Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Kolom » Jangan Mereduksi Kesakralan Tauhid

Jangan Mereduksi Kesakralan Tauhid

  • account_circle admin
  • calendar_month Kam, 15 Agu 2019
  • visibility 35
  • comment 0 komentar

Foto : NU online

Filsafat mengajari tentang beberapa aliran, salah satunya empirisme. Aliran yang mengandalkan empiris-inderawi atau pengalaman langsung sebagai dasar kebenarannya. Contohnya api diakui kalau panas tatkala indera kita terkena api dan terasa benar-benar panas.

Kali ini saya tidak akan membahas filsafat, tetapi tentang bagaimana pandangan empiris itu menjadi bagian penting pengambilan keputusan dan konklusi sebuah kebenaran. Tentu bukan satu-satunya kebenaran karena kebenaran filsafat dan inderawi itu relatif, jika tidak mau dikatakan kamuflase. Ditambah lagi subjektivitas dari manusia yang mengalami kejadian tersebut.

Hanya saja, dalam konteks beragama, kami tidak akan bicara soal siapa yang paling benar atau golongan apa yang paling cinta dengan Islam. Namun lebih menyoal ajaran utama agama Islam, yakni Tauhid, ke-Esa-an Allah (meski ada anggapan bahwa Esa tidak sama dengan tunggal).

Sebelum masuk lebih jauh, ada baiknya kita menyatukan presepsi tentang tauhid. Dalam bahasa sederhana, ajaran Tauhid adalah tidak menyekutukan Allah. Hanya Allah Tuhan satu-satunya, tiada Tuhan Selain Allah. Kalimat ini begitu sakral karena melandasi semua aktivitas manusia, baik jasmani maupun rohani, material serta spiritual.

Tauhid menempati urutan pertama dan utama dalam Islam, maka rukun Islam yang pertama adalah Syahadat Tauhid dan Syahadat Rasul. Tanpa ini, amal perbuatan manusia tidak akan diterima sebagai amal shaleh muslim karena belum dianggap beriman dan muslim seseorang hingga ia menerima dan mengamalkan ajaran Tauhid.

Tauhid begitu sakral dan kesakralannya tak terbantahkan, diamini semua aliran dalam Islam. Saking cintanya terhadap Islam dan tauhid bahkan ada beberapa kelompok yang mencetaknya dalam bentuk bendera, topi, atau kaligrafi. Satu hal yang perlu diketahui ialah, pencantuman Tauhid dalam berbagai media tersebut akan mereduksi Kesakralan Tauhid sesuai media yang dipakai.

Sebagai contoh, kalimat Tauhid yang ditulis pada topi kesakralannya akan berkurang mengikuti fungsi topi itu sendiri. Dipakai untuk menutupi kepala atau melindungi dari panas matahari. Jika tidak dipakai ia bisa ditaruh di mana saja, di meja, kursi, panggung, lemari, atau jika dijual dan belum laku maka akan berada dalam tumpukan gudang bersama barang lainnya.

Penulis berani mengatakan demikian, sebab penulis memiliki pengalaman ‘menyedihkan’ tersebut. Seseorang telah meninggalkan topi tauhid di atas lantai sebuah tempat bermain anak-anak. Sayang sekali, kenyataan ini benar-benar telah terjadi tanpa kita sadari. Akhirnya, oleh istri penulis, topi tersebut dipungut dan diamankan ke tempat yang lebih tinggi, di rak paling atas. Ini cara kami memuliakan substansi kalimat tauhid.

Kejadian ini memberi banyak pelajaran bagi kita. Satu poin yang paling menohok yakni kalimat tauhid bisa lenyap nilai dan kesakralannya hanya karena kelalaian menaruh topi.

Tentu akan lebih bijak jika tulisan kalimat Tauhid dan Syahadat Rasul itu tertanam kuat dalam hati, bukan ditulis di berbagai media seperti topi, baju, atau bendera dan media-media yang tidak semua orang mudah menjaganya. Argunen ini bukan lantas menunjukkan bahwa penulis alergi dengan kalimat Tauhid, namun langkah tersebut justru lebih memuliakan substansi dari Tauhid itu sendiri.

Topi, benedera atau baju jika kotor tentu akan dicuci, entah dengan mesin cuci atau dikucek pakai tangan, diperas kemudian ditumpuk bersama pakaian lainnya. Menjadi tidak sakral bukan?

