Iklan
Berita

Ulama’ Umaro’ Kab. Pati Gelar Istighotsah Bersama

PATI-Pemerintah Kabupaten Pati bersama PCNU Pati secara rutin menggelar istighotsah bersama. Haryanto, Bupati Pati menegaskan bahwa kegiatan ini telah berjalan sejak ia pertama kali menjabat sebagai Bupati Pati. Perlu diketahui, bahwa periode ini merupakan periode ke dua kepemimpinannya.
Malam tadi, Jumat (1/11), istighotsah bersama ini kembali digelar di Pendopo Kabupaten Pati. Tujuannya cukup jelas, yakni demi keselamatan Pemerintahan dan Masyarakat Pati.
Suasana mahalul qiyam saat pembacaan Maulid Shimtud Duror paska pembacaan istighotsah di Pendopo Kabupaten Pati, Jumat (1/11) malam tadi. 
Acara dibuka dengan pembacaan washilah, dilanjutkan dengan tahlil dan istighotsah yang dipimpin langsung oleh Ro’is Syuriyah PCNU Pati, KH. ANiq Muhammadun. Agenda dilanjut dengan pembacaan maulid Shimtud Duror dan dilanjutkan dengan mauidloh hasanah atau tausiyah keagamaan.
Selain elemen Muspida dan PCNU, hadir pula komponen pengurus MWC NU se-Kabupaten Pati untuk menyantap siraman rohani empat puluh hari sekali ini. masing-masing pengurus MWC yang hadir rata-rata membawa dua puluh sampai tiga puluh jama’ahnya untuk turut serta dalam agenda temu ulama’ umaro’ dan warga Kabupaten Pati tersebut. Bukan hanya itu, komponen Banom juga dilibatkan untuk menyukseskan kegiatan ini.
ā€œKegiatan ini baik. Kita bisa bertatap muka langsung dengan ulama dan pemerintah dalam suasana yang cukup santai.ā€ Ujar Fitrianto, salah satu hadirin rombongan MWC-NU Margorejo.
Proyeksi
Bupati Pati, Haryanto membuka sambutannya dengan mengajak masyarakat untuk menyikapi musibah kekeringan ini dengan bijak dan selalu berhati-hati. Menurutnya, pada kondisi kekeringan semacam ini, rawan terjadi kebakaran. Selain itu, ia mengajak warganya untuk melakukan introspeksi dan pembenahan sikap, semakin mendekatkan diri kepada Allah agar musibah ini segera usai.
Sementara itu, PCNU Pati yang diwakili oleh Dr. KH. Ahmad Khoiron, M.Ag., juga menyampaikan harapannya dengan majelis yang telah berjalan selama hampir sepuluh tahun tersebut. Menurutnya, istighotsah yang digelar bersama secara rutin dapat mengindarkan Pati dari segala mara bahaya. Hal ini sekaligus menjadi harapannya.
ā€œKita berdoa mudah-mudahan dengan washilah majelis yang mulai ini, Pati dapat semakin adem ayem, terhindar dari konflik-konflik yang membahayakan Kabupaten kita tercinta ini.ā€ tuturnya.
Secara gamblang, kegiatan semacam ini memang dapat mempersatukan. Bagaimanapun tiga poros penting dalam sebuah pemerintahan dapat dipertemuka lewat acara semalam. Ulama, pemerintah dan rakyat, duduk dalam satu majelis secara santai merupakan representasi perdamaian.
Selain itu, istighotsah, bagi warga NU juga dipercaya sebagai solusi spiritual untuk menyelesaikan problem-problem di berbagai level, mulai dari organisasi, desa, kecamatan bahkan hingga problem nasional dan internasional. Sebab, metode ini juga pernah digunakan oleh Nabi Muhammad SAW. dalam menghadapi permasalahan-permasalahan besar.
ā€œKita melakukan istighotsah bukan hanya ketika dalam masalah besar. Namun sengaja kita rutinkan sebagai media berdoa untuk memohon keselamatan untuk Kabupaten Pati khususnya dan Indonesia pada umumnyaā€ ungkap Dr. