Orang-Orang Daun Talas
Oleh: Maulana Karim Sholikhin*
Supporter bola memiliki loyalitas setinggi Burj Khalifa. Berbeda dengan pendukung olahraga lain, karakter fans sepak bola memang unik. Tragedi Heysel, Juventus VS Liverpool hingga yang teranyar, peristiwa Kanjuruhan menjadi saksi betapa setia para supporter cabang olah raga satu ini.
Pada level tertentu, fanatisme semacam ini ‘cukup baik’. Seorang teman bercerita, bahwa dirinya sungkan njajan di sebuah angkringan, karena pemiliknya sama-sama Patifosi (Supporter Persipa Pati) dan pasti nggak mau dibayar. Bola menyatukan mereka.
Namun ada model fans bola yang berbahaya. Penulis menyebutnya, penggemar tipikal air daun talas. Dirinya tidak sefanatis Patifosi atau Liverpoodlian. Hanya suka bola tanpa mudeng harus dukung mana. Mereka hanya berdiri diatas satu sisi, suka olahraganya tapi enggan terlibat dalam cinta sejati club bola.
Biasanya orang-orang model ini memiliki beberapa karakter. Pertama jarang nonton bola. Kedua, suka mengkritik pemain manapun dengan kata-kata yang fulgar lagi arogan.
Ketiga, mereka nggak mudeng jika ditanya, harusnya baimana biar Tim Bla Bla Bla itu bisa baik mainnya? Atau, Si A harus diganti siapa biar nggak mandul goal? Mereka hanya terbagong dan tak mengerti, sebab kecintaan mereka bukanlah dari hati.
Dalam konteks bola, mereka tidak terlalu berbahaya. Paling hanya mangkelke ati. Namun bisa mencelakakan kalau mereka eksis diantara kita, di kehidupan nyata. Nahasnya, orang model air daun talas ini, keberadaannya seperti jamur di musim hujan, banyak nyak nyak nyak.
Rapat ndak pernah ikut, gladi selalu absen, giliran acara berjalan, bisanya mencela ina ini itu. Kalau ditanya, baiknya gimana? Mereka hanya terdiam terpana terbata. Duh Gusti, Na’uudzubillahi min syarri him.
*Penulis adalah Pendidik di Ponpes Shofa Az Zahro’ dan MI Hidayatul Islam