Iklan
Kolom

Keyakinan Orang Puasa

Oleh: Maulana Karim Sholikhin*

Saat ini, kaum muslimin-muslimat di seantero jagad tengah bersiap-siap menyambut bulan suci. Ada yang gembira, ada yang cuek, bahkan ada yang ketar-ketir menghadapi puasa.

Hanya saja, menurut ahli agama, dari ketiga macam manusia tersebut, yang beruntung adalah yang dengan senang hati, bungah, bombong manah, lapang dada menyongsong Ramadhan.

Iklan

Lebih bejo lagi, mereka yang bisa mengimplementasikan hasil ‘Diklat’ satu bulan tersebut dalam menjalani kehidupan setahun berikutnya.

Selama Ramadhan, kita dilarang makan-minum, meski semua berlabel halal dan kita kuasa mengonsumsinya. Namun ada semacam scurity control dalam diri sehingga kita tak jadi mokel. Kalaupun terlanjur mokel, ada perasaan kurang nyaman.

Hebatnya lagi, orang yang puasa tidak merasa khawatir meski ketinggalan makan siang. Sebab, mereka yaqin akan hadirnya bedug maghrib yang menjawab segala kelaparan dan dahaga. Betapa sufi para sho’im tersebut.

Seandainya prinsip puasa bisa dijalankan setiap hari, pasti hidup akan terasa tenang, nyaman dan tentram. Misalnya, kita yang terlalu hubbud dunya, mampu puasa dari godaan S-Pay letter gratis Ongkir saat tanggal tua, karena yaqin akan terbitnya tanggal muda untuk ‘berbuka’.

*Penulis adalah Pendidik di Ponpes Shofa Az Zahro’ dan MI Hidayatul Islam

Iklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Konten Terkait

Back to top button