Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Kolom » PENGEMBANGAN PEMIKIRAN ASWAJA NAHDLIYAH

PENGEMBANGAN PEMIKIRAN ASWAJA NAHDLIYAH

  • account_circle admin
  • calendar_month Sel, 27 Okt 2015
  • visibility 16
  • comment 0 komentar

Karakteristik komunitas NU adalah menjadikan Ahlussunnah wal jama’ah (aswaja) sebagai paham keagamaan yang mempengaruhi seluruh aspek kehidupan. Secara simplistik, aswaja mempunyai tiga dimensti, yaitu dalam aqidah mengikuti salah satu dari Imam Abu Hasan al-Asy’ari dan Imam Abu Mansur al-Maturidi, dalam syari’ah mengikuti salah satu dari empat mazhab, yaitu mazhab Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali, dalam dalam tasawuf mengikuti salah satu dari Imam Ghazali dan Imam Junaidi al-Baghdadi.

Dalam realitas aktual, dalam bidang akidah, warga NU mengikuti Imam Abu Hasan al-Asy’ari, seorang tokoh Mu’tazilah rasional yang mengundurkan diri dan membangun mazhab pemikirannya yang moderat dengan doktrin ‘kasb’.Manusia mempunyai kekuatan ‘kasb’ atau usaha untuk melakukan sesuatu dalam rangka membangun prestasi dunia dan akhirat, namun hasil akhirnya ada dalam kekuasaan Allah SWT. Baik dan buruk ada dalam koridor syar’i, bukan otoritas akal manusia yang relatif. Kebaikan mengandung kemaslahatan dan keburukan mengandung kemadharatan dalam perspektif ketuhanan (al-khaliq),bukan kemanusiaan (makhluq).
Dalam bidang syari’ah, Imam Syafi’i dipilih karena kemampuannya menggabungkan antara ahlul hadis dan ahlur ra’yi. Imam Syafi’i adalah murid utama Imam Malik yang merupakan imam ahlul hadis dan murid Muhammad as-Syaibani yang merupakan murid Imam Abu Hanifah, imam ahlur ra’yi. Kecermelangan Imam Syafi’i terlihat dari kemampuan dalam teorisasi metode penggalian hukum yang dikenal dengan ilmu ushul fiqh. Salah satu teori yang dimunculkan adalah qiyas sebagai bukti moderasi antara aspek rasionalitas (far’ dan illat) dan normativitas (ashl dan hukumnya). Liberalitas akal dibimbing oleh wahyu supaya tidak menyimpang dari aturan agama.
Dalam bidang tasawuf, dalam bidang pemikiran, al-Ghazali menjadi primadona, karena mampu menggabungkan aspek legal dan esensi. Dalam mognus opusnya Ihya’ Ulumiddin, al-Ghazali mampu menggabungkan aspek fikih dan tasawuf, bahkan dengan filsafat dan sosiologi. Elaborasinya yang sangat mendalam dalam mengupas pemikiran fikih dan tasawuf dengan berbagai perspektif yang sangat rasional-filosofis memuaskan dahaga kaum rasionalis dan tradisionalis sekaligus. Namun, dalam prakteknya, warga NU lebih mengikuti tarekat Naqsyabandiyah-Qadiriyah yang menempatkan Imam Abu Hasan As-Syadzili sebagai figur sentral. Ke depan, tasawuf amali-falsafi harus digabungkan untuk menguatkan aspek rasionalitas dan normativitas, sehingga tercipta bangunan yang kokoh di tengah derasnya tantangan zaman di era global.
            Mengapa NU memilih banyak tokoh dalam tiga aspek di atas, tidak cukup dengan satu tokoh ? menurut KH. Dr. Abdul Ghofur Maimun (2010), disebabkan proporsionalitas NU dalam memandang kelebihan tokoh dan menghilangkan fanatisme personal. Imam Syafi’i sebenarnya tidak hanya unggul di bidang syari’ah, tapi juga di bidang tauhid dan tasawuf, namun beliau lebih menekuni bidang syariah. Imam Ghazali tidak hanya unggul di bidang tasawuf, tapi juga di bidang tauhid dan tasawuf, namun kedalamannya di bidang tasawuf sulit ditandingi.
            Dengan memilih tiga tokoh dalam beragama, komunitas NU menjadi lebih obyektif, kritis, kaya diskursus, dan menjadikan silang argumentasi antar imam menjadi basis intelektual dan amaliyahnya. NU tidak menjadikan satu imam dalam segala urusan, karena khawatir jatuh dalam kultus individu yang mengancam obyektivitas ilmu dan mematikan kreativitas berpikir.
Pengembangan Pemikiran Aswaja
