Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Tokoh » Cerita Lucu dan Unik Dua Abdi Ndalem Mbah Sah

Cerita Lucu dan Unik Dua Abdi Ndalem Mbah Sah

  • account_circle admin
  • calendar_month Sab, 6 Agu 2022
  • visibility 32
  • comment 0 komentar

Oleh : Sahal Japara

 Peringatan Haul Syekh Mutamakkin Kajen (Suronan) bagi santri Kajen biasanya menjadi ajang pertemuan Alumni. Dalam pertemuan Alumni, selain kangen-kangenan, biasanya akan ada cerita-cerita kenangan waktu mondok. Pagi ini saya akan menceritakan kisah lucu dan unik Abdi Ndalem Mbah Sah/Ibunyai Hafshah/Aisyah Abdullah Salam, gara-gara ketemu dan njagong di sela-sela acara Khotmil Qur’an Haul Mbah Mutamakkin. Semoga bermaanfaat dan terdapat ibrah di dalamnya.  

“Manukmu Ucul, Kurungi!”

 Ada salah seorang Abdi Ndalem Mbah Putri/Mbah Sah (Ibunyai Hafshah/Aisyah Abdullah Salam Kajen) yang bangun tidur dalam keadaan “mimpi basah”. Di Ndalem Mbah Putri, saat itu, ia biasa bertugas untuk belanja bahan-bahan masak dapur. Karena bangun kesiangan, sementara waktu masak pagi di dapur sudah tiba, maka ia pun langsung bergegas pergi ke pasar untuk belanja bahan dan kebutuhan masak pagi di dapur, dan belum sempat untuk mandi junub.

 Di dapur, biasanya, Mbah Putri/Mbah Sah turut serta membantu santri-santri Abdi Ndalem dalam memasak makanan untuk para santri. Meskipun sudah sepuh, beliau sering ikut memotong sayur kangkung, bayam dan sebagainya, juga membantu pekerjaan yang semestinya sudah dikerjakan oleh para Abdi Ndalem. Hal ini lah yang membuat “Sega Ndalem” selalu dikangeni oleh para Alumni. Karena yang memasak adalah priyantun-priyantun mulia, kinasihnya Gusti Allah, yang selalu menyelipkan doa dan dzikir dalam butiran-butiran beras yang menjadi nasi maupun potongan-potongan sayur yang menjadi lauk pauk.

Saat si Abdi Ndalem tadi sudah sampai Pondok, ia langsung membawa seluruh barang belanja ke dapur agar segera dimasak. Sesampainya di dapur, ia bertemu Mbah Putri yang masih “ngrajangi” kangkung. Sembari tersenyum, Mbah Putri ngendika kepada si Abdi Ndalem.

“Heh, manukmu ucul, kurungi!”

(Hai, burungmu lepas, kurungi!)

Si Abdi Ndalem kebingungan memahami maksud dhawuh Mbah Putri. 

“Pripun Mbah?”

“Manukmu ucul, kurungi!”

Ia masih belum “ngeh” dengan dhawuh Mbah Putri. Mbah Putri pun mengulangi ucapannya tadi untuk yang ketiga kalinya. 

“Iku lho, manukmu ucul, kurungi!”

Seketika, si Abdi Ndalem baru paham bahwa ternyata Mbah Putri sedang menyindirnya, yang berangkat belanja ke pasar dalam keadaan masih junub dan belum sempat mandi. Ia betul-betul baru paham. Ia pun tersipu malu, sambil menggumam dalam hati, “Lho kok bisa Mbah Putri tahu kalau aku masih Junub? Apa orang Junub itu ada tulisan Junub di keningnya, sehingga beliau bisa tahu?”

==============================

Mendengar cerita itu kemarin Pagi langsung dari pelakunya, saya yang sebenarnya saat itu ngantuk berat dan sedikit meriang, seketika langsung tertawa terpingkal-pingkal, sampai-sampai kantuk dan meriang di badan hilang semua. Saya pun membalas dengan cerita unik tentang Mbah Putri.

“Mbah Sah: Makelar-nya Mbah Mutamakkin”

Saat itu, saya belum jadi Abdi Ndalem Mbah Sah, masih berstatus sebagai santri Pondok. (“Santri Abdi Ndalem” adalah santri yang biasa berkhidmah membantu memenuhi kebutuhan Ndalem Kiai dan juga para santri, sementara “Santri Pondok” adalah santri yang fokus kegiatannya hanya pada mengaji atau sekolah). Saat itu, Mbah Sah sama sekali belum mengenal saya. Selain jarang sowan, saya belum menjadi bagian dari Abdi Ndalem beliau. 

