Menulis adalah Aktivitas yang Menyenangkan

Di antara anggota tubuh yang lain, tangan adalah alat tubuh yang paling dekat hubungannya dengan kreativitas isi kepala kita. Otak kita merancang sesuatu dan tangan kita yang mengerjakannya (kecuali mungkin pemain sepak bola, sepak takraw, atau pemain sepak-sepak lainnya; di luar lapangan, para penyepak itu tetap mengerjakan apa yang ada dalam pikiran mereka dengan tangan juga).
Seorang petani berfikir bagaimana cara terbaik mengolah tanahnya, dan tangannyalah yang mengerjakan mewujudkan apa dia pikirkan. Tangan itu menggenggam gagang cangkul dan mengayunkannya. Tanganlah yang menggemburkan tanah dan menyiramkan rabuk agar tanah yang keras menjadi subur. Tanganlah yang mengguyurkan air ke tanaman ke dalam pot.
Karena itu, beri kesempatan kepada tangan Anda untuk melakukan apa yang memang menjadi kesukaannya. Jangan membiarkannya menjadi penganggur, kasihan ia. Jika Anda betul-betul ingin menulis, beri tangan Anda pena, beri ia kesempatan menekan tuts mesin ketik atau keyboard komputer Anda, biarkan ia menjalin kerjasama dengan otak, kawan karibnya. Seorang penulis menyatakan kira-kira begini; “Tulis apa saja yang ada dalam pikiran Anda, dan segala yang berkecamuk di dalam pikiran itu akan menemukan jalan keluar.” Ketika menulis, katanya, “Tangan kita melakukan sesuatu dan sebagai sahabat karib dari otak, ia akan tahu cara mewujudkan apa yang ada di pikiran kita.” (hlm. 9).
Latihan dan kedisiplinan
Sebagaimana pekerjaan-pekerjaan lain membutuhkan latihan, menulis pun membutuhkan latihan. Menulis juga tidak mengenal bakat, sebab dalam beberapa kasus, kata “bakat” seolah-olah menggatikan kata “takdir”. Tak ada orang yang berbakat menjadi tukang ledeng atau tukang servis AC, polisi, pemain bulutangkis, atau petintu. Semua harus melalui latihan atau pendidikan untuk bisa menjadi penulis yang handal. Dalam buku Creative Writing ini yang ditulis AS. Laksana mencotohkan sosok petinju Muhammad Ali yang paling dikenang dalam sejarah pertinjuan. Karena ia bukan seorang siswa yang cerdas di sekolahannya. Kadang-kadang ia mendapat nilai bagus karena mengancam teman sebangkunya, dengan kekuatan ototnya untuk memberikan contekan. Tapi, dunia kemudian mengakuinya sebagai petinju jenius.
Itu tak semata-mata soal bakat, tetapi karena ia tahu apa yang harus dilakukan. Ia menciptakan sebaris kalimat puitis: “ Menyengat seperti lebah, melayang seperti kupu-kupu.” Dan ia mewujudkan apa yang tidak pernah dipikirkan oleh petinju-petinju lain. Sampai sekarang kita percaya bahwa hanya ada satu petinju yang bisa menyengat seperti lebah, dan menari-nari seindah kupu-kupu, itu hanya ada pada diri Muhammad Ali.
Dengan begitu menulis pun bukan sesuatu yang berbeda dari pekerjaan-pekerjaan lain. Ia memerlukan latihan dan kekeraskepalaan. Tanpa latihan, Anda hanya akan menjadi petinju yang selalu dipukul KO dalam setiap pertandingan. Tanpa latihan, Anda hanya akan menjadi penari yang gerakannya memalukan. Tanpa latihan, Anda hanya akan menjadi penulis yang tak pintar membikin kalimat. (hlm. 209).
Oleh karena menulis adalah aktivitas yang menyenangkan, tapi terkadang kita mengalami kebuntuan ide ssaat memulai sebuah kalimatatau bagaimana menutup sebuah cerita. Pada dasarnya, menulis akan terasa mudah dan menyenangkan bila kita punya keterampilan.
Buku creative writing akan membantumu mengenali hal-hal mendasar dalam penulisan kreatif. Se,misal, bagaimana membuat adegan yang menarik, sudut penceritaan beragam, dan dialog yang tidak berlarat-larat. Karena setiap pembahasan dalam buku ini dilengkapi dengan contoh yang memudahkanmu dalam berlatih. Selamat mencoba.
Judul Buku : Creative Writing
Penulis : AS Laksana
Penerbit : baNANA
Tahun Terbit : Cetakan Kelima Juli 2021
Tebal Halaman: 226
ISBN : 978-623-96372-4-8
Peresensi : Siswanto