Santri Darul Hadlanah Waturoyo Ikuti Webinar Bersama Wakil DPR RI
![]() |
Para santri Darul Hadlanah antusias mengikuti Gebyar Muharram 1443 Halaqah Majelis Ta’lim, Minggu (29/8) kemarin |
MARGOYOSO – Munggu (29/8), puluhan santri Panti Asuhan Darul Hadlonah, Waturoyo, Margoyoso menjadi peserta dalam Gebyar Muharram 1443 H Halaqoh Majelis Ta’lim (HMT). Kegiatan yang dilaksanakan secara virtual ini dihadiri oleh wakil ketua DPR RI, Muhaimin Iskandar.
Antusiasme santri terlihat dari keseriusan mereka dalam mengikuti agenda tersebut. R. Andi Irawan, pengasuh Panti menegaskan bahwa dirinya sengaja mengajak para Santri Darul Hadlanah untuk mengikuti webinar tersebut agar para santri tetap termotivasi dalam menjalani kehidupan.
“Agar mereka optimis, bahwa menjadi yatim bukan berarti dunia harus terhenti. Tapi justru sebaliknya. Nabi kita yatim, tapi mampu memimpin dunia,” ungkap Andi.
Acara tersebut memang sengaja didesain untuk anak-anak yatim. Bukan hanya Santri Darul Hadlonah, ribuan santri, anak yatim dan peserta HMT lain juga turut gabung meramaikan Gebyar Muharram bersama Wakil Ketua DPR RI tersebut.
Dalam sambutannya, Muhaimin Iskandar menyampaikan tiga hal penting yang harus ditanamkan dalam diri santri. Di antaranya, memperkuat ilmu agama, menguasai ilmu pengetahuan dan meningkatkan kualitas diri untuk meraih cita-cita.
“Sebab jika kita yang ingin bahagia di dunia dan di akhirat, kita harus menguasai ilmunya,” tutur pria asal Jombang tersebut.
Kisah Nabi
Selain Muhaimin Iskandar, Kak Iman juga ikut unjuk gigi. Dalam kesempatan tersebut, ia menyampaikan kisah Nabi Muhammad SAW yang sangat mencintai anak-anak yatim.
Dia mengutarakan bahwa suatu ketika selepas shalat ied, nabi turun dari manji dan menjumpai seorang anak yang murung, sementara teman-temannya riang gembira.
Singkat cerita, lanjut Kak Iman, ternyata anak tersebut adalah seorang yatim yang hidup sendiri. Kemudian, Nabi Muhammad menghampiri anak tersebut dan melakukab hal yang tidak terduga.
“Apakah kamu mau aku menjadi bapakmu, Aisyah sebagai ibumu, Fatimah menjadi saudara perempuanmu, Ali menjadi pamanmu, Hasan dan Husain jadi saudara laki-lakimu? Tanya Nabi anak itu,” cerita Kak Iman.
Anak tersebut pun dengan riang berkenan menjadi putra angkat Rasulullah. Sontak, ia menceritakan kisahnya tadinkepada teman-temannya.
Kak Iman menuntaskan ceritanya dengan haru. Sekaligus, ia ingin menunjukkan bahwa Rasulullah sangat sayang kepada anak yatim. Jadi, lanjutnya menjadi yatim bukanlah suatu aib, sebab nabi pun mencintai mereka.(amir/lut/ltn)