Globalisasi mendorong seluruh elemen bangsa untuk berpacu dengan waktu dalam meningkatkan produktivitas dan inovasinya secara terus menerus agar tetap relevan dengan globalisasi yang identik dengan ledakan pengetahuan dan teknologi di segala aspek kehidupan. Pemikiran para imam aswaja menghadapi tantangan serius yang harus dijawab oleh generasi sekarang agar tidak terjadi stagnasi dan degradasi yang bisa melahirkan krisis kepercayaan generasi sekarang.
Dalam konteks akidah, dibutuhkan pemikiran akidah yang menyeimbangkan antara orientasi vertical dan horizontal. Menurut Asghar Ali Enggeneer dalam Islam and It’s Liberation, teologi yang dibawa Nabi Muhammad SAW. tidak hanya membawa revolusi teologis, tapi juga sosial politis yang sangat luas dampaknya bagi kehidupan. Laailaaha Illallah, tiada tuhan selain Allah, bermakna tidak ada yang boleh disembah kecuali Allah. Selain bermakna ini, kalimah tauhid ini juga mempunyai makna, bahwa yang boleh dipatuhi segala aturannya hanya Allah. La tha’ata limakhluqin fi ma’shiyatil khaliq, tidak boleh ada kepatuhan manusia yang bertentangan dengan aturan Allah. Pemegang otoritas bidang keilmuan, ekonomi dan politik tidak mempunyai arti jika bertentangan dengan aturan Allah. Revolusi sosial ini sangat besar dampaknya bagi terciptanya bangunan sosial politik yang egaliter dan humanitarian. Keyakinan teologis harus membawa elan pembebasan sosial politis yang korup dan menindas.
Dalam konteks syari’ah, pemikiran fikih yang membawa kemaslahatan riil umat harus dikembangkan. Dalam konteks ibadah, pemikiran fikih sudah mengalami kematangan. Namun, dalam konteks mu’amalah, khususnya dalam bidang ekonomi, masih jauh ketinggalan dengan dinamika zaman. Konsep-konsep fikih dalam bidang keuangan, jual beli, perdagangan dan kelembagaan dirasa sudah out of date, yang membutuhkan kontekstualisasi, dinamisasi, dan bahkan rekonstruksi. Lembaga keuangan syariah berkembang dengan dinamis, sementara pemikiran mazhab Syafi’i tidak berkembang secara signifikan. Dalam aspek mu’amalah, dibutuhkan kajian perbandingan mazhab untuk menemukan formula yang tepat untuk merespons dan mengantisipasi perubahan zaman.
            Dalam bidang tasawuf, dibutuhkan pengembangan di bidang reorientasi wawasan kemasyarakatan dan kebangsaan. Tasawuf selama ini hanya berorientasi kesalehan personal-vertikal, sementara kesalehan sosial horizontal belum mendapat porsi yang proporsional. Tasawuf sebagai ilmu menyucikan hati membutuhkan mursyid (pembimbing hati) yang mempunyai wawasan sosial yang luas. Dalam konteks wawasan sosial ini, wawasan kebangsaan menjadi keniscayaan. Nasionalisme selalu melekat kepada seorang mursyid yang mempunyai wawasan dan kepedulian besar terhadap pembangunan personal, sosial, dan institusional. Politik yang dikembangkan dalam tasawuf adalah politik yang mengedepankan moralitas dan progresivitas.
            Pengembangan tiga aspek fundamental aswaja di atas mutlak diperlukan agar kader-kader aswaja mampu tampil sebagai pemimpin perubahan di era global sekarang ini. Mereka mampu berada di mainstream perubahan, bukan terus menerus menjadi kelompok marginal yang selalu kalah dalam persaingan. (Dr. Jamal Ma’mur, MA. Wakil Ketua PCNU Pati & Ketua Prodi Zakat & Wakaf IPMAFA)

  • Penulis: admin

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Ratusan Santri Meriahkan Gowes Bareng MWCNU Trangkil

    Ratusan Santri Meriahkan Gowes Bareng MWCNU Trangkil

    • calendar_month Jum, 21 Okt 2022
    • account_circle admin
    • visibility 23
    • 0Komentar

    TRANGKIL – Ratusan santri memerihkan Gowes bareng Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Trangkil pada Jumat (21/10/2022) siang. Kegiatan yang mengusung tema “Sehat Berjamaah dan Berhadiah” ini digelar dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN) Tahun 2022. Sekretaris MWCNU Kecamatan Trangkil, Irham Shodiq mengungkapkan, peringatan HSN ini merupakan yang pertama pascapandemi Covid-19. Sehingga, untuk […]

