PMI Pati Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Bandang di Sinomwidodo
Pcnupati.or.id – Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Pati kunjungi korban banjir bandang di Desa Sinomwidodo, Kecamatan Tambakromo, Kamis (1/12/2022) siang.
Ketua PMI Pati, Haryanto bersama para relawan mendistribusikan bantuan untuk korban terdampak banjir bandang serta korban meninggal dunia, atas musibah di desa tersebut.
Didampingi Wakil Ketua I bidang kebencanaan Sugiyono serta Kepala Markas PMI Kabupaten Pati Sugiyanto, Haryanto yang datang bersama Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Pati, PMI Grobogan, dan perwakilan dari RSUD RAA Soewondo Pati serahkan bantuan kepada Madyo (65) warga setempat.
Selain menyalurkan bantuan untuk perbaikan rumah Madyo, Haryanto juga berikan bantuan logistik untuk pengungsi yang saat ini tinggal sementara di masjid.
Tak hanya itu, relawan serta truk tanki milik PMI Pati juga dikerahkan untuk membantu pembersihan sisa material lumpur akibat banjir bandang.
“Tadi yang kami bantu khususnya adalah untuk rumah yang ambruk. Dari Baznas ada Rp15 juta, kemudian dari PMI Rp2 juta ditambah sembako. Kami sifatnya hanya membantu, bantuan ini belum cukup untuk mengembalikan bangunan seperti semula, karena ini musibah,” kata Haryanto.
Haryanto menambahkan, dirinya sengaja mengajak pihak lain untuk berkoordinasi agar nantinya kebutuhan para pengungsi dapat tercukupi.
“Kebutuhan pengungsi di antaranya adalah kasur, pakaian, selimut, celana dalam dan lain-lain. nanti akan kami upayakan. Untuk sementara ini yang baru kami berikan baru beras, mi instan, gula, minyak dan kebutuhan logistik lainya,” imbuhnya.
Diketahui, banjir bandang yang terjadi pada Rabu (30/11/2022) malam itu merusak ratusan rumah warga Desa Sinomwidodo, Kecamatan Tambakromo. Namun rumah milik Madyo mengalami kerusakan yang terparah. Lantaran rumah yang selama ini ditinggalinya roboh rata dengan tanah. Bahkan perabotan rumah miliknya juga tidak ada yang dapat diselamatkan.
Madyo menuturkan bahwa banjir bandang pada malam itu diawali dengan hujan deras serta angin kencang. Hingga akhirnya pada malam hari debit permukaan air semakin naik.
“Saya tidak tahu persisnya berapa meter, yang jelas lebih dari satu meter. Saya langsung lari ke masjid untuk menyelamatkan diri,” tutur Madyo. (angga/ltn)