Selepas lulus sekolah di Perguruan Islam Mathali’ul Falah, aku meminta Bapak supaya tidak lagi mengirim uang saku bulanan. Sebab, adik-adikku banyak, sementara Bapak hanya seorang Guru Madrasah Diniyyah Takmiliyyah sore atau  “Sekolah Arab”, yang gajinya tak seberapa. Secara logika finansial, aku sama sekali tidak punya pemasukan apa pun untuk biaya hidup di Pondok. Tetapi, kuyakin bahwa orang-orang yang mencari ilmu itu pasti rizqinya ditanggung Gusti Allah. Semua makhluk hidup itu rizqinya ditanggung Gusti Allah, tetapi khusus untuk para pencari ilmu, Gusti Allah menanggung rizki mereka secara “ajaib”, sebagaimana firman-Nya dalam Surat Al Kahfi yang menceritakan Nabi Musa saat mencari Sang Guru Nabi Khidir dan kehilangan seluruh bekal, namun menemukan banyak keajaiban:

“وَاتَّخَذَ سَبِيْلَهُ فِي الْبَحْرِ عَجَبًا” 

“dan ia (ikan/rizqi) itu mengambil jalannya ke laut (mendatangi Nabi Musa/para pencari ilmu) dengan cara yang ajaib.”

Juga sabda Baginda Nabi Muhammad SAW:

 “مَنْ طَلَبَ الْعِلْمَ، تَكَفَّلَ اللهُ بِرِزْقِهِ.” 

“Barangsiapa mencari ilmu, maka Gusti Allah pasti akan menanggung rizkinya.” 

Akan tetapi, saat itu, aku sedang betul-betul tak punya uang dan tak punya apa-apa, sementara kebutuhan untuk hidup di Pondok banyak sekali dan sangat mendesak. Aku betul-betiul sedang terkena sakit “Kanker”, Kantong Kering. Mau meminta-minta dan merepoti orang tua, rasanya sungkan. Akhirnya, malam itu, aku pun ziarah ke Maqbarah Mbah Mutamakkin, melantunkan Tahlil dan bertawassul. Berziarah ke maqbarah para kekasih Allah itu betul-betul menentramkan. Mereka sudah tidak punya kepentingan. Jika di hidupnya, mereka adalah Ahli dzikir, maka saat wafatnya pun masih mengajak manusia untuk turut serta dalam berdzikir mengingat Allah SWT. Kita, dari kalangan Ahlussunnah wal Jamaah an Nahdhiyyah, tidak meminta-minta kepada para Wali Allah. Kita hanya sowan berziarah, karena dalam anggapan Ahlisunnah wal Jamaah an Nahdhiyyah, para kekasih Allah itu hidup di alam barzakh, bisa disowani, tahu dan mendengar bacaan orang-orang yang berziarah kepadanya.

Selesai Ziarah di Maqbarah Mbah Mutamakkin, baru sampai Pondok beberapa menit, aku langsung ditimbali santri Abdi Ndalem Mbah Sah.

“Kang, sampean dipadosi Mbah Putri.”

“Nopo? Kulo? Dipadosi Mbah Putri?” 

Aku bertanya keheranan, karena selama mondok di PMH Pusat, aku belum pernah sekali pun dipanggil Mbah Sah untuk sowan. Alih-alih dipanggil, lha wong sowan pun jarang sekali.

“Nggih, sampean Kang.”

“Lho, wonten napa nggih?”

“Mboten ngertos.”

Aku pun langsung sowan Mbah Putri, dengan memendam banyak pertanyaan. Ada apa ya sebenarnya, kok Mbah Putri sampai memanggilku? Saat itu, Mbah Putri berada di kamar beliau. Sesampainya di kamar beliau, Mbah Putri langsung memberiku sebuah amplop sambil ngendika.

“Iki ana hajat si fulan, nadzar khataman al Qur’an ning Mbah Mutamakkin. Sampean waca ya.” 

“Inggih Mbah.”

Saat mau langsung undur diri, Mbah Putri mengulurkan asta lembutnya sambil tersenyum.

