Nikmat yang Terlupakan
Oleh : M. Iqbal Dawami
Siang ini, suasana rumah sakit mulai ramai, berbeda dengan pagi tadi. Saya sedang menemani anak saya yang bungsu, yang kini terbaring lemah di tempat tidur. Tidak ada yang lebih berat bagi seorang orang tua selain melihat anaknya sakit.
Saya duduk di sampingnya, memperhatikan wajahnya yang tampak pucat, berharap ia segera pulih. Di sini, segalanya terasa melambat; setiap detik terasa lebih lama saat menunggu kabar baik tentang kesehatannya.
Kondisi ini membuat saya merenungkan betapa pentingnya menjaga kesehatan. Di tengah kesibukan kita sehari-hari, seringkali kita lupa bahwa kesehatan adalah salah satu hal paling berharga yang kita miliki. Nabi Muhammad Saw. pernah bersabda bahwa ada dua nikmat yang sering dilupakan oleh manusia: kesehatan dan waktu luang.
Kedua hal ini mungkin terlihat sederhana, namun ketika kita kehilangannya, barulah kita menyadari betapa pentingnya mereka. Ketika kita sakit, aktivitas yang biasanya kita anggap remeh menjadi sangat sulit dilakukan, bahkan bangun dari tempat tidur saja terasa berat. Dan ketika waktu luang hilang, kita merasakan bagaimana beban kesibukan bisa begitu menekan, menghambat kita untuk melakukan hal-hal yang bermakna.
Kesehatan adalah salah satu nikmat yang seringkali kita abaikan. Banyak dari kita yang terlalu sibuk dengan pekerjaan, dengan tanggung jawab yang menumpuk, hingga lupa merawat tubuh. Kita sering mengabaikan pola makan, kurang berolahraga, dan seringkali membiarkan stres menumpuk. Baru ketika tubuh kita memberi sinyal—seperti sakit atau kelelahan yang luar biasa—barulah kita tersadar bahwa ada yang salah. Kita lupa bahwa tubuh ini memiliki batas. Kita tidak bisa terus-menerus mendorongnya tanpa memberikan waktu untuk istirahat dan perawatan yang layak. Mencegah jauh lebih baik daripada mengobati, tetapi sayangnya, sering kali kita baru bertindak setelah terlambat.
Selain kesehatan, waktu luang adalah nikmat lain yang kerap terabaikan. Di zaman yang serba cepat ini, rasanya sulit sekali untuk benar-benar memiliki waktu luang. Bahkan ketika ada jeda, kita sering mengisinya dengan hal-hal yang tidak produktif, seperti terus-menerus menatap layar ponsel atau mengejar hal-hal yang sebenarnya tidak membawa kebahagiaan jangka panjang.
Padahal, waktu luang seharusnya digunakan untuk hal-hal yang lebih berarti, seperti mendekatkan diri kepada keluarga, merenung, atau memperbaiki kualitas hidup kita. Kita seringkali menghabiskan waktu untuk hal-hal yang tidak penting, tanpa menyadari bahwa waktu tersebut tidak akan pernah bisa kita dapatkan kembali.
Sakit yang dialami anak saya ini menjadi pengingat bagi saya pribadi. Sebagai orang tua, saya menyadari betapa rentannya tubuh kita, terlebih tubuh anak-anak yang masih tumbuh.
Hidup ini singkat. Kita tidak pernah tahu kapan kesehatan kita akan terganggu atau kapan waktu luang yang kita miliki akan habis. Kesehatan dan waktu luang adalah karunia yang tidak ternilai.