupaten Pati sebagai pelaksana acara dengan LWP PBNU, Kementerian Agama, dan […]

  • PMII Komisariat Syekh Mutamakkin Laksanakan Kewajiban Tahunan

    PMII Komisariat Syekh Mutamakkin Laksanakan Kewajiban Tahunan

    • calendar_month Sab, 2 Nov 2019
    • account_circle admin
    • visibility 46
    • 0Komentar

    TAYU-Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Syekh Mutamakkin menyelenggarakan Masa Penerimaan Anggota Baru (Mapaba). Ini merupakan tahap paling dini dalam organisasi PMII. Dengan mengikuti Mapaba, para calon anggota telah secara resmi menjadi bagian formal dari PMII. Paska Mapaba, masih ada beberapa step lagi untuk menunjang jiwa organisasia anggota. M. Shofyan al Nashr, salah satu pemantik […]

  • Tanya Jawab Bersama Syuriah

    Tanya Jawab Bersama Syuriah

    • calendar_month Sel, 7 Feb 2017
    • account_circle admin
    • visibility 39
    • 0Komentar

    Assalamu’alaikum warohmatullohi wabrokatuh Pak kiyai, apakah daging yang ada sisa darahnya ketika langsung direbus masih boleh dimakan ? pertimbangan saya itu adalah najis. wa’alaikum salam warohmatullohi wabarokatuh kita tahu bahwa darah termasuk barang najis yang tentunya diharamkan oleh agama,begitupun makanan-makanan yang terkena najis,yang mulanya halal menjadi haram. dalam kajian fiqih kita mengenal ada istilah najis […]

expand_less