Siswa MA Salafiyah Kajen Raih Prestasi Internasional, Bikin Gel Anti Gatal Berbahan Pelepah Pisang

Pcnupati.or.id – Siswa Madrasah Aliyah (MA) Salafiyah Kajen, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati, kembali meraih prestasi di ajang internasional. Siswa itu adalah Ulil Albab dan Asrina Citra Hidayah yang baru saja mendapatkan bronze medal dari World Innovative Science Project Olympiad (WISPO) yang digelar oleh Indonesia Scientific Society (ISS), belum lama ini.
Mulanya, kedua siswa itu mempunyai ide untuk membuat gel anti gatal. Gagasan itu muncul setelah melihat persoalan para santri Pondok Pesantren yang kerap mengalami penyakit gatal.
Ulil Albab mengatakan, dari persoalan itu pihaknya mencoba untuk mencari solusinya. Hingga akhirnya mereka menemukan batang pisang yang memiliki kandungan Tanin, Saponin, dan Flavonoid yang dinilai efektif untuk menghambat pertumbuhan bakteri.
“Khusunya pisang raja yang banyak ditemukan di sekitar sekolah kami. Sedangkan biasanya setelah berbuah, batang atau pelepah pisang akan dibuang begitu saja. Jadi kami manfaatkan saja,” jelas siswa Kelas XII ini saat ditemui di Laboratorium madrasah, Senin (26/12/2022).
Ia menyebut, pihaknya butuh waktu sekitar dua bulan untuk membuat temuan itu. Menurut dia, kendalanya berada saat proses ektraksi. Untuk menemukan formulasi yang tepat, ia bahkan harus melakukan beberapa kali percobaan.
Sementara itu guru pembimbing dua siswa tersebut, Isyarotuz Zakiyyah menjelaskan, temuan anak didiknya yang diberi nama Saka Banana Gel itu berhasil mendapatkan medali perunggu dari ajang WISPO yang digelar Indonesia Scientific Society. Pada kompetisi itu, siswanya bersaing dengan 200 project dari 22 negara.
“Sedangkan yang masuk final itu dari Indonesia, Khazaktan, Malaysia, Vietnam, Thailand dan Armenia,” kata dia.
Ia menilai temuan anak didiknya itu memiliki banyak kelebihan. Seperti halnya jarang ada obat gatal yang berbentuk gel. Sehingga akan terasa lebih adem ketika dioleskan.
“Kelebihan lainnya adalah bahannya yang menggunakan pelepah pisang, yang sebelumnya tidak memiliki nilai manfaat sekarang bisa bernilai guna,” tutur dia.
Menurut dia, jika dinilai dari segi ekonimis, gel anti gatal itu sangat potensial untuk dikembangkan lebih lanjut. Sebab biaya produksinya cukup terjangkau.
“Dengan minimnya biaya produksi itu tentu bisa membantu anak-anak pondok juga,” imbuh dia.
Kepala MA Salafiyah Kajen, Masrukhan, mengaku cukup bangga dengan prestasi dua siswanya itu. Apalagi, madrasah tersebut memang berkomitmen dalam progam akademik maupun pendidikan agamanya.
“Diprogam akademik kami mengutamakan riset, sementara dalam pendidikan agama ada tahfidz dan kitab,” jelas dia.
Masrukhan berharap, hasil temuan itu bisa ditindaklanjuti ke depannya. Di antaranya dengan melakukan uji laboratorium lanjutan. “Kami juga terbuka untuk pihak ketiga dalam mengembangkannya,” tandas dia. (Angga/LTN)