Perpustakaan Keren Kendari
Oleh : M. Iqbal Dawami
Sampai di Kendari hari masih siang. Setelah diajak makan siang oleh panitia, aku diantar ke hotel agar bisa langsung istirahat. Lagi pula mereka masih sibuk mengurus acara hari itu yang selesainya sore hari. Wah, hotelnya bagus banget. Sesampai di kamar aku langsung tepar.
Rasanya memang cukup melelahkan bagiku melakukan perjalanan ini. Memang hanya setengah hari dari Surabaya ke Kendari. Naik pesawat pagi hari pukul enam dari Surabaya, kemudian transit di Makassar, dan berangkat lagi ke Kendari. Namun, aku berangkat dari Pati menuju Surabaya menggunakan bus patas dengan durasi sekitar tujuh jam. Jadi antara kurang tidur dan jetleg bercampur aduk.
Aku terbangun pukul empat sore. Kepalaku masih pusing. Sepertinya tidurku masih kurang. Namun, aku sudah tidak sabar ingin jalan-jalan keliling kota Kendari. Setelah mandi dan shalat ashar aku mulai ke luar hotel. Aku bertanya pada satpam jalan ke arah teluk beserta jaraknya. Rupanya cukup jauh, bisa menghabiskan waktu di jalan jika jalan kaki. Bisa magrib di jalan sebelum sampai teluk. Dan aku tidak ada niatan untuk memesan ojek online. Niatku ingin jalan kaki sembari menikmati atmosfer kota Kendari.
Setelah kupertimbangkan, aku urungkan jalan kaki ke teluk. Namun aku tetap jalan kaki ke arah teluk. Jika nanti di jalan sudah hampir magrib, aku tinggal balik kanan. Maka, jalan kaki tanpa tujuan adalah tujuan itu sendiri. Bismillah. Langkah pertama ke luar hotel aku langkahkan. Aku susuri sisi sungai. Beberapa swalayan, tempat makan, warung kopi, aku lewati. Jalanan sedikit berdebu. Cuaca agak mendung, jadi sebenarnya tidak terlalu panas, namun sedikit sumuk, karena mau hujan.
Dari kejauhan aku lihat bangunan yang megah dengan kubah di atasnya. Aku menduga itu adalah masjid atau Islamic Center. Makin penasaran aku. Aku terus melangkah. Sudah mulai tidak terhitung langkahku. Kurang lebih setengah jam sudah aku berjalan. Hingga tak terasa mendekati gedung tersebut. Wah, bagus sekali gedungnya. Unik dan kesan modern namun klasik, lantaran atasnya berbentuk kubah. Setelah aku baca tulisan di gedung tersebut ternyata perpustakaan. Aku kecele.
Rupanya itu adalah gedung perpustakaan. Baru kali ini aku melihat gedung perpustakaan yang unik dan modern. Kesan gedung perpustakaannya tidak ada. Namun, memberikan kesan yang modern. Pastilah ini dilakukan dengan serius dan dengan niat yang serius pula untuk memajukan literasi di kota Kendari, umumnya Kabupaten Kendari, bahkan provinsi Sulawesi Tenggara.
Aku memang hanya melihat dari luar, belum ada kesempatan untuk masuk. Apa saja yang ada di dalamnya? Sungguh bikin penasaran. Demi memenuhi rasa penasaranku, aku googling. Waw, pembangunan gedung ini menghabiskan dana 100 miliar. Tak main-main, perpustakaan ini diplot sebagai perpustakaan bertaraf internasional. Dan bangunan dengan bentuk lingkaran ini dirancang untuk menyerupai nampan penutup hidangan tradisional pulau Buton, yakni Tala Koae.
Sedangkan konsep perpustakaannya sendiri katanya terinspirasi dari Harvard College Library yang menjadi salah satu perpustakaan terbesar dan terlengkap di dunia. Ah, makin penasaran. Semoga ada kesempatan bisa masuk ke dalam perpustakaan Modern Regional Library Sulawesi Tenggara ini. Amin.