Iklan
Kolom

Pelajaran Penting dari Ronaldo

Oleh: Maulana Karim Sholikhin*

Bintang itu bernama Ronaldo. Paska piala dunia, dirinya bak tebu yang sepahnya dibuang  secara hina setelah manisnya habis dihisap Real Madrid dan Juventus.

Akibat kualitas permainannya jauh dari ekspektasi fans (yang tentunya banyak faktor yang berkontribusi), citra Ronaldo semakin terjun bebas paska pulang dari hajatan piala dunua. Tenggelamnya nama besar bintang Portugal ini tambah dalam akibat adanya pembanding, Lionel Messi yang pada ujungnya memenangi Piala Dunia bersama Argentina.

Iklan

Selama beberapa saat, hari-hari Messi penuh kegembiraan. Diarak dan dipuja-puja bak Dewa. Sedangkan Ronaldo seratus delapan puluh derajat, dihujat di sana-sini.

Akan tetapi, setelah puas memintal pujian, Messi harus kembali merantau ke PSG di Perancis. Di sana, sambutan terhadap kapten Argentina terasa dingin, hambar dan biasa saja. Mega bintang yang baru saja menyelesaikan misi terbesar, menjawarai World Cup Championship, pulang ke negeri perantauan dengan sambutan yang, yah layaknya pemain biasa.

Tak ada pesta meriah atau setidaknya upacara bakar-bakar bebek. Hanya beberapa fans dan wartawan olah raga yang menyorotnya dengan suasana datar. Kalaupun ada kegembiraan, levelnya masih medium. Njomplang sekali rasanya, usai panen pujian di negeri sendiri, Messi harus menghadapi situasi yang tidak menginterpretasikan dirinya sebagai juara.

Hal ini mungkin karena yang dia kalahkan dalam final Piala Dunia adalah negeri perantauannya, Perancis. Jadi masih ada rasa  nggonduk di hati masyarakat Paris.

Beda dengan Ronaldo yang justru setelah menerima hujatan, semakin kesini namanya malah kian moncer. Al Nassr lah yang membuatnya bersinar kembali. Club padang pasir yang meminangnya, sekaligus mencabut label pengangguran Ronaldo yang tak punya pekerjaan tetap sehabis say good bye dengan MU.

Tak cuma itu, Ronaldo juga sukses memecahkan rekor pemain termahal. Follower Sosmed al Nassr naik drastis bi barkati Ronaldo. Padahal dirinya belum boleh main akibat sanksi Fifa. Sambutan masyarakat bola juga gegap gempita padahal mereka bukan sanak kadang Ronaldo.


Penulis pernah menemui seorang yang bacaan qur’annya terbata-bata serta makhroj huruf hijaiyyahnya sama sekali tidak fasih. Namun dia sangat dihormati sebagai ulama, sebab di daerah tersebut, hanya ada seorang saja yang bisa ngaji, meskipun masih jauh dari standar yanbu’a pun qiro’atu

Di lain sisi, ada seorang gus yang alim, hidup di lingkungan pesantren, namun karirnya tak se moncer bapak-bapak yang terbata baca qur’annya tadi. Jangankan menjadi khotib, ngimami sholat dan mimpin tahlil pun, tak laku akibat kebanyakan orang alim di lingkungan tempat tinggalnya.

Komparasi Messi dan Ronaldo hampir ekuivalen dengan gus dan bapak-bapak tadi. Bedanya, antara Bintang Portugal dan Argentina tersebut sama-sama alim soal urusan mengulik bola.

Messi merantau ke negeri yang dihuni banyak ulama bola, sehingga pijar sinarnya tak terlalu berarti. Sementara Ronaldo hijrah ke Negeri Arab, yang tandus atlet berprestasi (kalaupun ada pasti sudah merantau ke Eropa). Sehingga, di sana, eksistensi Ronaldo benar-benar ‘dianggap’.

Penulis (tanpa mengurangi rasa hormat) lebih mengapresiasi kalau gus-gus yang ngalim itu hijrah dari pondok abahnya menuju lokasi lain yang islamnya masih mentah, biar eksistensinya keluar, sama seperti Ronaldo. Biarlah estafet pesantren dipegang oleh satu atau dua orang saja, yang lain sila hijrah.

Ini bukan urusan pansos, namun ‘dianggap ada’ dalam arti memberi manfaat yang lebih besar juga bagus buat kesehatan mental. Toh masyarakat perlu ulama yang benar-benar alim ditengah dahaga spiritual.

Jia demikian, endingnya, cahaya ilmu plus paket barokah kiai bisa didistribusikan bukan hanya di satu titik pesantren, namun bisa menjalar ke daerah-daerah ‘gersang’, syukur bisa mendirikan pesantren di sana. Bukankah dulu Mbah Hasyim juga melakukan hal semacam ini?.[]

*Penulis adalah Pendidik di Ponpes Shofa Az Zahro’ dan MI Hidayatul Islam

Iklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Konten Terkait

Lihat Juga
Close
Back to top button