Mari jaga Kesakralan Tauhid dengan menanamnya di hati, menunjukkannya dalam akhlak mulia, dan menjaganya tetap suci. Wallahu a’lam bisshowab

M. Shofyan Al Nashr
(Aktivis literasi NU dan dosen IPMAFA)

  • Penulis: admin

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Launching Menara Masjid, Hadirkan Az-Zahir

    Launching Menara Masjid, Hadirkan Az-Zahir

    • calendar_month Rab, 8 Jun 2022
    • account_circle admin
    • visibility 48
    • 0Komentar

    WEDARI JAKSA – Masjid Baiturrahman Desa Tlogoharum, Kecamatan Wedarijaksa meresmikan, melaunching menara masjid dengan menggelar tasyakuran bertajuk sholawatan menghadirkan Habib Ali Zainal Abidin Assegaf dari Pekalongan. Acara tersebut dihadiri Bupati Pati, H. Haryanto didampingi oleh Forkopimcam, ada Kapolsek dan Komandan Koramil Kecamatan Wedarijaksa (Selasa malam, 7/06/2022). Bupati Pati, H. Haryanto mengatakan, “Selamat atas berdirinya Menara […]

  • Paud As Salam Rayakan Hari Santri dengan Berbagi

    Paud As Salam Rayakan Hari Santri dengan Berbagi

    • calendar_month Sel, 22 Okt 2019
    • account_circle admin
    • visibility 46
    • 0Komentar

    MARGOREJO-Paud As Salam merayakan Hari Santri Nasional dengan beramal air bersih. Paud yang berada di Desa Jimbaran Kecamatan Margorejo tersebut mendonasikan enam tangki air bersih yang masing-masih berkapasitas lima ribu liter tepat pada Hari Santri 22 Oktober 2019 ini. Donasi Air Bersih Paud As Salam dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2019. Lima desa dari […]

  • Hasil-Hasil Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama

    Hasil-Hasil Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama

    • calendar_month Rab, 21 Des 2022
    • account_circle admin
    • visibility 58
    • 0Komentar

    Isi beserta uraian perincian sebagaimana dimaksud oleh keputusan ini terdapat dalam naskah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Nahdlatul Ulama beserta Muqaddimah al-Qanunil Asasy sebagai pedoman untuk melaksanakan tata organisasi dalam mencapai tujuan dan cita-cita Nahdlatul Ulama;

  • PCNU-PATI Photo by Gabriel Goller

    Bapak Hamdi van Holland

    • calendar_month Sen, 23 Jan 2023
    • account_circle admin
    • visibility 74
    • 0Komentar

    Oleh : M. Iqbal Dawami Hari itu adalah musim bunga bermekaran indah di halaman rumah. Keindahannya seolah hendak menyambut kedatangan kami yang tahun 2013 berlebaran di Bojong, Pandeglang. Ah, desa Bojong. Sebuah desa yang penuh dengan memori masa kecil dan remajaku. Kenanganku akan pasar Bojong, sawah Cijakan, dan sungai Cilemer tak lekang ditelan zaman. Di […]

  • Harlah ke-30, MAN 2 Pati Tanam Ribuan Mangrove untuk Lestarikan Lingkungan

    Harlah ke-30, MAN 2 Pati Tanam Ribuan Mangrove untuk Lestarikan Lingkungan

    • calendar_month Sab, 8 Nov 2025
    • account_circle admin
    • visibility 4.886
    • 0Komentar

      Pcnupati.or.id – Peringati Hari Lahir (Harlah) ke-30, Madrasah Aliyan Megeri (MAN) 2 Pati, menanam ribuan mangrove di Desa Tunggulsari, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, Sabtu (8/11/2025). Kegiatan bertajuk “Ekoteologi dan Konservasi 3000 Bibit Mangrove” tersebut, melibatkan berbagai pihak, di antaranya sekolah binaan yaitu MTs Negeri 2 Pati, MTs Manbaul Falah, MTs Mambaul Hidayah serta SD […]

  • Guru RA Asal Jaken Raih Hadiah Umroh dari PGSI

    Guru RA Asal Jaken Raih Hadiah Umroh dari PGSI

    • calendar_month Ming, 18 Agu 2019
    • account_circle admin
    • visibility 34
    • 0Komentar

    PATI-Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGSI) Pati membuat gebrakan. Dalam rangka peringatan sewindu PGSI sekaligus merayakan HUT RI ke 74, PGSI Pati menggelar event di Pati kota, Minggu (18/8) pagi. Berlokasi di halaman parkir kantor Bupati Pati, PGSI mengadakan jalan santai untuk semua guru swasta Kabupaten Pati. Kegiatan bertajuk PGSI Pati Jalan Sehat tersebut diikuti oleh […]

expand_less