Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Berita » Dampak 5 Hari Sekolah Versi Survei Ipmafa Pati: Ancam TPQ hingga Pembelajaran Tak Maksimal

Dampak 5 Hari Sekolah Versi Survei Ipmafa Pati: Ancam TPQ hingga Pembelajaran Tak Maksimal

  • account_circle admin
  • calendar_month Sel, 8 Jul 2025
  • visibility 1
  • comment 0 komentar

 

Pati – Hasil survei Fakultas Tarbiyah Institut Pesantren Mathali’ul Falah (Ipmafa) Pati menunjukkan masyarakat khawatir lima hari sekolah menimbul sejumlah dampak negatif bila tetap dilakukan di Kabupaten Pati.

Ipmafa menggelar survei pada tanggal 30 Juni hingga 2 Juli 2025. Sebanyak 208 responden terlibat dalam survei ini. Terdiri dari 53,4% laki-laki dan 46,6% perempuan.

”Mayoritas responden berada dalam kelompok usia produktif, dengan 32,7% berusia 20-30 tahun dan 26,4% berusia 31-40 tahun,” ujar Dekan Fakultas Tarbiyah, M Sofyan AlNashr, Selasa (8/7/2025).

Dalam survei ini, terungkap beberapa dampak negatif yang paling sering dikhwatirkan masyarakat bila kebijakan lima hari sekolah jadi digelar di Kabupaten Pati.

Anak-anak disebut berpotensi tidak dapat mengikuti pendidikan keagamaan seperti, TPQ dan Madin serta aktivitas lain. Pasalnya, mereka sudah lelah mengikuti pembelajaran di sekolah seharian. Hal ini diutarakan oleh 73,4% atau 130 responden.

Selain itu, beban belajar yang padat berpotensi menyebabkan anak kelelahan secara fisik dan psikis. Pendapat ini diutarakan oleh 59,9% atau 106 responden.

”Orang tua kesulitan mengatur jadwal pengasuhan, les bakat minat, atau kegiatan lain untuk anak, diutarakan oleh 32,8% atau 58 responden. Guru kelelahan dengan jam mengajar yang padat, diutarakan oleh 28,8% atau 51 responden,” tutur dia.

Selain itu, mayoritas masyarakat atau 63,8% responden beranggapan bahwa kebijakan ini belum melalui kajian mendalam. Sebanyak 54,2% responden juga menyatakan tidak tahu adanya naskah akademik terkait kebijakan ini.

Bahkan 35% responden menganggap tidak ada naskah akademik. Sebanyak 85,9% masyarakat juga berpendapat bahwa kebijakan lima hari sekolah tidak memperhatikan ekosistem pendidikan lain seperti TPQ dan Madin.

”Tingkat kesiapan sekolah dalam menerapkan lima hari sekolah juga menjadi sorotan, dengan 91% masyarakat menganggap sekolah belum siap dari segi SDM dan sarana prasarana,” ungkap dia.

Dalam hasil survei tersebut, masyarakat niga memberikan rekomendasi atau alternatif untuk menyikapi lima hari sekolah. Mayoritas berharap kembali ke enam hari sekolah.

Sebanyak 40,7% mengusulkan kembali ke enam hari sekolah, 36,2% mengusulkan integrasi dengan ekosistem pendidikan lain dab 14,1% mengusulkan pengurangan beban kurikulum, bukan hari belajar.

”Hasil survei yang dilakukan oleh Fakultas Tarbiyah IPMAFA Pati ini secara jelas menunjukkan adanya resistensi yang kuat dari masyarakat Pati terhadap penerapan kebijakan lima hari sekolah,” tutur dia.

Ipmafa berharap temuan ini dapat menjadi bahan pertimbangan penting bagi Pemerintah Daerah dan seluruh pemangku kepentingan dalam mengevaluasi kembali kebijakan pendidikan.

”Dengan senantiasa memperhatikan aspirasi, kekhawatiran, dan kebutuhan masyarakat demi terwujudnya sistem pendidikan yang lebih baik dan berkelanjutan,” pungkas dia.

