Iklan
Kolom

Pesantren dan Pembangunan Masyarakat

Oleh : Siswanto, MA

Sebagaimana kita ketahui pesantren merupkan tempat untuk menimba ilmu baik agama maupun umum, sehingga pesantren dapat diartikan sebagai pusat pendidikan bagi santri maupun masyarakat. Mengingat pesantren sekarang ini sudah banyak mengalami perubahan baik dari segi pendidikan, gedung, dan trasformasi sosial terhadap lingkungan sekitar. Sehingga pesantren di era sekarang ini bisa disebut sebagai agen of change.

Sebuah perubahan yang ada di pesantren tentunya tidak lepas dari lingkungan serta perkembangan zaman yang terus mengalami perubahan. Perubahan ini dapat kita lihat dari pelbagai bidang baik bidang Pendidikan yang terus mengalami perubahan. Kalau dulu lebih mengedepankan penguasaan kitab kuning, sekarang justru ditekankan dalam penguasaan bahasa asing baik Arab, Inggris, dan bahasa Mandarin.

Konten Terkait
Iklan

Pengembangan bahasa asing yang semakin massif di pesantren tidak lepas dari perkembangan zaman yang menuntut para santri untuk terus penguasaan bahasa asing. Selain itu juga untuk mengembangkan skill santri agar bisa bersaing ke kancah internasional. Karena di era sekarang ini tidak hanya cukup menguasai khazanah kitab kuning saja, melainkan juga santri juga mampu menguasai bahasa asing, agar santri tidak ketinggalan zaman.

Oleh karena itu, pesantren dalam memfasilitasi santrinya terus melakukan pembenahan dan upgradte perkembangan. Hal ini tidak lepas untuk mencetak santri yang unggul, produktif, dan juga memiliki ciri khas pendidikan karakter pesantren.

Sehingga dari situ, melalui pendidikan ala pesantren akan membentuk karakter santri dalam membangun mentalitas santri dan bisa menciptakan bentuk model pembangunan masyarakat. Dimana Pembangunan masyarakat melalui GBHN tidak hanya mengejar kemajuan lahiriyah (sandang, papan, dan pangan) atau hanya kepuasan batiniyah saja, melainkan keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara keduanya.

Sedangkan tujuan pokoknya adalah mempersiapkan peserta didik agar mampu menjadi ‘Khalifah Allah’ yang akram (lebih mulia) yang berarti lebih bertaqwa kepada Allah dan yang shalih dalam arti mampu mengelola, mengembangkan dan melestarikan alam ini. Dan fungsi mereka sebagai khalifah antara lain.

Pertama, ibadatullah baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial, dimana di dalam komunitas berbangsa merekapun dituntut oleh ajaran Islam untuk memberikan manfaat kepada orang lain dalam kerangka ibadah sosial.

Kedua, imarah al-ardl yakni Pembangunan bumi ini dengan berbagai upaya untuk menunjang kebutuhan hidup sebagai sarana melakukan ibadah dalam rangka untuk mencapai tujuan hidupnya, yakni ‘sa’adah al-darain’.

Oleh karena itu dalam konteks ini pembangunan atau partisipasi dalam Pembangunan masyarakat sangat luas sekali, seluas potensi ajaran Islam yang akan diaplikasikan ke dalam proses Pembangunan yang manusiawi.

Pembangunan seperti di atas adalah mengejar keseimbangan dan upaya harmonisasi. Namun tidaklah mustahil, ia pun kadang merupakan arena kontradiksi. Oleh karena itu masalah pokoknya adalah Pembangunan apa pun yang dipilih, esensinya adalah untuk meningkatkan kualitas manusia secara manusiawi yang tentu saja akan mencakup berbagai aspek kehidupan duniawi dan ukhrawi dengan tata nilai yang diorientasikan pada Pancasila maupun Islam.

Dalam hal ini pengertian partisipasi dalam konteks pembangunan dimaksud adalah keterikatan suatu potensi atau peranan dengan perencanaan pelaksanaan dan pengendalian pembangunan yang menjadikan peningkatan kualitas manusia. Potensi dan peranan itu dapat berupa pendidikan termasuk juga pendidikan Islam yakni (pesantren) yang paling mempengaruhi di dalam proses pembangunan.

Dengan demikian, besar dan luasnya partisipasi seperti yang pada gilirannya akan menumbuhkan dinamika tinggi dari manusia untuk membangun dirinya dan lingkungannya dari sisi material maupun spitual adalah merupakan indicator konkrit bagi suksesnya pembangunan.

 

 

 

Iklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Konten Terkait

Back to top button