Iklan
Celoteh

Perempuan, Puasa dan Menstruasi

Puasa adalah ibadah wajib bagi umat Islam selama bulan Ramadhan. Dengan syarat yang menjalankan dalam keadaan sehat jasmani dan rohani wajib menjalani rukun Islam tersebut. Namun, ada beberapa golongan yang boleh meninggalkan puasa dapat dispensasi salah satunya yaitu perempuan sedang menstruasi.


Perempuan yang sedang menjalankan fitrahnya ini (menstruasi), selama bulan ramadhanbseharusnya mendapatkan ruang privasi. Bukan tanpa sebab mengapa perempuan yang sedang menstruasi boleh tidak berpuasa. Seperti yang tertuang dalam hadist, yang artinya
“Dan wajib mengqadha puasa tidak wajib menqadha shalat, berdasarkan perkataan ‘Aisyah radhiyallaahu ‘anhu: “Kami mengalami haid. Kami diperintahkan untuk mengqodho puasa dan kami tidak diperintahkan untuk mengqodho’ shalat. Dan terjadi kesepakatan ulama dalam masalah tersebut. Makna yang terkandung dalam riwayat di atas bahwa shalat itu banyak sehingga berat mengqadha’nya, berbeda dengan puasa.” (Kitab Mughnil Muhtaaj Ilaa Ma’rifati alfaazhil Minhaaj karya Syaikh yang berjuluk Syamsuddin, Muhammad bin Muhammad Al-Khatib As-Syarbini juz I halaman 109 dalam maktabah syamilah, jatim.nu.or.id)


Selain sudah ada dasar hukum agama, ternyata ada fakta medis dibalik ketentuan ini. Memaksakan diri untuk menahan lapar dan dahaga saat menstruasi malah dapat memicu banyak gejala dan membuat tubuh tidak nyaman. Umumnya perempuan yang sedang menstruasi akan mengalami gejala yang berbeda-beda pada kondisi tubuhnya.

Konten Terkait
Iklan


Itu pun bisa diawali dari pra menstruasi, saat menstruasi, dan bahkan pasca menstruasi. Ada yang mengalami sakit perut, ada yang mengalami sakit dibagian payudara, ada juga yang sampai tidak bisa melakukan aktivitas (hanya terbaring lemah diatas kasur). Namun, tidak menutup kemungkinan ada juga yang tidak mengalami gejala apapun.


Bicara mengenai menstruasi dan puasa, kebetulan Ramadhan tahun ini saya meninggalkan ibadah wajib ini selama delapan hari. Dua hari sebelum ditentukannya awal puasa, saya kedatangan tamu yang setiap bulan tak pernah absen untuk singgah. Awalnya saya merasa kecewa karena tidak bisa ikut menjalankan puasa di hari pertama karena dua tahun sebelumnya pun juga sudah tidak menjalani. Tapi ya mau bagaimana lagi, saya hanya bersyukur menjalankan apa yang sudah menjadi kodrat seorang perempuan.
Hari berganti hari, seakan waktu berjalan lambat sekali. Hari di bulan puasa berbeda dengan hari hari lainnya. Lama dan panjang. Sebenarnya sama seberti hari hari sebelumnya, waktu berputarnya pun sama. Sehari semalam masih tetap 24 jam, yang membedakan adalah perasaan kita saja. Yang selalu menunggu matahari tenggelam dan adzan magrib berkumandang. Oleh sebab itu saat saya menstruasi Ibu menegur meskipun dalam candaan.


“Kok lama menstruasinya Mba”. ujarnya
Saya sempat kaget tumben Ibu bilang seperti itu. Padahal tiap bulan sebelumnya tak pernah bertanya.


“Ini baru hari ke-8 bu, biasanya kan 10 hari”timpal saya


Ibu hanya manggut-manggut, tanpa besengut saat mendengar jawaban saya. Tapi kemudian saya berpikir, apa karena momennya sedang puasa maka waktu berjalan sangat lambat, meskipun kita tahu jarum jam akan selalu berputar pada rotasi yang sama sampai kapan pun.
Tidak hanya Ibu, saudara kecil saya ikut menimpali.


“Mbok ya disumbat wae, biar ndak keluar terus” ucapnya.


Karena dia geram melihat saya yang katanya enak bisa makan dan minum disaat yang lainnya sedang menahan lapar dan dahaga. Selaian Ibu dan adik sekandung saya, teman sekantor pun pernah berucap demikian yang katanya menjadi perempuan itu enak karena boleh tidak berpuasa.


Sebenarnya apa yang disampaikan saudara saya dan juga teman sekantor, ini hanyalah spontan dan terkesan sebagai candaan, tapi kok agak aneh dengarnya. Kita sebagai perempuan tidak mengajukan permintaan khusus kok (menstruasi) kepada Tuhan. Kita hanya menjalani apa yang telah menjadi kehendaknya.


Perlu digaris bawahi, seorang perempuan meskipun tidak puasa sebab menjalani fitrah, ia diwajibkan untuk mengqadha puasa yang ditinggalkan. Meskipun sudah menjadi hal lumrah, kita ini terkadang lupa dan sesaat kita akan mengatakan enak menjadi perempuan karena bisa makan dan minum, sedangkan yang lainnya sedang berpuasa. Bayangkan di bulan-bulan selain ramadhan perempuan akan menjalani puasa sendiri karena masih memiliki hutang puasa. Dan apabila hutang tersebut belum dilunasi sampai datangnya ramadhan tahun berikutnya, ia wajib membayar fidyah. (Inayatun Najikah,)

Iklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Konten Terkait

Back to top button
bandar togel ppidsulsel.net stmik-hsw.ac.id bprdesasanur.com sv388 https://pa-kualakapuas.go.id/ widyagama.org univpancasila.com klik88 provider game slot www.paramadina.org slot gacor klik88 slot gacor scatter hitam slot gacor idn situs slot gacor live casino online game slot slot gacor pg slot gacor malam ini slot pragmatic play link tok99toto tok99toto login slot scatter hitam bojonegorokab.net menpan.net www.latinseminary.org k86sport login slot gacor zeus slot gacor idn slot mahjong mudah jackpot slot gacor 4d https://smpn10kotasukabumi.or.id/ slot klik88 klik88 login slot gacor slot demo