  • Penulis: admin

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • PCNU-PATI Photo by Surface

    Dua Hal yang Menyembuhan Pak Lintang

    • calendar_month Sen, 14 Nov 2022
    • account_circle admin
    • visibility 1
    • 0Komentar

    Oleh : M Iqbal Dawami Minggu, 6 oktober 2013, pukul 21.18 WIB. Sore itu saya janjian ketemuan dengan Pak Hendrik Lim, seorang penulis dan trainer, di Hotel Grand Zuri, Jl. Mangkubumi. Di sana saya dikenalkan dengan Pak Lintang, seorang pebisnis online. “Cerita perjalanan hidupnya sungguh menarik,” ujar Pak Lim. Dan saya sepakat. Ya, pengalaman hidupnya […]

  • Ma’arif NU Pati Berikan Uang Pembinaan untuk Juara Porsema

    Ma’arif NU Pati Berikan Uang Pembinaan untuk Juara Porsema

    • calendar_month Sen, 22 Jul 2019
    • account_circle admin
    • visibility 4
    • 0Komentar

    PATI-Ajang Porsema (Pekan Olah Raga dan Seni Ma’arif) tingkat Provinsi telah berlalu. Sekarang saatnya para juara untuk mempersiapkan diri menghadapi Porsema tingkat nasional.  Ketua LP Ma’arif NU Kab. Pati Drs. H Adib Al Arif, M.Ag., didampingi Kepala Madrasah MA Manahijul Huda (batik putih) dan sekretaris LP Ma’arif Pati Drs. Ahmad Mustaghfiri (batik hitam) Dalam ajang […]

  • Pemimpin Tegas Pemberani

    Pemimpin Tegas Pemberani

    • calendar_month Jum, 21 Apr 2023
    • account_circle admin
    • visibility 2
    • 0Komentar

    Oleh : Dr. Jamal Makmur Salah satu kader terbaik NU Pati telah berpulang ke rahmatullah, yaitu KH. Imam Shofwan. Beliau pernah menduduki posisi puncak sebagai Ketua Tanfidziyah PCNU Pati periode 2009-2013. Beliau terpilih bersama KH. Asmui Syadzali dalam konferensi NU di Pondok Ar-Roudloh At-Thohiriyyah asuhan KH. A. Mu’adz Thohir Kajen Margoyoso Pati. Beliau menggantikan KH. […]

  • PCNU-PATI

    NU dan Nasionalisme Kebangsaan

    • calendar_month Sab, 13 Mei 2023
    • account_circle admin
    • visibility 0
    • 0Komentar

    Oleh : Siswanto, MA Di tengah arus gerakan formalisasi syariat Islam pada era reformasi, Nahdlatul Ulama (NU) yang kita kenal membuat ketetapan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan bentuk final dari sistem kebangsaan di negri ini. Hal ini, sebagaimana telah ditetapkan dalam Muktamar NU ke-31 di Boyolali dan Solo 2004 tentang tausyiah Muktamar di […]

  • Jelang Ramadhan, Lazisnu dan Poroz Gelontorkan 4,5 M untuk Warga Palestina

    Jelang Ramadhan, Lazisnu dan Poroz Gelontorkan 4,5 M untuk Warga Palestina

    • calendar_month Ming, 23 Feb 2025
    • account_circle admin
    • visibility 1
    • 0Komentar

      pcnupati.or.id – Lazisnu PBNU bersama dengan Perkumpulan Organisasi Zakat (Poroz) berencana bakal menyumbangkan Rp 4,5 M. ke Palestina. Bantuan ini ditujukan guna memenuhi kebutuhan ramadhan warga di negeri tersebut. Pelepasan pengiriman bantuan ini dilaksanakan di kantor Kementerian Agama RI Direktorat Pemberdayaan Zakat dan Wakaf, Jumat (21/2) dan dipimpin langsung oleh Prof Waryono, Direktur Pemberdayaan […]

  • Koin Kemandirian NU

    Koin Kemandirian NU

    • calendar_month Rab, 31 Jan 2018
    • account_circle admin
    • visibility 0
    • 0Komentar

    RABU, 31 Januari 2018, Nahdlatul Ulama memeringati Hari Lahir (Harlah) ke-92. Berdiri sejak 31 Januari 1926, kontribusi NU pada bangsa tidak terhitung jumlahnya, baik dalam konteks pembinaan moral, peningkatan kualitas pendidikan, pemberdayaan ekonomi umat, serta internalisasi nasionalisme dan patriotisme. NU berdiri dari tiga embiro gerakan, yaitu Nahdlatul Wathan yang bergerak di bidang nasionalisme (1916), Tashwirul […]

expand_less