Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Kolom » Jalan Kaki

Jalan Kaki

  • account_circle admin
  • calendar_month Sen, 19 Jun 2023
  • visibility 51
  • comment 0 komentar

Oleh : M. Iqbal Dawami

Dear kawan.

Ada sebuah buku yang menurut saya layak Anda baca. Judulnya A Philosophy of Walking karya Frederic Gros. Jangan-jangan Anda sudah membacanya? Syukurlah jika sudah baca. Tapi anggap saja Anda belum membacanya biar saya punya alasan untuk menulis ini.

Buku ini sudah diterjemahkan oleh penerbit Renebook dan terbit pada Februari 2020. Saya membelinya sekitar dua minggu lalu. Hingga saat ini saya baru membacanya sampai halaman 44 dari total 271. Saya tidak ingin buru-buru mengkhatamkannya. Saya ingin menikmatinya. Di samping itu saya memang sedang membaca dua buku lainnya juga.

Buku ini masih terkait dunia filsafat, meskipun bukan soal teori kefilsafatan. Anggap saja ini remah-remahnya di dunia filsafat. Tapi jangan salah, meskipun hanya remah-remah, konsep-konsep filsafat muncul dari sebuah aktivitas sebagaimana yang diceritakan dalam buku ini. Bahkan, bisa dikatakan aktivitas ini juga menjadi kunci produktivitas mereka dalam berkarya.

Dengan membaca buku ini saya harap Anda punya kebiasaan para filsuf yang disebutkan di dalam buku ini. Apa sih kebiasaan mereka? Jalan kaki. Ya, betul, jalan kaki. Sepele ya?

Mereka senang berjalan kaki, bahkan bisa berjam-jam. “Aku berjalan rata-rata satu jam di pagi hari, tiga jam di sore hari,” ujar Nietzsche.

Ide-ide mereka muncul pada saat jalan kaki. Saya berhusnuzan Anda pun punya kebiasaan jalan kaki. Mungkin pagi atau sore hari suka berjalan kaki. Selain menyehatkan, jalan kaki juga memunculkan ide-ide yang bisa ditulis. Buktinya para filsuf itu. Konsep-konsep filsafat mereka dapatkan pada saat berjalan kaki. Tokoh-tokoh filsafat yang disebutkan dalam buku ini yaitu Nietzsche, Rimbaud, Rousseau, Thoreau, Gerard de Nerval, dan Immanuel Kant. Satu lagi Mahatma Gandhi, meskipun dia tidak disebut sebagai filsuf.

Saya akan mengutipkan perkataan Nietzsche yang semoga Anda tergerak untuk segera berjalan kaki mulai sore ini atau esok pagi. Begini ucapannya:

“Kita menulis hanya dengan tangan; tetapi tulisan yang baik akan tercipta melalui kaki-kaki kita.”   

Penulis buku ini sendiri juga seorang filsuf yang barang tentu menyukai aktivitas jalan kaki. Dia mengatakan begini: Berpikirlah sembari berjalan, dan berjalanlah selagi berpikir, dan biarkan menulis menjadi jeda ringan, sementara tubuh yang berjalan beristirahat dalam perenungan ruang-ruang yang luas terbuka.

Saya sendiri meskipun bukan filsuf senang dengan jalan kaki, terutama di pagi hari. Selepas subuh biasanya saya jalan kaki sampai ke area persawahan. Kadang selepas mengantar anak-anak dan istri ke sekolah, saya menuju lapangan untuk mengitarinya dengan jalan kaki. Tidak lama-lama, hanya lima belas sampai tiga puluh menit. Badan saya terasa bugar.

Tapi beberapa kali pernah pula saya jalan kaki dengan durasi lama dan cukup jauh. Salah satunya ke desa Pakis. Desa ini tidak begitu jauh dari desa tempat saya tinggal. Pas sampai di desa ini cuaca sudah agak terang, sekitar pukul 05.30 WIB. Di desa Pakis ini terdapat pabrik gula yang berdiri sejak zaman Belanda. Tidak aneh jika di desa ini banyak bangunan peninggalan Belanda yang masih terawat. Ada yang dijadikan rumah dinas pegawai pabrik, bank, maupun sekolah taman kanak-kanak.

Saya terus menyusuri jalan raya Pati – Tayu km. 3 yang membelah desa Pakis ini. Tak jauh dari pabrik ada Pasar Pakis yang letaknya  di depan kantor Desa. Dan di samping kantor tersebut ada Perguruan Islam Raudlatut Tholibin. Setelah melewati Pasar terdapat dua gereja yang hampir berhadapan yang dibatasi oleh jalan raya. Untuk level desa yang jauh dari perkotaan terdapat gereja—bahkan lebih dari satu—itu sungguh luar biasa. Setahu saya di sekitar alun-alun Tayu sendiri ada dua gereja juga. Jadi tingkat kecamatan saja empat gereja. Menarik untuk ditelusuri lebih lanjut, bagaimana awal mula banyak gereja di kecamatan Tayu, khususnya di desa Pakis. Dugaan sementara saya sih faktor adanya pabrik gula yang berdiri sejak zaman Belanda.

Hal yang menarik lainnya lagi di desa Pakis ini adalah irigasinya sangat berfungsi. Saya lihat aliran airnya begitu dirawat. Airnya mengaliri persawahan yang ada di desa Pakis. Tak aneh jika di sisi-sisi jalan raya di desa ini begitu rimbun dengan pepohonan. Di ujung desa menuju Tayu terdapat RS Sebening Kasih. Rumah Sakit ini cukup diandalkan oleh masyarakat sekitar Kecamatan Tayu. Bahkan dari kecamatan lain sering berobat dan rawat inap ke sini.

