Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Tokoh » Mbah Arwani Amin Kudus Sang Penjaga Ilmu Qiraat Sab’ah

Mbah Arwani Amin Kudus Sang Penjaga Ilmu Qiraat Sab’ah

  • account_circle admin
  • calendar_month Rab, 6 Apr 2022
  • visibility 58
  • comment 0 komentar

Sesungguhnya Alquran diturunkan dalam tujuh huruf,

Maka bacalah apa yang mudah darinya menurutmu.”

(al-Hadits)

Diskursus tentang ragam membaca Alquran tentunya banyak sekali jenisnya. Hal ini tentunya sangat menarik untuk dikaji dan diteliti. Sebagaimana lazimnya diskursus ragam membaca Alquran sudah disepakti oleh para jumhur ulama yang jumlahnya ada tujuh ragam bacaan. Hal ini juga ditegaskan oleh Nabi Muhammad Saw bahwa, Alquran diturunkan dalam tujuh ragam (sab’at ahruf), maka ilmu qiraat secara khusus bertugas mengidentifikasi ragam-ragam bacaan Alquran mana yang masuk dalam kategori sab’at ahruf dan mana yang tidak.

Adapun ragam bacaan Alquran yang telah disepakati kesahihannya dan diriwayatkan oleh banyak ulama disebut qiraat mutawatirah, yang bersumber dari tujuh imam, yaitu: Imam Nafi’ (qari’ madinah), Imam Ibn Katsir (qari’ mekkah), Imam Abu ‘Amr (qari’ bashrah), Imam Ibn ‘Amir (qari’ syam), Imam ‘Ashim (qari’ kufah), Imam Hamzah (qari’ kufah), dan Imam ‘Ali al-Kisai (qari’ kufah).

Meskipun para jumhur ulama sudah menyepakati cara membaca Alquran ada tujuh huruf, akan tetapi justru kurang diminati oleh masyarakat Indonesia yang jumlah muslimnya terbesar di dunia. Dan rata-rata masyarakat Indonesia hanya minat dalam menghafal Alquran saja, sedangkan yang mengkaji ragam bacaannya hanya sedikit sekali. Hal ini tidak lepas karena pemahaman mereka hanya tertuju pada pemahaman menghayati dan menghafal. Sedangkan ragam bacaannya sedikit sekali yang diminati. Bahkan menurut sebagian yang lain beranggapan bahwa ilmu qiraat tidak terlalu penting karena hanya membahas tentang pelafalan Alquran, sehingga tidak memiliki kontribusi yang nyata bagi masyarakat.

Oleh sebab itu, untuk mempermudah agar ragam bacaan yang sudah disepakati jumlahnya ada tujuh huruf, maka Simbah KH. Muhammad Arwani Amin  atau yang lebih akrab dipanggil dengan Mbah Arwani. Beliau merupakan sosok kiai kharismatik yang terkenal ‘alim dan ‘amil dalam mengamalkan Alquran. Beliau juga terkenal dengan ilmu qira’at sab’ah. Dari beliaulah qira’at sab’ah terkenal dan mulai diminati serta dikaji oleh masyarakat Indonesia yang sedang nyantri di berbagai pesantren di Nusantara.

Ilmu qira’at sab’ah yang dicetuskan oleh Mbah Arwani ini terdiri dari tiga jilid yang terkenal dengan nama Faidh al-Barakat. Kitab ini merupakan catatan Mbah Arwani selama mengaji (talaqqi) ilmu qiraat dengan berpedoman kitab Hirz al-Amani karya Imam Syathibi kepada Simbah KH Muhammad Munawwir Krapyak Yogyakarta yang telah diringkas dan disempurnakan agar mudah dipahami dan dipraktikkan semua kalangan.

Sedangkan selama Mbah Arwani hidup, kitab ini tidak pernah dipublikasikan. Jika ada murid beliau yang ingin talaqqi qiraat, maka beliau akan meminjamkan kitab ini yang masih berupa catatan untuk ditulis ulang para murid kemudian dikembalikan lagi.

Beliau juga menerapkan hal ini kepada Mbah Abdullah Salam dari Kajen Pati. Di mana saat Mbah Dullah ingin talaqqi qira’at kepada Mbah Arwani sekalipun beliau adalah besannya sendiri. Hal ini Mbah Arwani lakukan untuk membangun budaya literasi di kalangan santri, sebagaimana yang disinggung dalam mukaddimah Faidh al-Barakat, bahwa “ilmu adalah hewan buruan sedangkan tulisan adalah tali kekang, ikatlah buruan-buruanmu dengan tali yang kencang.” Dengan demikian, setelah beliau wafat, catatan beliau tentang tata cara talaqqi qira’at secara mudah dan cepat akhirnya dipublikasikan dan dicetak oleh penerbit Mubarakatan Thoyyibah milik Yayasan Arwaniyyah Kudus. Atas jerih payah beliau inilah, kini ilmu qiraat sab’ah menjadi lebih praktis dan mudah dipahami, sehingga tidak membutuhkan waktu terlalu lama untuk mengkhatamkan talaqqi qira’at kepada seorang guru. Dan sekarang, kitab Faidh al-Barakat ini menjadi kitab pegangan pokok sebagian besar santri yang mengaji dan talaqqi qira’at kepada guru di Nusantara.(Siswanto, Penulis Lepas)

