Iklan
Khutbah

Sholawat Kepada Kanjeng Nabi Sebagai Solusi

 
الحمد لله ثم الحمد لله الحمد حمداً يوافي نعمه ويكافئ مزيده، يا ربنا لك الحمد كما ينبغي لجلال وجهك ولعظيم سلطانك، سبحانك اللهم لا أحصي ثناءاً عليك أنت كما أثنيت على نفسك، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن سيدنا ونبينا محمداً عبده ورسوله وصفيه وخليله خير نبي أرسله، أرسله الله إلى العالم كله بشيراً ونذيراً. اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد صلاةً وسلام اً دائمين متلازمين إلى يوم الدين، وأوصيكم أيها المسلمون ونفسي المذنبة بتقوى الله تعالى. أما بعد:
Ma’asyiral Muslimin Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah
                Dahulu, para salafus sholih ketika tertimpa musibah, mereka mengobati diri mereka dengan solusi yang ada dalam agama Allah Ta’ala. Yaitu dengan bermunajat, memperbanyak istighfar karena dosa-dosa yang telah dilakukan, dan menambah erat hubungan mereka dengan Kanjeng Nabi shollallahu alaihi wasallam melalui memperbanyak sholawat kepadanya. Yang mereka gunakan untuk menghadapi persoalan hidup adalah obat amaliah, untuk menghilangkan musibah mereka, memperbaiki persoalan mereka setelah munculnya kerusakan, serta agar kembali baik perkara mereka setelah adanya goncangan musibah.
                Adapun muslimin saat ini, kebanyakan apabila dirinya menghadapi persoalan hidup atau musibah sedang menimpanya, mereka berusaha sendiri menyelesaikan persoalan tersebut dengan apa yang dinamakan saat ini pemikiran islam. Mereka mencoba untuk berfikir, dan mendiskusikan tentang islam, dan saling menukar hasil pemikiran mereka tentang Islam. Dialog yang berkepanjangan tanpa ujung tentang prinsip dasar Islam, problematika serta persoalan yang mengitarinya, pada akhirnya pun berakhir seperti awal semula (tanpa ada titik temu).
                Mereka menggunakan lisan, diskusi dan perbincangan terus menerus yang tiada ujung sebagai obat (solusi). Itulah pemikiran. Mungkin kita semua sering mendengar kalimat yang tidak pernah kita temukan dalam kamus sejarah Islam kita. Yaitu kalimat pemikiran Islam ataupun Pemikir Islam. Dimana kesibukannya tiada lain melihat persoalan atau musibah yang sedang menimpa muslimin. Mereka saling berdiskusi tentang solusi yang dapat memecahkan persoalan, tanpa bergerak kecuali ditempat mereka. Dan tidak menyelesaikan persoalan tersebut kecuali dengan memperbanyak bicara, komentar dan komentar. Itulah pemikiran.
                Ibadallah…
                Kedua solusi yang dipakai antara muslimin saat ini dengan muslimin masa salafus sholih sangatlah berbeda jauh. Padahal apabila kita telusuri kembali, dan benar-benar ingin mengetahui solusi (obat) mujarrob untuk semua penyakit keadaan, musibah dan permasalahan kita saat ini sebagaimana yang pernah dipakai oleh masa dahulu, adalah suluk (aksi amaliyah). Hal tersebut melebihi mujarabbnya daripada sekedar pemikiran.
                Seorang muslim yang benar-benar serius menjaga keislamannya serta agamanya, tentunya harus iman kepada Kitab Allah dan meyakini kebenaran Sunnah Rosulullah shollallahu alaihi wasallam. Selain itupula dirinya harus iman atas perkara-perkara ghaib yang melampaui pemikiran. Sudah saatnya saat ini kita memasuki dimensi amal atau suluk. Bukan saatnya lagi berhenti pada pemikiran, melainkan kita semua saat ini membutuhkan serta menjadikan amal sebagai obat kita. Sebagai solusi kita. Karena amal atau suluk-lah yang telah senantiasa diingatkan oleh kitab Allah Ta’ala. Antara lain adalah firmanNya:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا لَقِيتُمْ فِئَةً فَاثْبُتُوا وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ} [الأنفال: 45]
                “Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian bertemu pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kalian dan berdzikirlah kepada Allah sebanyak-banyaknya, agar kalian beruntung”.
                Dalam ayat tersebut, Allah Ta’ala terlebih dahulu menempatkan musykilah dan musibah di depan, setelah itu baru menempatkan solusi yaitu berpegang teguh kepada Gusti Allah Ta’ala dan Berdzikir.
                Ibadallah…
                Ketika kalian menjumpai sekelompok pasukan musuh yang akan merebut hak kalian, apa solusi yang ditawarkan oleh Gusti Allah? apakah pemikiran yang selama ini telah kita jadikan sebagai upaya solusi? Bukan. Tidak lain adalah berpegang teguh kepada Gusti Allah Ta’ala dan Berdzikir. Itulah jalan kemenangan dan itulah solusi.
