Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Kolom » Wakil Rakyat Kalo Gini Terus Kayaknya Perlu Nyantri Dulu Deh

Wakil Rakyat Kalo Gini Terus Kayaknya Perlu Nyantri Dulu Deh

  • account_circle admin
  • calendar_month Ming, 17 Sep 2023
  • visibility 11
  • comment 0 komentar

Oleh : Irna Maifatur Rohmah

Bukan menjadi rahasia lagi, tak jarang wakil rakyat yang terjerat KPK. Ya mau apa lagi? Penggelapan dana untuk proyek ini dan itu. Segampang itu mereka mengklaim dana untuk rakyat menjadi milik pribadi. Segudang alasan klasik berulang-ulang dituturkan pada media. Tapi hal itu tidak bisa mengembalikan kepercayaan dan wibawa. Padahal sudah berkali-kali bahkan mungkin wartawan sampai bosan meliput di KPK terus. Tapi itulah kenyataan yang ada di negara kita.

Melihat realita yang demikian itu, sepertinya syarat untuk mencalonkan diri menjadi wakil rakyat perlu tambahan lagi, deh. Wajib nyantri terlebih dahulu, salaf kalo bisa. Lho, kok gitu? Yuk kita selami dikit dunia santri!

Eksistensi pesantren tak lepas dari para pengelola lembaga pendidikan tersebut, seperti Yai dan Ustadz-nya. Dengan sikap-sikap terpuji mereka sistem pendidikan pesantren dapat diterima oleh masyarakat dan memiliki keyakinan pada pesantren untuk mendidik para santri. Hal ini terbukti jika pesantren dapat survive dengan baik sehingga masih bertahan sampai detik ini. Keunikan pesantren dapat menempa santri yang jumlahnya tidak sedikit dan berhasil mencetak pribadi yang memiliki moral yang apik. Seperti yang dicitakan pendidikan di negeri ini, menciptakan generasi yang bermoral, berpikir kritis, berintelektual, bersosialisasi yang apik dan memiliki ketrampilan.

Menciptakan hal tersebut tentunya tidak instan dan mudah. Tentunya harus ditempa dan didorong dengan kelembutan. Sehingga terbentuklah insan yang tidak mudah mengklaim hal yang bukan hak miliknya. Hal tersebut terjadi karena hal di bawah ini.

Santri terbiasa dengan kehilangan. Hidup bersama dengan sesama santri, mau tidak mau harus menerima segala resiko hidup berdampingan. Di dalam pesantren sudah sangat akrab dengan yang namanya kehilangan. Entah itu kehilangan ember, sandal, baju, dan apapun yang menempel pada dhohir santri. Hal ini sangatlah wajar. Entah karena keteledoran diri sendiri atau santri yang iseng. Namun hal ini pasti menimpa tiap santri. Santri tak gampang jengkel atau marah ketika kehilangan sesuatu darinya. Sebab dari pesantren mereka paham apa yang dimilikinya tidak sempurna miliknya, di pesantren apa yang dimilikinya menjadi milik bersama.

Dari sebuah kehilangan, santri belajar hal lain dalam pesantren. Bagaimana cara bersosialisasi dengan baik, cara meminjam yang baik, memberikan kesan yang baik ketika meminjam. Seandainya santri tidak pernah kehilangan niscaya tak tau cara bersosialisasi yang baik, tak bisa meminjam dengan baik. Salah satu cara untuk menyadarkan diri santri akan sebuah rasa kebersamaan adalah dengan adanya kehilangan. Awal yang menyakitkan namun menimbulkan efek yang tidak terlalu buruk.

Bagaimana tidak, hampir semua yang dimiliki rela barter atau berbagi dengan yang lainnya. Rasa kebersamaan sangat kental di pesantren. Sabun, baju, sandal, buku, pensil, pulpen, dan masih banyak lagi seringkali dipakai ramai-ramai. Hal ini tidak akan mendapat solusi jika dihadapi dengan rasa marah atau tidak terima. Melalui hal-hal seperti ini justru akan menambah rasa kebersamaan santri dan mempererat kedekatan santri.

Rela berbagi, menjiwa dan mendarah daging pada santri. Justru santri yang tidak mau berbagi tidak memiliki teman dan mendapat pandangan negative dari lingkungan pesantren. Karena pada dasarnya pendidikan pesantren menegakkan arti kebersamaan yang sangat kental. Maka dari itu santri perlahan tidak merasa kehilangan atas hal ada pada dirinya.

Dari sini muncullah sikap santri yang tidak mudah meng-klaim apa yang ada di tangannya. Rasa ingin memiliki santri menurun ketika sudah merasakan sensasi kehilangan dan pendidikan di pesantren. Dalam pengajian rutinan, seringkali dijelaskan arti sebuah kehilangan. Bahwasanya kehilangan sebenarnya tidak ada sebab semua yang ada pada tiap diri hanyalah titipan bukan kepemilikan total. Maka ketika sesuatu diambil tidak kaget dan bisa mengikhlaskan dengan mudah. Santri tidak mudah meng-klaim yang ada pada diri santri. Semua hanya titipan padanya. Apalagi untuk hal yang ada di sekitar dirinya, tidak akan mudah meng-klaim bahwa ini milikku, itu milikku, tidak seperti itu. Santri sudah ditanamkan dalam dirinya tidak pantas bagi seorang santri untuk meng-klaim yang ada pada dirinya.

