Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Kolom » PENGEMBANGAN PEMIKIRAN ASWAJA NAHDLIYAH

PENGEMBANGAN PEMIKIRAN ASWAJA NAHDLIYAH

  • account_circle admin
  • calendar_month Sel, 27 Okt 2015
  • visibility 131
  • comment 0 komentar

Karakteristik komunitas NU adalah menjadikan Ahlussunnah wal jama’ah (aswaja) sebagai paham keagamaan yang mempengaruhi seluruh aspek kehidupan. Secara simplistik, aswaja mempunyai tiga dimensti, yaitu dalam aqidah mengikuti salah satu dari Imam Abu Hasan al-Asy’ari dan Imam Abu Mansur al-Maturidi, dalam syari’ah mengikuti salah satu dari empat mazhab, yaitu mazhab Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali, dalam dalam tasawuf mengikuti salah satu dari Imam Ghazali dan Imam Junaidi al-Baghdadi.

Dalam realitas aktual, dalam bidang akidah, warga NU mengikuti Imam Abu Hasan al-Asy’ari, seorang tokoh Mu’tazilah rasional yang mengundurkan diri dan membangun mazhab pemikirannya yang moderat dengan doktrin ‘kasb’.Manusia mempunyai kekuatan ‘kasb’ atau usaha untuk melakukan sesuatu dalam rangka membangun prestasi dunia dan akhirat, namun hasil akhirnya ada dalam kekuasaan Allah SWT. Baik dan buruk ada dalam koridor syar’i, bukan otoritas akal manusia yang relatif. Kebaikan mengandung kemaslahatan dan keburukan mengandung kemadharatan dalam perspektif ketuhanan (al-khaliq),bukan kemanusiaan (makhluq).
Dalam bidang syari’ah, Imam Syafi’i dipilih karena kemampuannya menggabungkan antara ahlul hadis dan ahlur ra’yi. Imam Syafi’i adalah murid utama Imam Malik yang merupakan imam ahlul hadis dan murid Muhammad as-Syaibani yang merupakan murid Imam Abu Hanifah, imam ahlur ra’yi. Kecermelangan Imam Syafi’i terlihat dari kemampuan dalam teorisasi metode penggalian hukum yang dikenal dengan ilmu ushul fiqh. Salah satu teori yang dimunculkan adalah qiyas sebagai bukti moderasi antara aspek rasionalitas (far’ dan illat) dan normativitas (ashl dan hukumnya). Liberalitas akal dibimbing oleh wahyu supaya tidak menyimpang dari aturan agama.
Dalam bidang tasawuf, dalam bidang pemikiran, al-Ghazali menjadi primadona, karena mampu menggabungkan aspek legal dan esensi. Dalam mognus opusnya Ihya’ Ulumiddin, al-Ghazali mampu menggabungkan aspek fikih dan tasawuf, bahkan dengan filsafat dan sosiologi. Elaborasinya yang sangat mendalam dalam mengupas pemikiran fikih dan tasawuf dengan berbagai perspektif yang sangat rasional-filosofis memuaskan dahaga kaum rasionalis dan tradisionalis sekaligus. Namun, dalam prakteknya, warga NU lebih mengikuti tarekat Naqsyabandiyah-Qadiriyah yang menempatkan Imam Abu Hasan As-Syadzili sebagai figur sentral. Ke depan, tasawuf amali-falsafi harus digabungkan untuk menguatkan aspek rasionalitas dan normativitas, sehingga tercipta bangunan yang kokoh di tengah derasnya tantangan zaman di era global.
            Mengapa NU memilih banyak tokoh dalam tiga aspek di atas, tidak cukup dengan satu tokoh ? menurut KH. Dr. Abdul Ghofur Maimun (2010), disebabkan proporsionalitas NU dalam memandang kelebihan tokoh dan menghilangkan fanatisme personal. Imam Syafi’i sebenarnya tidak hanya unggul di bidang syari’ah, tapi juga di bidang tauhid dan tasawuf, namun beliau lebih menekuni bidang syariah. Imam Ghazali tidak hanya unggul di bidang tasawuf, tapi juga di bidang tauhid dan tasawuf, namun kedalamannya di bidang tasawuf sulit ditandingi.
            Dengan memilih tiga tokoh dalam beragama, komunitas NU menjadi lebih obyektif, kritis, kaya diskursus, dan menjadikan silang argumentasi antar imam menjadi basis intelektual dan amaliyahnya. NU tidak menjadikan satu imam dalam segala urusan, karena khawatir jatuh dalam kultus individu yang mengancam obyektivitas ilmu dan mematikan kreativitas berpikir.