“Salaman a, aku iki Mbahmu kok.” Simbah dalam arti ideologis, bukan biologis. Seketika saya salim dan pamitan kepada Mbah Putri.  

Dalam hati, aku langsung terheran-heran. Mbah Putri apa ya didhawuhi Mbah Mutamakkin, kok bisa nyambung? Kok bisa tahu aku ini betul-betul sedang kepepet dan butuh uang? Padahal beliau sama sekali belum mengenalku. Apa Mbah Putri itu makelar-nya Mbah Mutamakkin ya? Pikiran nakalku bertanya-tanya.

Sejak saat itu, aku sering sekali sekali diberi amplop-amplop berisi uang untuk khataman al Qur’an, menunaikan hajat orang-orang, baik di Makamnya Mbah Mutamakkin, Mbah Ronggokusumo, atau pun di Makamnya Mbah Abdullah Salam. Seringkali, satu khataman belum selesai, sudah diberi khataman lagi dan lagi, oleh Mbah Putri. Bahkan, aku bisa kuliah S1, ya diberi beasiswa Mbah Putri lewat jalur khataman di Mbah Mutamakkin. Jadi ceritanya, saat masih berkhidmah menjadi Abdi Ndalem Mbah Putri, aku matur beliau, hendak boyong, pengen meneruskan kuliah. Beliau malah ngendika, 

“Ning kene wae, ngancani aku, ya? Aja ning endi-endi. Eman-eman. Nek pengen kuliah, ya kuliah iku kono gone Yi Sahal (IPMAFA), opo nggone Lek Joyo/Abah Zaky (saat itu Unwahas membuka kelas jauh di PP Al Kautsar asuhan Abah Zaky).” 

Akhirnya, aku nderekke dhawuh Mbah Putri, tidak jadi boyong. Beberapa waktu kemudian, Mbah Putri nimbali lagi dan ngendika. 

“Kuliah gene Yi Sahal iku daftare piro?” 

Kujawab, “1.500.000 Mbah.” 

Tiba-tiba beliau memberiku 15 amplop khataman al Qur’an di Mbah Mutamakkin, sambil ngendika. 

“Iki nggo daftar kuliah ya.” 

Aku betul-betul terkejut, dan berkata dalam hati, “Masya Allah, betapa sayangnya beliau kepada para santrinya.” Lalu aku matur, “Nggih Mbah, ngestuaken dhawuh, maturnuwun sanget. Nyuwun tambah pangestu mawon.”, sembari salim dan mengecup asta lembutnya.   

Kagem Mbah Mutamakkin, Mbah Abdullah Salam, Mbah Aisyah/Hafshah Abdullah Salam, Mbah Nafi’ Abdillah Salam dan sekeluarga besar Kiai-Kiai Kajen, al Fatihah

  • Penulis: admin

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • PCNU-PATI

    Istri KH. Mohammad Achmad Sahal Mahfudh Berpulang

    • calendar_month Jum, 11 Nov 2022
    • account_circle admin
    • visibility 27
    • 0Komentar

    MARGOYOSO – Inna lillahi wa inna ilaihi rooji’uun. Kabar duka menyelimuti Nahdlatul Ulama. Salah satu tokoh perempuan NU sekaligus Mustasyar PBNU 2022-2027, Nyai Hj. Nafisah Sahal Mahfudh wafat.  Kabar duka tersebut dikonfirmasi melalui KH. Faishal Muzammil pada Kamis (10/11) petang kemarin.  “Sekitar jam 18.00 WIB beliau berpulang di Rumah Sakit Islam (RSI) Pati. Sebelumnya beliau […]

  • PCNU-PATI

    Jelang Konferensi, PK IPNU IPPNU IPMAFA Sowan Rektor

    • calendar_month Jum, 14 Okt 2022
    • account_circle admin
    • visibility 18
    • 0Komentar

    MARGOYOSO – Menjelang Konferensi Komisariat (Konferkom) 2022, Pimpinan Komisariat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (PK IPNU IPPNU) IPMAFA melakukan konsolidasi dengan Rektor IPMAFA pada Rabu (12/10). Rangkaian kegiatan Konferkom PK IPNU IPPNU IPMAFA bakal digelar mulai 22-30 Oktober mendatang. Kegiatan meliputi Kemah Pelajar, Seminar dan Bedah Buku,  Launching Majalah Diksi […]