                Dimana mereka yang benar-benar mau menggunakan obat atau solusi tersebut? Dimana mereka yang mau mengganti pemikiran serta dialog yang tiada ujung dengan dzikir kepada Allah Ta’ala? Kenapa ketika kita lihat disekeliling kita yang banyak kita temukan hanyalah pemikiran yang tertulis, pemikiran yang diucapkan? namun sangat sedikit kita temukan orang-orang yang kembali pada solusi yang telah diberikan Gusti Allah Ta’ala melalui Kanjeng Nabi shollallahu alaihi wasallam?!
                Ibadallah…
                Betapa banyak kita jumpai persoalan yang sering terjadi disekeliling kita, yaitu persoalan yang berkaitan dengan hati, kegalauan serta kegelisahan yang semakin bertambah pada jiwa seseorang. Kita semua mengerti bahwa hal tersebut tidak akan dapat diselesaikan hanya dengan diceramahi hasil diskusi.
                Kanjeng Nabi shollallahu alaihi wasallam telah memberikan kepada kita solusi yang mujarrob untuk menghadapi musibah. Yaitu MEMPERBANYAK SHOLAWAT KEPADA BELIAU SHOLLALLAHU ALAIHI WASALLAM. Namun berapa banyak orang yang mengabaikan atau meragukan solusi/obat tersebut? Berapa banyak pula orang yang menggunakannya sebagai obat dalam menjalani hidup sehari-hari?
                Memang saat ini kita mengalami masa dimana; perdebatan, dialog, diskusi adalah sebagai solusi menyelesaikan permasalahan. Bahkan seakan itu adalah satu-satunya cara untuk menemukan solusi. Sampai-sampai solusi yang telah diberikan oleh Islam sendiri terabaikan. Islam suluki berubah menjadi fikr lisani.
                Ibadallah…
                Mungkin diantara kita muncul pertanyan, mengapa solusi tersebut adalah sholawat? Tidak lain, sebagaimana yang telah sampai kepada kita melalui banyak riwayat dari ulama’ bahwa Kanjeng Nabi shollallahu alaihi wasallam telah bersabda:
“من صلى علي واحدة صلى الله عليه عشرة”
                “Barangsiapa bersholawat kepadaku sekali, maka Gusti Allah akan memberikan kepadanya sepuluh sholawat”
                Apa yang dimaksud dengan sholawat Allah Ta’ala kepada hambaNya? Sholawat Allah Azza wa Jalla kepada hambaNya adalah rahmat dan maghfiroh. Ketika kita telah mengetahui bahwa tatkala kita bersholawat kepada Kanjeng Nabi shollallahu alaihi wasallam sebanyak satu kali maka Gusti Allah Ta’ala akan memberikan rahmat dan maghfirohnya sebanyak sepuluh kali, hal tersebut menandakan bahwa Gusti Allah Ta’ala merahmati kita dan senantiasa merahmati kita berkali-kali, begitupula mengampuni dosa-dosa kita. Dan berkat rahmat dari Gusti Allah Ta’ala tersebutlah permasalahan, kegalauan dan kegelisahan hati kita akan hilang dengan sendirinya. Bukankah semua ujian hidup adalah dari Gusti Allah Ta’ala?
                Diriwayatkan oleh Sayyidina Ubay bin Ka’b Rodliyallahu anhu, suatu ketika dipertengahan malam, Kanjeng Nabi shollallahu alaihi wasallam berseru: “Hai manusia, kini telah tiba khabar yang menggetarkan, telah tiba maut dengan segala serta mertanya telah datang maut dengan segala tanggung jawabnya (perhitungannya). Ingatlah (berdzikirlah) pada Allah. Mendengar seruan Kanjeng Nabi shollallahu alaihi wasallam, Sayyidina Ubay bin Ka’b matur: “Wahai Rosulullah, saya ingin memperbanyak sholawat kepadamu, berapa waktuku yang harus aku luangkan untuk bersholawat kepadamu?” Kanjeng Nabi shollallahu alaihi wasallam dawuh: “terserah kamu”. “Seperempat?”. “Terserah kamu, namun jika kau menambahnya tentunya lebih bagus”. “Sepertiga?”. “Terserah kamu, namun jika kau menambahnya tentunya lebih bagus”. “Setengah?”. “Terserah kamu, namun jika kau menambahnya tentunya lebih bagus”. Mendengar jawabannya Kanjeng Nabi shollallahu alaihi wasallam yang seakan memberi isyarat bahwa lebih banyak lebih bagus, maka Sayyidina Ubay bin Ka’b matur: “Baik, akan aku infaqkan waktuku semuanya untuk bersholawat kepadamu wahai Rosulullah”. Lantas, apa jawaban Kanjeng Nabi shollallahu alaihi wasallam? beliau dawuh: “Daripada itu, akan dicukupi semua kerisauan hatimu dan Gusti Allah Ta’ala akan mengampuni semua dosa-dosamu”.
                Ibadallah…
                Itulah ucapannya Rosululloh shollallahu alaihi wasallam mengenai barokah sholawat. Apakah itu hanyalah kalam farigh (ucapan yang tidak memiliki arti)? apakah itu kabar kebenaran yang datang dari Gusti Allah Ta’ala melalui Kanjeng Nabi shollallahu alaihi wasallam? Apakah kita masih tidak yakin dengan obat atau solusi yang telah diberikan oleh Kanjeng Nabi shollallahu alaihi wasallam kepada kita?
Wastaghfirulloah lii walakum…
Khutbah ke 2:
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا اَمَّا بَعْدُ:
فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ

Iklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Konten Terkait

Back to top button