Pengembangan Pemikiran Aswaja
Globalisasi mendorong seluruh elemen bangsa untuk berpacu dengan waktu dalam meningkatkan produktivitas dan inovasinya secara terus menerus agar tetap relevan dengan globalisasi yang identik dengan ledakan pengetahuan dan teknologi di segala aspek kehidupan. Pemikiran para imam aswaja menghadapi tantangan serius yang harus dijawab oleh generasi sekarang agar tidak terjadi stagnasi dan degradasi yang bisa melahirkan krisis kepercayaan generasi sekarang.
Dalam konteks akidah, dibutuhkan pemikiran akidah yang menyeimbangkan antara orientasi vertical dan horizontal. Menurut Asghar Ali Enggeneer dalam Islam and It’s Liberation, teologi yang dibawa Nabi Muhammad SAW. tidak hanya membawa revolusi teologis, tapi juga sosial politis yang sangat luas dampaknya bagi kehidupan. Laailaaha Illallah, tiada tuhan selain Allah, bermakna tidak ada yang boleh disembah kecuali Allah. Selain bermakna ini, kalimah tauhid ini juga mempunyai makna, bahwa yang boleh dipatuhi segala aturannya hanya Allah. La tha’ata limakhluqin fi ma’shiyatil khaliq, tidak boleh ada kepatuhan manusia yang bertentangan dengan aturan Allah. Pemegang otoritas bidang keilmuan, ekonomi dan politik tidak mempunyai arti jika bertentangan dengan aturan Allah. Revolusi sosial ini sangat besar dampaknya bagi terciptanya bangunan sosial politik yang egaliter dan humanitarian. Keyakinan teologis harus membawa elan pembebasan sosial politis yang korup dan menindas.
Dalam konteks syari’ah, pemikiran fikih yang membawa kemaslahatan riil umat harus dikembangkan. Dalam konteks ibadah, pemikiran fikih sudah mengalami kematangan. Namun, dalam konteks mu’amalah, khususnya dalam bidang ekonomi, masih jauh ketinggalan dengan dinamika zaman. Konsep-konsep fikih dalam bidang keuangan, jual beli, perdagangan dan kelembagaan dirasa sudah out of date, yang membutuhkan kontekstualisasi, dinamisasi, dan bahkan rekonstruksi. Lembaga keuangan syariah berkembang dengan dinamis, sementara pemikiran mazhab Syafi’i tidak berkembang secara signifikan. Dalam aspek mu’amalah, dibutuhkan kajian perbandingan mazhab untuk menemukan formula yang tepat untuk merespons dan mengantisipasi perubahan zaman.
            Dalam bidang tasawuf, dibutuhkan pengembangan di bidang reorientasi wawasan kemasyarakatan dan kebangsaan. Tasawuf selama ini hanya berorientasi kesalehan personal-vertikal, sementara kesalehan sosial horizontal belum mendapat porsi yang proporsional. Tasawuf sebagai ilmu menyucikan hati membutuhkan mursyid (pembimbing hati) yang mempunyai wawasan sosial yang luas. Dalam konteks wawasan sosial ini, wawasan kebangsaan menjadi keniscayaan. Nasionalisme selalu melekat kepada seorang mursyid yang mempunyai wawasan dan kepedulian besar terhadap pembangunan personal, sosial, dan institusional. Politik yang dikembangkan dalam tasawuf adalah politik yang mengedepankan moralitas dan progresivitas.
            Pengembangan tiga aspek fundamental aswaja di atas mutlak diperlukan agar kader-kader aswaja mampu tampil sebagai pemimpin perubahan di era global sekarang ini. Mereka mampu berada di mainstream perubahan, bukan terus menerus menjadi kelompok marginal yang selalu kalah dalam persaingan. (Dr. Jamal Ma’mur, MA. Wakil Ketua PCNU Pati & Ketua Prodi Zakat & Wakaf IPMAFA)

  • Penulis: admin

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • PCNU-PATI

    Hasil Hasil Muktamar 32

    • calendar_month Sab, 17 Des 2022
    • account_circle admin
    • visibility 122
    • 0Komentar