Ya bonus jalan kaki rupanya memberi jeda bagi kita untuk menikmati dengan saksama hal-hal yang sering kita lewati.

Begitu dulu, kawan. Selamat berjalan kaki.

  • Penulis: admin

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • 2025, FKPT Jateng Siap Ambil Data Riset Indeks Risiko Terorisme (IRT) dan Indeks Potensi Radikalisme (IPR)

    2025, FKPT Jateng Siap Ambil Data Riset Indeks Risiko Terorisme (IRT) dan Indeks Potensi Radikalisme (IPR)

    • calendar_month Kam, 18 Sep 2025
    • account_circle admin
    • visibility 125
    • 0Komentar

      Pcnupati. or.id Semarang – Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah siap melaksanakan riset Indeks Risiko Terorisme (IRT) dan Indeks Potensi Radikalisme (IPR) pada tahun 2025. Riset ini akan dilakukan di 15 kabupaten/kota untuk IRT dan 10 kabupaten/kota untuk IPR dengan total responden mencapai 600 orang. “Setiap enumerator akan menghimpun data dari 20 hingga […]

  • PAC Muslimat NU Gembong Lantik Dua Ranting

    PAC Muslimat NU Gembong Lantik Dua Ranting

    • calendar_month Ming, 15 Des 2019
    • account_circle admin
    • visibility 63
    • 0Komentar

    GEMBONG-Dua Ranting Muslimat NU Gembong resmi menunaikan sumpah jabatannya. Setelah dipilih beberapa bulan silam, Pengurus Ranting Muslimat NU Desa Ketanggan dan Kendil dilantik Jumat (13/12). Para Pengurus Ranting Muslimat NU Desa Ketanggan dan Kendil usai pelantikan dua ranting tersebut di Ponpes Shofa Az Zharo Gembong, Jumat (13/12)  Maria Ulfah, S.Ag. menyampaikan bahwa masih ada beberapa […]

  • Sebuah Visi Hidup Kaum Santri

    Sebuah Visi Hidup Kaum Santri

    • calendar_month Sen, 8 Mei 2017
    • account_circle admin
    • visibility 71
    • 0Komentar

    Buku yang bertajuk kisah keseharian di pesantren ini, penulis mencoba memberikan informasi terkait kegiatan yang di lakukan oleh para kaum sarungan. Bisa dikatakan sebagai pembuka jendela kecil pembuka cerita-cerita yang tersimpan pendam di pesantren. (hal vi) Malamatiyyah, istilah ini dipopulerkan pertama kali oleh seorang sufi asal Naisabur Khurasan, yaitu Syaikh Hamdun bin Ahmad al-Qashshar (wafat […]

  • Siswa siswi SMA dan MTs Joyo Kusumo Gelar Penanaman 1.000 Pohon di Desa Pasuruhan dan Jetis Pesagi

    Siswa siswi SMA dan MTs Joyo Kusumo Gelar Penanaman 1.000 Pohon di Desa Pasuruhan dan Jetis Pesagi

    • calendar_month Kam, 17 Jul 2025
    • account_circle admin
    • visibility 109
    • 0Komentar

    pcnupati.or.id – Dalam rangka mewujudkan komitmen terhadap kelestarian alam dan pendidikan karakter berbasis lingkungan, SMA dan MTs Joyo Kusumo sukses menyelenggarakan kegiatan penanaman 1.000 pohon di Desa Pasuruhan dan Jetis Pesagi, Kecamatan Kayen. Acara yang berlangsung sejak pagi hingga siang hari ini tidak hanya melibatkan seluruh civitas akademika sekolah/ madrasah di bawah naungan Yayasan Joyo […]

  • Pelajaran Penting dari Ronaldo. Photo by Colin + Meg on Unsplash.

    Pelajaran Penting dari Ronaldo

    • calendar_month Kam, 12 Jan 2023
    • account_circle admin
    • visibility 65
    • 0Komentar

    Oleh: Maulana Karim Sholikhin* Bintang itu bernama Ronaldo. Paska piala dunia, dirinya bak tebu yang sepahnya dibuang  secara hina setelah manisnya habis dihisap Real Madrid dan Juventus. Akibat kualitas permainannya jauh dari ekspektasi fans (yang tentunya banyak faktor yang berkontribusi), citra Ronaldo semakin terjun bebas paska pulang dari hajatan piala dunua. Tenggelamnya nama besar bintang […]

  • MWCNU adakan santunan Berbagi dengan Yatama dan Dhuhafa’

    MWCNU adakan santunan Berbagi dengan Yatama dan Dhuhafa’

    • calendar_month Rab, 5 Jul 2017
    • account_circle admin
    • visibility 104
    • 0Komentar

    Pati. Jajaran Pengurus MWCNU Batangan mengadakan santunan anak yatim piatu dan duafa, bersama keluarga besar ikatan remaja masjid dan Ansor ranting desa Klayusiwalan, Batangan Pati 18/6 kemarin. “Meskipun pada tahun ini kami Pengurus MWCNU Batangan baru bisa memberikan santunan 28 anak Yatama dan 200 dhuhafa’, hal ini merupakan sebuah perkembangan bagi kami, semoga kedepannya akan […]

expand_less