  • PCNU : Jam’iyyah Wajib Mengayomi Jama’ah

    PCNU : Jam’iyyah Wajib Mengayomi Jama’ah

    • calendar_month Rab, 21 Jul 2021
    • account_circle admin
    • visibility 20
    • 0Komentar

      K. Yusuf Hasyim, ketua PCNU Pati PATI-Ketua PCNU Kabupaten Pati K. Yusuf Hasyim menyebut adanya dua kekuatan utama yang dimiliki oleh NU. Dua daya ini jika dimaksimalkan mampu untuk mewujudkan kemandirian umat.  Pertama jamaah dan kedua jam’iyyah (organisasi). Dua komponen ini saling berkaitan erat, sebab, menurut K. Yusuf, jamiyyah tidak akan berjalan tanpa jama’ah. […]

  • Angkat Tema Seni, PAC IPPNU Kayen Gelar Pelatihan Kerajinan Tangan

    Angkat Tema Seni, PAC IPPNU Kayen Gelar Pelatihan Kerajinan Tangan

    • calendar_month Rab, 8 Sep 2021
    • account_circle admin
    • visibility 12
    • 0Komentar

      Para peserta pelatihan kerajinan tangan yang digagas oleh PAC IPPNU Kayen  KAYEN – PAC IPPNU Kecamatan Kayen baru saja mengadakan acara ‘Rekanita Talk’ di TPQ Al-Hidayah Dukuh Mbuloh Desa kayen. Kegiatan tersebut berupa pelatihan kerajinan tangan dalam bentuk pembuatan Bros cantik, Sabtu (4/9). Sri Wahyuni, Waka Departemen OSB PAC IPPNU Kayen mengungkapkan, tema yang […]

  • Puncak Haul Mbah Mutamakkin Kajen Berlangsung Malam Ini

    Puncak Haul Mbah Mutamakkin Kajen Berlangsung Malam Ini

    • calendar_month Kam, 27 Jul 2023
    • account_circle admin
    • visibility 13
    • 0Komentar

    pcnupati.or.id – Puncak haul Syaikh Ahmad Mutamakin Kajen berlangsung malam ini, Kamis (27/7). Sedikitnya tiga ribu tamu undangan memadati area makam. Sementara, enam ribu undangan lainnya ditempatkan di Masjid Kajen. Sedangkan untuk jama’ah umum, diperkenankan untuk menduduki pos-pos yang telah ditentukan panitia. Strategi ini dilakukan untuk memecah titik kerumunan. Sebab, diperkirakan, pada malam ini ada […]

  • Pecah, Perayaan HUT IPPNU Di Gembong Berlangsung Semarak

    Pecah, Perayaan HUT IPPNU Di Gembong Berlangsung Semarak

    • calendar_month Sen, 2 Mar 2020
    • account_circle admin
    • visibility 21
    • 0Komentar

    GRMBONG-Malam perayaan hari lahir Ikatan Pelajar Putri NU (IPPNU) ke-65 di Kecamatan Gembong berlamgsung semarak, Minggu (1/3) malam tadi. Pasalnya, PAC IPNU-IPPNU Gembong menghelat sholawatan bersama. Ketua IPPNU Gembong, diwakili oleh Ketua IPNU, Ahmad Saifuddin (ke dua dari kiri) mengecup tangan Gus Faiz (baju putih) dan K. Ro’fat Hilmy (paling kiri) sebagai simbol ketaatan kepada […]

  • Gandeng PC IPNU IPPNU Pati, Tim PKM IPMAFA Sukses Adakan Sosialisasi Pencegahan Kekerasan Seksual Perdana di Kawedanan Pati Kota

    Gandeng PC IPNU IPPNU Pati, Tim PKM IPMAFA Sukses Adakan Sosialisasi Pencegahan Kekerasan Seksual Perdana di Kawedanan Pati Kota

    • calendar_month Sel, 19 Nov 2024
    • account_circle admin
    • visibility 22
    • 0Komentar

    Gembong – Sosialisasi perdana dalam rangka bimbingan remaja guna mencegah kekerasan seksual di Kabupaten Pati yang dilakukan oleh TIM PKM IPMAFA dan PC IPNU IPPNU PATI sukses digelar pada Ahad, 17 November 2024. Dengan target remaja yang tergabung dalam jaringan IPNU/IPPNU dan GKMNU Kabupaten Pati, kegiatan sosialisasi ini nantinya akan diadakan 4 kali dengan peserta […]

expand_less