FKPT Jawa Tengah Sukses Gelar Coaching Enumerator IPR dan IRT
SEMARANG- Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah baru-baru ini menggelar Coaching Enumerator Indeks Potensi Radikalisme (IPR) dan Indeks Risiko Terorisme (IRT) Tahun 2024 secara virtual Zoom Meeting, yang diikuti sebanyak 57 peserta terdiri dari 27 enumerator IPR dan 30 enumerator IRT pada Jumat, 21/06/2024.
Acara dibuka langsung oleh Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah, Prof. Dr. Syamsul Ma’arif, M.Ag. Dalam sambutannya, ia menjelaskan, bahwa berdasarkan persentase kasus terorisme pada tahun 2023 yaitu zero kasus, namun deteksi dini dan kewaspadaan harus ditingkatkan.
“Kita harus tetap waspada, lakukan upaya deteksi dini dan pemetaan. Sekalipun tahun 2023 zero kasus, pemikiran radikalisme akan tetap berkembang dan bisa menjadi bom waktu. Lebih-lebih pola dan strategi yang dipakai kelompok radikal senantiasa berubah dan berkembang dari waktu ke waktu. Meskipun dengan tujuan sama menciptakan teror dan kerusakan masyarakat. Melalui strategi proxy war untuk penyemaian intoleransi, memecah belah dan melemahkan persatuan NKRI”, ungkap Prof Syamsul.
Lebih lanjut, Prof Syamsul Ma’arif, M.Ag juga menyampaikan bahwa penelitian ini dirancang untuk mendeteksi pola radikalisme pada unit sample kabupaten dan kota terpilih dalam skala nasional, sehingga enumerator dituntut untuk jeli, teliti dan detail dalam setiap proses pengumpulan data di lapangan.
“Penelitian ini berskala nasional dengan unit sampel di beberapa kabupaten kota terpilih. Maka, enumerator harus jeli, teliti dan detail dalam proses pengambilan data-data. Validitas data tergantung enumerator, maka memastikan terjun ke lapangan adalah suatu keharusan,” ujar Prof Syamsul yang juga menjadi Pengasuh Pesantren Riset Al-Khawarizmi Semarang.
“Enumerator harus bisa menjadi bagian kebudayaan masyarakat setempat dengan pendekatan “Living perspective”, yaitu dapat meleburkan diri dalam masyarakat. Sehingga dalam proses pengumpulan data harus sebisa mungkin terintegrasi dan menjadi bagian komunitas dan kebudayaan masyarakat. Senantiasa menjunjung tinggi etika dan sopan santun seperti dalam upaya penggalian data; bagaimana masyarakat menyelesaikan permasalahan berbasis kearifan lokal, dan potret digital masyarakat, semua itu harus dilakukan dengan etis, riang gembira dan professional,” imbuhnya.
Sebelum mengakhiri sambutannya, ia memberikan pesan kepada enumerator agar bersungguh-sungguh dalam menjalankan misi penelitian ini.
“Kalian adalah minal musthafa, atau orang terpilih yang diberikan tugas untuk menggali informasi seputar potensi radikalisme dan risiko terorisme, maka bertugaslah dengan baik. ”
“Karena kalian jugalah harapan masa depan Indonesia, generasi yang cerdas dan berbasis data,” pungkasnya.
Kegiatan coaching enumenator IPR dan IRT ini diisi oleh dua narasumber yaitu Kabid Penelitian FKPT Jawa Tengah, Nanang Qosim, S.Pd.I.,M.Pd, dan Sekretaris FKPT Jateng Ahmad Rouf, M.Pd, sekaligus sebagai Asisten Peneliti.
Terlihat saat coaching IPR dan IRT berlangsung, Kabid Penelitian maupun Asisten Peneliti memberikan penjelasan secara detail tentang sistem dan cara sukses dalam melakukan survei IPR dan IRT.
Sebelum Coaching Enumerator IPR dan IRT diakhiri oleh Moderator, Satgas FKPT Jateng, Ahmad Fatkhur Rohman, Kabid Penelitian FKPT Jawa Tengah Nanang Qosim menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada enumenator yang terlibat dalam kegiatan ini, serta berharap coaching ini menambah wawasan dan kesamaan persepsi mengenai tujuan yang dapat bermanfaat bagi bekal enumenator dalam pelaksanaan survei IPR dan IRT nantinya.
“Kami ingin menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan ini. Kegiatan ini merupakan langkah penting dalam upaya kita untuk memahami lebih dalam kondisi riil terkait risiko terorisme dan potensi radikalisme di tengah masyarakat. Dengan data yang akurat dan komprehensif, kita dapat merumuskan strategi pencegahan yang lebih efektif dan tepat sasaran,” ujarnya.
Kabid Penelitian FKPT Jawa Tengah juga menekankan bahwa seperti yang kita ketahui bersama, tantangan dalam pencegahan terorisme semakin kompleks dan dinamis. Oleh karena itu, pendekatan yang kita lakukan juga harus semakin canggih dan terintegrasi. pada tahun ini, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) telah mengupayakan beberapa langkah strategis yang berfokus pada tiga pilar utama: public awareness, community resilience, dan public resilience.
“Kegiatan coaching enumerator ini adalah salah satu langkah nyata dalam mendukung ketiga pilar tersebut. Maka dengan dilatihnya para enumerator, kita berharap hasil survei yang didapatkan akan memberikan gambaran yang akurat dan menjadi dasar yang kuat bagi kita dalam merumuskan kebijakan dan strategi pencegahan yang lebih baik di masa mendatang,” ujar Nanang Qosim yang juga menjadi Dosen Agama Islam di Kemenkes Poltekkes Semarang.
Ia mengingatkan agar sahabat-sahabat enum bisa memahami secara cermat terhadap penjelasan dan petunjuk survey, jika ada kendala di lapangan, maka secepatnya kita saling berkoordinasi sehingga problem yang muncul bisa cepat kita atasi. Kita akan terus berkoordinasi hingga giat survei ini selesai dan sukses dilaksanakan.
“Terimakasih rekan-rekan enumerator, penelitian ini menjadi ikhtiar kita bersama dalam menciptakan Indonesia yang damai, aman dan harmoni. Mohon bantuannya untuk tetap menjaga kesehatan, semoga usaha yang kita lakukan ini bisa memberikan pengabdian serta kontribusi kita untuk bangsa dan NKRI,” pungkasnya.