  • PWNU Intruksikan Shalat Gaib untuk Gus Baqoh

    PWNU Intruksikan Shalat Gaib untuk Gus Baqoh

    • calendar_month Jum, 23 Agu 2019
    • account_circle admin
    • visibility 22
    • 0Komentar

    SEMARANG-Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah mengeluarkan Surat bernomor PW.11/228/C/VIII/2019. Surat tersebut meruapak inteuksi untuk melaksanakan sholat ghaib dan tahlil atas wafatnya salah satu ulama Jawa Tengah, KH. Baqoh Arifin Abdul Chamid Kajoran, Magelang. Surat intruksi shalat ghaib untuk Gus Baqoh yang diterbitkan oleh PWNU Jawa Tengah KH. Baqoh Arifin Abdul Chamid atau yang […]

  • Teken MoU, INISNU dan UniSHAMS Malaysia Langsung Gelar Seminar Konfoerensi Internasional Pcnupati.or.id Temanggung — Institut Islam Nahdlatul Ulama (INISNU) Temanggung resmi menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Universiti Islam Antarabangsa Sultan Abdul Halim Mu’adzam Shah (UniSHAMS) Malaysia, sebagai bagian dari penguatan kerja sama internasional di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Penandatanganan ini dilaksanakan bertepatan dengan kegiatan Seminar Konferensi Internasional bertajuk “Multiculturalism and Religious Moderation: The Perspective of Islamic Studies in Indonesia and Malaysia”, yang digelar pada Kamis, 28 Agustus 2025 di UniSHAMS, Malaysia. Sedangkan tema yang dibawakan UniSHAMS adalah "Pengajian Islam di Nusantara: Cabaran dan Harapan" yang menjadi tindaklanjut konkret pelaksanaan MoU tersebut. MoU ini merupakan salah satu agenda penting dalam rangkaian program Pancadharma Internasional INISNU Temanggung yang diselenggarakan di tiga negara: Singapura, Malaysia, dan Thailand. Rektor INISNU Temanggung, Dr. Muh. Baehaqi, M.M., menyampaikan bahwa penandatanganan MoU ini menjadi langkah konkret dalam memperluas jaringan kerja sama global, khususnya dalam pengembangan studi Islam yang moderat dan berbasis pada nilai-nilai multikulturalisme. Konferensi yang mengiringi momen MoU ini menghadirkan Prof. Madya Dr. Mukhamad Hadi Musolin Subagio, Dekan Kulliyyah Usuluddin, Sains Al-Qur’an & Bahasa Arab UniSHAMS Malaysia, serta Dr. Eny Rahmawati, M.Pd., Dosen Magister Pendidikan Agama Islam INISNU Temanggung, sebagai pembicara utama. Selain itu, sejumlah dosen dan mahasiswa Magister INISNU Temanggung juga turut menjadi presenter, antara lain Dr. Fatmawati Sungkawaningrum, M.S.I. (Dosen Magister Hukum Keluarga Islam INISNU Temanggung), Khailani Khumairoh, Laila Salma, Muhamad Wahid Afiudin dan Agus Akhmat Yani (Mahasiswa Magister Pendidikan Agama Islam INISNU Temanggung). Ketua Panitia Pancadharma Internasional, Dr. Hamidulloh Ibda menegaskan bahwa kerja sama ini bukan hanya simbolik, melainkan akan ditindaklanjuti dengan program nyata seperti pertukaran pelajar, joint research, dan publikasi ilmiah bersama. “Melalui MoU ini, kami ingin membangun kolaborasi berkelanjutan dengan UniSHAMS, sebagai mitra strategis dalam membentuk generasi cendekiawan Muslim yang moderat dan mampu bersaing di level global,” ujarnya. Dekan Kulliyyah of Usuluddin, Quranic Sciences and Arabic Language (KUBRA), Universiti Islam Antarabangsa Sultan Abdul Halim Mu'adzam Shah (UniSHAMS) Malaysia Prof Madya Hadi Musolin Subagio mengatakan bahwa Universiti Islam Antarabangsa Sultan Abdul Halim Mu'adzam Shah (UniSHAMS) Malaysia adalah kampus hak milik pemerintah Provinsi Kedah, Malaysia. "Sejarahnya, pada tahun 1994 mengadaman kerjasama dengan Universitas Al Azhar. Salah satu programnya dulu adalah belajar 3 tahun di Malaysia dan 1 tahun di Mesir," jelasnya. Profesor asal Bojonegoro, Jawa Timur, Indonesia itu menambahkan bahwa pengembangan UniSHAMS 80 persen meminjam dari Al-Azhar, dan sampai saat ini ada 30 persen dosen masih native bahasa Arab Mesir. Selain penandatanganan MoU, seminar konferensi internasional, kegiatan di sana juga dilakukan visiting class antara dosen dan mahasiswa. "Silakan nanti masuk kelas untuk bertukar ilmu dan pengalaman," lanjutnya. Pihaknya juga menambahkan bahwa di UniSHAMS ada lima fakultas dari diploma sampai doktoral. Naib Canselor Pembangunan, Penyelidikan dan Inovasi UniSHAMS Malaysia Prof. Dr. Ahmad Rozelan Bin Yunus menyambut baik kedatangan enam perguruan tinggi dari Indonesia tersebut, yaitu INISNU Temanggung, IAI An Nawawi Purworejo, STAINU Purworejo, STAI Al Anwar Sarang, STAI Al Kamal Sarang, dan Ma'had Aly KH. Maemun Zubair Sarang. "Di sini, rata-rata yang datang adalah kampus yang fokus pada pengkajian Islam, nanti ke depan bisa bekerja sama dari urusan akademik, penyelidikan karena hampir semua yang datang di sini serumpun dengan pengkajian Islam," katanya. Prof Rozelan juga mengatakan bahwa singkatan KUBRA adalah Kulliyyah of Usuluddin, Quranic Sciences and Arabic Language. "Karena namanya panjang disingkat KUBRA," tegas dia. Penandatanganan MoU itu dilakukan di sela-sela Seminar Konferensi Internasional berpusat di Perpustakaan UniSHAMS. Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari berbagai lembaga di lingkungan Nahdlatul Ulama serta sejumlah perguruan tinggi mitra, sebagai wujud sinergi dalam membangun peradaban Islam yang rahmatan lil ‘alamin.