  • Penulis: admin

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • PR IPNU IPPNU Desa Godo Winong Gelar Makesta

    PR IPNU IPPNU Desa Godo Winong Gelar Makesta

    • calendar_month Kam, 13 Agu 2020
    • account_circle admin
    • visibility 46
    • 0Komentar

    WINONG – PR IPPU IPPNU Desa Godo Kecamatan Winong Kemarin (Minggu, 09/08/2020) mengadakan masa kesetian anggota (MAKESTA) yang dilaksanakan di Yayasan Miftahul Huda desa Godo. Acara dilaksanakan selama 2 hari kemarin (8-9/08/2020) ini di ikuti oleh anggota IPNU IPPNU Desa Godo dan anggota IPNU IPPNU dari sekitar dan dihadiri oleh pengurus PAC IPNU IPPNU Winong dan […]

  • Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan

    Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan

    • calendar_month Sab, 14 Agu 2021
    • account_circle admin
    • visibility 56
    • 0Komentar

    Oleh : Dr. KH. Zakky Mubarak, MA* Salah satu sikap yang paling penting bagi Bangsa Indonesia dalam menyambut H.U.T. kemerdekaan RI adalah mensyukuri nikmat Allah yang agung dan luhur, berupa kemerdekaan. Nikmat dan karunia Allah yang diberikan kepada manusia amat luas, seperti nikmat iman, kesehatan, rizki dan berbagai nikmat lain yang tidak mungkin  dapat dihitung […]

  • Photo by Ankit Rathore

    Membaca Sekitar

    • calendar_month Kam, 9 Mei 2024
    • account_circle admin
    • visibility 89
    • 0Komentar

    Oleh : Iva Millatul A. Datang ke Rantau lagi setelah libur idulfitri. Sepanjang jalan aku lihat ada lalu lalang kendaraan, rumah-rumah yang ramai dengan tamu dan keluarga, masjid ramai dengan acara halal bihalal dan reuni, rumah-rumah memasang tenda untuk merayakan pernikahan, warung-warung yang tutup mulai buka, spanduk ucapan idulfitri dari bupati dan kapolda, dan arus […]

  • PCNU-PATI

    Spiritualitas Ramadan

    • calendar_month Sel, 19 Mar 2024
    • account_circle admin
    • visibility 39
    • 0Komentar

    Oleh Hamidulloh Ibda* Ramadan, bulan suci dalam agama Islam merupakan periode yang penuh berkah, refleksi, dan kesempatan untuk memperdalam hubungan spiritual dengan Allah SWT. Selama bulan Ramadan, umat Islam di seluruh dunia berpuasa dari fajar hingga matahari terbenam, menahan diri dari makanan, minuman, misuh-misuh, gibah, dan perilaku tertentu sebagai bentuk penghormatan kepada Allah dan pengendalian […]

  • LAZISNU Pati, Berbagi dengan Yatama dan Dhuhafa’

    LAZISNU Pati, Berbagi dengan Yatama dan Dhuhafa’

    • calendar_month Rab, 5 Jul 2017
    • account_circle admin
    • visibility 40
    • 0Komentar

    Pati. Bertempat di gedung Lantai 3 Kantor Nahdlatul Ulama Kabupaten Pati, LAZISNU (Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shodaqoh Nahdlatul Ulama) mengadakan acara santunan kepada anak yatim dan dhuhafa’ pada akhir bulan Ramadlan kemarin. (20/6) LAZISNU setiap tahunya terutama di bulan Ramadhan selalu berbagai dengan mereka yang kurang berutung yaitu Yatama dan Dhuhafa’ hal ini untuk […]

  • Libatkan Peran Orangtua, MI Walisongo Kalangan Adakan Kegiatan Kunjungan Rumah

    Libatkan Peran Orangtua, MI Walisongo Kalangan Adakan Kegiatan Kunjungan Rumah

    • calendar_month Sel, 18 Feb 2025
    • account_circle admin
    • visibility 41
    • 0Komentar

    Pcnupati.or.id- Sukoharjo – Pendidikan dasar bagi anak merupakan salah satu pondasi penting yang dapat mempengaruhi perkembangan anak di masa depan. Termasuk Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang merupakan lembaga pendidikan dasar berbasis agama Islam, yang tidak hanya mengajarkan pengetahuan umum, akan tetapi juga mengajarkan pendidikan agama sebagai bekal siswa di masa depan.   Dalam merumuskan program kegiatan […]

expand_less