Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Kolom » Peran Tasawuf dalam Perkembangan Islam di Indonesia

Peran Tasawuf dalam Perkembangan Islam di Indonesia

  • account_circle admin
  • calendar_month Kam, 8 Agu 2019
  • visibility 29
  • comment 0 komentar

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan tingkat keragaman –baik budaya, karakteristik, watak, ras, agama, dll- yang tinggi. Tingginya tingkat keragaman berpotensi besar menimbulkan perselisihan dan konflik. Maka salah satu nilai penting yang dibutuhkan bangsa ini dalam menghadapi perbedaan adalah toleransi. Hal itu yang dilakukan oleh Walisongo dalam menyebarkan Islam di nusantara.

Islam menjadi agama mayoritas di Indonesia bukan tanpa alasan, pendekatan tasawuf yang digunakan oleh Walisongo memberi pengaruh besar terhadap berkembangnya Islam di Indonesia dan Asia Tenggara. Bandingkan dengan negara lain di mana Islam datang melalui peperangan atau senjata, Islam sulit berkembang.

Para pendakwah Islam datang ke nusantara membawa ajaran agama Islam, bukan kemasan namun substansinya. Walisongo sukses mengajarkan substansi Islam menggunakan pendekatan tasawuf melalui berbagai bidang kehidupan masyarakat.

Sebelum Islam, di Indonesia telah ada berbagai macam aliran kepercayaan, animisme, dinamisme, Hindhu, dan Buddha. Budaya yang telah melekat dalam kehidupan bermasyarakat tidak lantas diharamkan dan dihancurkan, namun tetap dijalankan sedemikian rupa sehingga masyarakat tidak merasakan ancaman.

Sebagai contoh penggunaan Bedug sebelum Adzan, tradisi wayang, kondangan, atau peringatan 7 hari, 100 hari, 1000 hari dari meninggalnya saudara. Oleh Walisongo berbagai kekayaan tersebut dihiasi dengan ajaran agama Islam sehingga tidak ada yang menyimpang. Tradisi nusantara itu menyatu dengan alam, dan ini sesuai dengan ajaran agama Islam.

Pernah suatu ketika seorang sahabat melihat seseorang sholat menghadap pohon, kemudian dilaporkan kepada Rasulullah. Rasulullah bertanya ciri-ciri orang yang dimaksud kemudian menjawab, “itu adalah (Nabi) Khidzir, sampaikan salamku kepadanya”. Apakah Khidzir musyrik? Beliau sudah mencapai tingkat tertinggi dalam tasawuf di mana tidak ada yang benar-benar wujud kecuali Allah SWT. Alam ada karena diciptakan oleh Allah, penampakan alam hanyalah kamuflase –dalam bahasa kita wujud yang relatif-, Allah menyebut dirinya Al-Haqq sementara alam adalah tajallinya Allah, seluruh alam berzikir kepada Allah.

Dengan demikian kita tidak akan mudah mengkafirkan orang lain, kalau masih ada orang yang mudah menyalahkan maka ia harus banyak lagi belajarnya. Kebenaran dalam Islam itu ada dimana-mana maka ambillah yang tercecer di antara kamu sekalian. Orang Arif tidak pernah mencari kambing hitam, namun diam-diam menyelesaikan masalah tanpa menepuk dada.

Tasawuf jika diterapkan dalam berbagai bidang akan sangat menyejukkan dan membawa kita hidup dalam kedamaian. Tasawuf adalah teosofi, pendalamannya berkelanjutan. Tasawuf dan fiqh adalah dua hal yang saling menopang dalam garis vertikal dan sama-sama berangkat menuju garis horizontal –menuju Allah-. Maka dalam beragama, tasawuf dan fiqh tidak bisa ditinggalkan salah satunya tetapi saling mengisi dan melengkapi.

Begitu pula dalam mencari ilmu, epistemologi keilmuan kita jangan hanya terpaku pada materi, harus ditambah dengan epistemologi ilmu laduni, ilmu yang diberikan langsung oleh Allah. Ilmuwan muslim abad pertengahan mampu menghasilkan karya yang gemilang dalam bidang astronomi, matematika, kimia, atau kedokteran padahal laboratorium belum secanggih sekarang, tetapi perhitungan mereka tepat. Tidak lain karena Allah yang mengajarinya, ‘allamal insana ma lam ya’lam, mengajari manusia apa yang tidak diketahuinya.

Alangkah miskinnya seorang murid, jika gurunya hanya manusia. Belajar kepada guru yang alim adalah jalan mendapatkan ilmu, berguru pada Allah maka akan mendapatkan ilmu yang tidak kita ketahui. Ilmuwan muslim dulu selalu berguru dengan “sajadah tengah malam”, qiyamullail sehingga petunjuk Allah langsung datang pada kita.