    Buku yang kami terbitkan ini berisi dokumen hasil-hasil muktamarMakassar tersebut, mulai dari jadwal acara, tata tertib muktamar, berbagaikeputusan yang dihasilkan dasi sidang-sidang komisi, serta dokumentasi lainyang kami nilai penting baik untuk kalangan pengurus NU di tingkat pengurusbesar, wilayah dan cabang, serta warga Nahdliyin secara lebih luas.Dengan adanya penerbitan ini diharapkan mampu memenuhikebutuhan informasi yang sangat […]

  • Istighotsah Ma’arif Jateng, Bib Umar : Kalau Allah Turun Tangan, Covid Sirna

    Istighotsah Ma’arif Jateng, Bib Umar : Kalau Allah Turun Tangan, Covid Sirna

    • calendar_month Sab, 17 Jul 2021
    • account_circle admin
    • visibility 108
    • 0Komentar

    Ruang meeting zoom Istighotsah Ma’arif NU Jateng bersama Habib Umar Muthohhar. In frame, R. Andi Irawan, ketua LP Ma’arif NU Jateng saat memberikan sambutan SEMARANG-Dalam rangka berikhtiar memohon keselamatan bangsa dari wabah covid-19, Lembaga Pendidikan Ma’arif NU PWNU Jawa Tengah menggelar istighosah secara virtual, Sabtu (17/7). Kegiatan yang dirangkai dalam bentuk Istighosah LP Ma’arif NU […]

  • Penuh Khidmah Acara Naharul Ijtima’ di Kec Gembong

    Penuh Khidmah Acara Naharul Ijtima’ di Kec Gembong

    • calendar_month Sab, 28 Feb 2015
    • account_circle admin
    • visibility 122
    • 0Komentar

    Kabar NU Pati: Naharul Ijtima’ PCNU Kabupaten Pati pada hari Jumat tanggal 27 Februari 2015 berlangsung di Kecamatan Gembong. Sebagai tuan rumah MWC NU Gembong memilih Masjid Besar Baitul Muttaqin Kecamatan Gembong sebagai tempat berlangsungnya kegiatan. Hampir seluruh Pengurus MWC NU serta Pengurus Ranting se-Kecamatan hadir, seperti KH. Ahmad Jaelani, Kyai Sholikhin, Kyai Nur Hasyim. […]

  • PC-NU Pati Gelar Rapat Koordinasi Perdana

    PC-NU Pati Gelar Rapat Koordinasi Perdana

    • calendar_month Ming, 21 Jul 2019
    • account_circle admin
    • visibility 92
    • 0Komentar

    Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pati yang belum lama ini dilantik, pagi ini, Ahad (21/7) mengadakan rapat kordinasi perdana. Acara yang dilaksanakan di aula lantai 2 gedung PCNU ini dihadiri oleh Pengurus Harian Tanfidhiyah, Syuriyah serta ketua dan sekretaris masing-masing Banom dan Lembaga. Situasi rapat koordinasi perdana PC-NU Pati, Minggu (21/7) pagi Dalam sambutan […]

  • PCNU-PATI

    Peringati Harlah ke-49, MTs Walisongo Gelar Lomba Antar SD/MI Se-Jepara

    • calendar_month Jum, 12 Jan 2024
    • account_circle admin
    • visibility 133
    • 0Komentar

    Pcnupati.or.id- Jepara – Dalam rangka memperingati hari lahir ke 49 MTs Walisongo Pecangaan Jepara menggelar lomba antar SD/MI se Jepara yang berlangsung di kompleks madrasah pada Kamis (4/1/2024). Kegiatan diikuti 25 SD/MI se Jepara dengan jumlah 150 peserta. Adapun cabang yang dilombakan Tilawah, Tahfidh, Tartil, Badminton, Tenis Meja, Khitabah, Lagu Religi, Poster, Kaligrafi, dan Catur. […]

  • Sri Murwati Nakhodai Pemudi NU Trangkil

    Sri Murwati Nakhodai Pemudi NU Trangkil

    • calendar_month Sab, 21 Sep 2019
    • account_circle admin
    • visibility 124
    • 0Komentar

    TRANGKIL-Pengurus Anak Cabang (PAC) Fatayat NU Kecamatan Trangkil, Pati resmi dilantik Jumat (20/9) siang. Dalam kesempatan tersebut, ketua PC Fatayat NU Pati, Asmonah, S.Ag., M.Pd.I. hadir secara langsung untuk melantik Sri Murwati dan kawan-kawan. Proses serah-terima jabatan dari Asmonah (Ketua PC Fatayat NU Pati) (depan-tengah) kepada Sri Murwati (ketua PAC Fatayat NU Trangkil) (depan-kiri) Sebelumnya, […]

expand_less