Pemimpin Tegas Pemberani
Oleh : Dr. Jamal Makmur
Salah satu kader terbaik NU Pati telah berpulang ke rahmatullah, yaitu KH. Imam Shofwan. Beliau pernah menduduki posisi puncak sebagai Ketua Tanfidziyah PCNU Pati periode 2009-2013.
Beliau terpilih bersama KH. Asmui Syadzali dalam konferensi NU di Pondok Ar-Roudloh At-Thohiriyyah asuhan KH. A. Mu’adz Thohir Kajen Margoyoso Pati. Beliau menggantikan KH. A. Mu’adz Thohir dalam menakodai NU Pati.
Pada waktu itu pemilihan dilakukan oleh semua pengurus ranting, sehingga terjadi gesekan yang cukup keras. KH. MA. Sahal Mahfudh memberikan taushiyah supaya NU dijauhkan dari politik praktis dan kembali ke khitttah sesuai amanat Muktamar Situbondo tahun 1984.
Konferensi terus berjalan dan terpilihlan KH. Asmui Syadzali sebagai Rais Syuiyah dan KH. Imam Shofwan sebagai Ketua Tanfidziyah PCNU Pati peroode 2019-2013.
Tegas Pemberani
Salah satu gebrakan KH. Imam Shofwan ketika memimpin NU Pati adalah ketegasannya dalam menolak tempat-tempat maksiat. Beliau tidak mau kompromi kepada tempat-tempat yang diduga digunakan untuk mesum dan hal-hal lain yang dilarang agama.
Beliau mempertaruhkan jiwa dan raga demi tegaknya syiar Islam dan hangusnya kebatilan, kemaksiatan dan kemungkaran.
Beliau berani menghadapi para pebisnis dan orang-orang suruhannya yang bisnisnya terganggu oleh separ terjang KH. Imam Shofwan yang sangat berani dan tidak kenal kompromi.
Internalisasi Aswaja
Salah satu gebrakan KH. Imam Shofwan yang lain dalam memimpin NU Pati adalah kegigihannya dalam melakukan internalisasi-indoktrinasi paham Aswaja di seluruh wilayah di Kabupaten Pati.
Penulis bersama kader-kader muda, seperti KH. M. Faishol Muzammil, KH. Umar Faruq, KH. Yusuf Hasyim, dan dibimbing kader-kader senior seperti KH. Minanurrahman dan KH. Dr. Abdul Karim keliling kabupaten Pati untuk mengadakan program hebat ini.
KH. Imam Shofwan semangat mengawal tim ini dari satu MWC ke MWC yang lain sebagai bentuk militansinya dalam membumikan paham Aswaja Nahdliyyah.
Tidak Pernah Pensiun
Meskipun beliau sakit, namun semangat NU-nya tidak pernah padam. Bagi beliau, aktif di NU tidak hanya karena menjadi pengurus struktural. Aktif di NU adalah panggilan nurani yang harus dilakukan.
NU adalah organisasi keagamaan yang harus dihidupkan demi hidupnya agama dan organisasi kemasyarakatan yang harus digalakkan demi tegaknya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, bahkan dunia.
Beliau terus memberikan kontribusi maksimal dalam situasi dan kondisi apapun. Tidak ada kata pensiun dalam berkhidmah di organisasi yang didirikan Hadlratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari ini.
Selamat jalan Sang Pemimpin hebat yang selalu aktif mendorong kader-kader muda untuk tampil memberikan kontribusinya demi kebangkitan NU dan bangsa. Engkau dipanggil Pemilikmu Yang Hakiki, Maha Segala Maha di waktu terbaik, Kamis malam jum’at terakhir Ramadhan 1444 H. (Malam 30 Ramadlan) yang bertepatan 20 April 2023. Allah mengampuni, menyayangi, meridloi, dan menempatkanmu di tempat terbaik bersama para pendiri, ulama, dan penggerak Nahdlatul Ulama, amin yaa Rabbal ‘Alamiin.
فتشبهوا ان لم تكونوا مثلهم – ان التشبه بالرجال فلاح
الي روح الحاج امام صفوان الفاتحة ……… أمين يا رب العالمين