Buka GLM Part 3, Ketua Ma’arif NU: Kita Darurat Literasi
Ketua Ma’arif NU Jateng Sebut Literasi Indonesia Darurat
Semarang – Melalui Zoom Meeting, Gerakan Literasi Ma’arif (GLM) Plus Part 3 Gerakan Literasi Karya Tulis Ilmiah pada Selasa (12/11/2024) dibuka resmi oleh Ketua Lembaga Pendidikan Ma’arif NU PWNU Jawa Tengah Fakhrudin Karmani. Pihaknya menyampaikan bahwa hasil asesmen kompetensi guru di madrasah Kemenag RI, tingkat literasi yang memenuhi kompetensi guru mahir masih memprihantikan.
“Ada tiga tingkatan kompetensi guru dalam konteks ini, yaitu guru cakap, guru terampil, dan guru mahir. Hasil asesmen kompetensi guru madrasah di Kemenag RI, guru mahir hanya di angkat 11 %. Asesmen Kompetensi Guru baru bulan Juli 2024 kemarin. Ini memprihatinkan, karena kalau ada 10 guru, maka hanya 1 yang mahir kalau kita rata-rata 100 persen,” beber Fakhrudin yang juga Konsultan Pengembangan Keprofessian Berkelanjutan Guru dan Tendik Madrasah Kementerian Agama RI.
Dijelaskannya, hasil asesmen kompetensi guru, hampir sama dengan hasil asesmen kompetensi peserta didik SD, SMP dan SMA. “Pada level passing grade, rata-rata hanya mencapai 46 itu tertinggi, belum sampai di angka 50 persen,” lanjutnya.
Jadi, katanya, hasil asesmen kompetensi guru-guru kita dengan hasil asesmen nasional, rata-rata hasilnya sampai, yaitu 11-12. “Saya menyebut hasilnya diamini oleh hasil Asesmen Kompetensi Madrasah Indonesia (AKMI). Artinya apa? Kalau kecakapan guru-guru kita tentang literasi, numerasi, maka saya menyebut ini darurat literasi, darurat literasi,” tegas dia.
Saya juga ingin menegaskan, hasil asesmen atau survei Kemdikbud dan PISA tahun 2022, ini menempatkan skor peringkat literasi, numerasi, dan sains kita masih rendah sekali. “Posisi negara kita menempati rangking ke-100, dengan literasi 95% itu lebih dari Filipina negara yeng kecil, Brunei negara yang kecil, lebih rendah lagi dari Singapura negara yang paling kecil. Dari 85 negara yang mengikuti asesmen internasional ini, kita rangking 5 dari belakang,” katanya.
Kita berani mengatakan, kata Fakhrudin, literasi tertinggi kita dalah duduk baca WhatsApp, lihat TikTok, dan media sosial lainnya. “Ini tugas kita semua, membuat ekosistem yang lebih menarik lagi, agar siswa lebih tertarik lagi dan jangan kalah dengan WA saja,” lanjut dia dalam acara yang dimoderatori oleh Muhammad Zainudin Aklis tersebut.
Menurutnya, Lembaga Pendidikan Ma’arif NU PWNU Jawa Tengah memiliki tugas berat, karena dengan lebih dari 760.000 peserta didik, harus dikuatkan kemampuan literasinya. Fakhrudin secara resmi membuka kegiatan GLM Plus Part 3 yang diisi oleh dua narasumber yaitu Dosen UIN Walisongo dan Editor in Chief Journal of Integrated Elementary Education Dr. Hamdan Husein Batubara dan Koordinator GLM Plus Dr. Hamidulloh Ibda yang diikuti ratusan peserta dari beragam unsur. (HI)