Dirangkum oleh : Sofyan An Nasyr (Divisi Diklat LTN-NU Pati, Dosen IPMAFA)
Disarikan dari penyampaian
Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A;
Imam Besar Masjid Istiqlal dan Rektor PTIQ Jakarta
Dalam Seminar Internasional “Toleransi di Kawasan Asia Tenggara”
Oleh MUI Kota Salatiga, 3 Agustus 2019

  • Penulis: admin

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Kalau Ada Fetish, Jangan Digeneralisasi

    Kalau Ada Fetish, Jangan Digeneralisasi

    • calendar_month Sel, 14 Okt 2025
    • account_circle admin
    • visibility 1.056
    • 0Komentar

    Oleh: Maulana Karim Shalikhin* “Wow, coba lihat, susunya besar dan kencang,” kata seorang pria yang fetish pada payudara. Setiap melihat wanita dengan body montok, dia selalu berseloroh soal susu kepada siapapun yang berada di dekatnya. Dirinya beranggapan bahwa, semua lelaki sama, fetish pada susu. Ini namanya generalisasi. Padahal kenyataannya kan tidak demikian. Ada lelaki yang […]

  • PC Lazisnu- LPNU Bakal Pasok Ribuan Kopi Gratis di Acara Satu Abad NU

    PC Lazisnu- LPNU Bakal Pasok Ribuan Kopi Gratis di Acara Satu Abad NU

    • calendar_month Sel, 21 Feb 2023
    • account_circle admin
    • visibility 17
    • 0Komentar

    pcnupati.or.id PATI – Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama’ (LPNU) Kabupaten Pati menjadi pemasok kopi dalam perhelatan akbar peringatan Satu Abad NU, Rabu (22/2) malam. Menurut ketua LPNU Pati, Yusuf, menegaskan bahwa pihaknya akan membagikan ribuan cup kopi gratis kepada warga NU yang menghadiri perayaaan di alun-alun kabupaten tersebut. Ia menandaskan bahwa bahwa ini merupakan inisiatif dari […]

  • PCNU-PATI

    PC Lazisnu Pati, Bantu Korban Luka Bakar

    • calendar_month Kam, 17 Nov 2022
    • account_circle admin
    • visibility 22
    • 0Komentar

    Pcnupati.or.id PC Lazisnu Pati memberikan bantuan kepada korban luka bakar akibat minyak goreng panas di Desa Ngablak RT 03  RW 11, Kecamatan Cluwak Kabupaten Pati, Kamis (17/11/2022). Dalam hal ini pihak Lazisnu Pati yang diwakili oleh beberapa tim managerial turut serta menggandeng MWC Cluwak selaku wilayah tempat kejadian.  Saiful Huda selaku manager fundrising PC Lazisnu […]

  • Disiplin Prokes Sejak Usia Dini, Kebapa Tidak?

    Disiplin Prokes Sejak Usia Dini, Kebapa Tidak?

    • calendar_month Sen, 20 Sep 2021
    • account_circle admin
    • visibility 16
    • 0Komentar

    Oleh : Nur Hidayatun Nikmah* Kurangnya sikap disiplin protokol kesehatan oleh orang tua ternyata sangat berpengaruh terhadap anak usia dini. Karena orang tua adalah panutan anak selama dirumah, maka jika dalam aktivitas sehari-hari orang tua tidak mencontohkan sikap disiplin yang baik dan benar, dikhawatirkan anak akan meniru perilaku ini.  Contoh kecil saja, dalam penerapan protokol […]

  • MTs Salafiyah Kajen Gelar Tes Tahfidz dan Kitab

    MTs Salafiyah Kajen Gelar Tes Tahfidz dan Kitab

    • calendar_month Sel, 12 Mar 2024
    • account_circle admin
    • visibility 14
    • 0Komentar

      Pcnupati.or.id – Madrasah Tsanawiyah (MTs) Salafiyah  Kajen, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati, adakan ujian tahfidz dan kitab kuning, Sabtu (9/3/2024) pagi. Sebagaimana diketahui, Salafiyah merupakan lembaga pendidikan formal berbasis pesantren yang memiliki Program Unggulan Tahfidz dan Kitab. Pada ujian yang digelar tahunan seperti ini, melibatkan seluruh siswa-siswi kelas 9. Kali ini, ujian diikuti sebanyak 440 […]

  • Fundraising Zakat

    Fundraising Zakat

    • calendar_month Jum, 17 Nov 2017
    • account_circle admin
    • visibility 12
    • 0Komentar

    Pati. MA Ihyaul Ulum Wedarijaksa Pati MA Ihyaul Ulum Wedarijaksa Pati mengadakan pelatihan Zakat oleh Program Studi Manajemen Zakat Wakaf IPMAFA, kemarin 16/11. Lembaga zakat harus dikelola secara profesional. Salah satu divisi yang harus dikembangkan kreativitas dan inovasinya adalah fundraising, yaitu bagian penggalangan dana. Haryanto, mahasiswa Prodi Manajemen Zakat Wakaf IPMAFA semester 3 asal Rembang […]

expand_less