    • calendar_month Jum, 29 Agu 2025
    • account_circle admin
    • visibility 20
    • 0Komentar

    Teken MoU, INISNU dan UniSHAMS Malaysia Langsung Gelar Seminar Konfoerensi Internasional Pcnupati.or.id Temanggung — Institut Islam Nahdlatul Ulama (INISNU) Temanggung resmi menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Universiti Islam Antarabangsa Sultan Abdul Halim Mu’adzam Shah (UniSHAMS) Malaysia, sebagai bagian dari penguatan kerja sama internasional di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Penandatanganan ini dilaksanakan bertepatan dengan […]

  • Pengurus NU Kayen Diwejang Habib Luthfi sebelum Dilantik

    Pengurus NU Kayen Diwejang Habib Luthfi sebelum Dilantik

    • calendar_month Sen, 31 Jan 2022
    • account_circle admin
    • visibility 40
    • 0Komentar

    Pelantikan pengurus MWC dan Ranting-Ranting NU se-Kecamatan Kayen di GOR Desa Purwokerto, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati KAYEN – Pengurus MWC NU Kayen masa khidmat 2022-2027 resmi dilantik pada Hari Minggu (30/1). Acara pelantikan Tersebut berlangsung di GOR (Gedung Olah Raga) Desa Purwokerto Kayen.  Bukan Hanya Pelantikan Pengurus MWC NU tetapi acara tersebut juga dilangsungkan bersama […]

  • Ketua PCNU Pati KH Yusuf Hasyim Sampaikan Tiga Pesan Penting untuk Wisudawan IPMAFA 2025

    Ketua PCNU Pati KH Yusuf Hasyim Sampaikan Tiga Pesan Penting untuk Wisudawan IPMAFA 2025

    • calendar_month Sab, 1 Nov 2025
    • account_circle admin
    • visibility 4.426
    • 0Komentar

      Pcnupati.or.id – Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pati, KH. Yusuf Hasyim, menyampaikan tiga pesan penting kepada para lulusan Institut Pesantren Mathali’ul Falah (IPMAFA) dalam Wisuda Program Sarjana XIV IPMAFA 2025, yang digelar di Aula 1 Kampus IPMAFA pada Sabtu (1/11/2025). Dalam sambutannya, KH. Yusuf Hasyim mengajak para wisudawan untuk menjaga agama, […]

expand_less