Ide bagus bukan? Pribadi-pribadi yang ingin mencalonkan diri harus nyantri dulu minimal satu tahun, deh, buat membentuk pribadi yang tidak mudah meng-klaim dan legowo. Mungkin ini bisa jadi pembentukan karakter pemimpin agar Indonesia memiliki tatanan dan sistem pemerintah yang lebih baik lagi. Atau alumni pesantren saja yang menjadi pemimpin? Ups.       

*UIN Prof KH Saifuddin Zuhri Purwokerto, Pondok Pesantren Nurul Iman Pasir

  • Penulis: admin

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • PGMI IPMAFA Gelar Pelatihan Computational Thinking

    PGMI IPMAFA Gelar Pelatihan Computational Thinking

    • calendar_month Jum, 12 Nov 2021
    • account_circle admin
    • visibility 8
    • 0Komentar

      Para guru MI antusias mengikuti Pelatihan Computational Thinking di aula IPMAFA  MARGOYOSO – Puluhan guru Madrasah Ibtidaiyah di wilayah Pati Utara mengikuti Pelatihan Computational Thinking pada Pembelajaran Tematik Berbasis Kearifan Lokal. Kegiatan yang diadakan pada Rabu (10/11) di aula 1 lantai 2 kampus IPMAFA merupakan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dari dosen PGMI Fakultas Tarbiyah […]

  • Pedoman Memulai Bisnis dari Hobi

    Pedoman Memulai Bisnis dari Hobi

    • calendar_month Ming, 8 Agu 2021
    • account_circle admin
    • visibility 8
    • 0Komentar

      Jika berbicara hobi, pasti semua orang mempunyai hobi.Akan tetapi jarang sekali orang yang mau menjadikan hobinya itu untuk memperkaya diri. Padahal apabila kita memulai sebuah bisnis berdasarkan dari hobi tentunya di dalam menjalankannya dengan sepenuh hati. Sebab pekerjaan yang kita jalani berdasarkan kehendak hati.             Sering kali kita tidak menyadari bahwa apa yang sering […]

  • PCNU-PATI Photo by NASA Hubble Space Telescope

    Pahala

    • calendar_month Rab, 20 Mar 2024
    • account_circle admin
    • visibility 7
    • 0Komentar

    Oleh : Niam At Majha Bulan puasa sudah memasuki pekan kedua. Tentu kita sudah merasakan tentang dahaga dan lapar; menahan emosi dan lain seterusnya. Bulan penuh berkah katanya para pemuka agama; bulan penuh pahala yang mengalahkan seribu bulan. Dan pada bulan ini semua orang telah menobatkan apabila dirinya adalah yang mendapatkan banyak pahala. Bahkan banyak […]

  • Gus Mus: Sejak Kapan Pemilihan Rais Aam Seperti Pilkada?

    Gus Mus: Sejak Kapan Pemilihan Rais Aam Seperti Pilkada?

    • calendar_month Jum, 16 Jan 2015
    • account_circle admin
    • visibility 9
    • 0Komentar

    Pati, NU OnlineAlmaghfurlah KH MA Sahal Mahfudh merupakan Rais Aam PBNU terakhir. Kedalaman ilmu dan keberpihakannya kepada masyarakat menjadi teladan bagi semua. Sulit rasanya mencari pengganti tokoh sekaliber Kiai Sahal untuk duduk di kursi Rais Aam.Pejabat Rais Aam Syuriah PBNU KH A Mustofa Bisri (Gus Mus) menuturkan hal tersebut saat memberi taushiyah pada Haul ke-1 […]

  • Nilai Tersirat dari Film Disney . Photo by Jeremy Yap on Unsplash.

    Nilai Tersirat dari Film Disney

    • calendar_month Jum, 21 Okt 2022
    • account_circle admin
    • visibility 11
    • 0Komentar

    Oleh : Inayatun NajikahBeberapa waktu yang lalu, saya sempat menemukan postingan seseorang di media sosial. Hal yang ia bagikan adalah sesuatu yang saya sendiri pun tak menduganya. Sesuatu yang tak banyak orang lain mengetahuinya. Nilai positif yang ada pada beberapa film disney. Cerita disney memang sarat akan cerita imajinatif yang sangat disukai anak-anak. Bahkan bukan […]

  • Puasa dari Game Online

    Puasa dari Game Online

    • calendar_month Sen, 10 Mar 2025
    • account_circle admin
    • visibility 25
    • 0Komentar

    Oleh Hamidulloh Ibda* Ramadan adalah bulan penuh berkah yang seyogianya dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas ibadah dan produktivitas. Namun, godaan hiburan digital, terutama game online, kerap membuat sebagian orang justru lalai dalam menjalani ibadah. Padahal, Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan diri dari kebiasaan yang tidak produktif. Lalu, bagaimana cara agar […]

expand_less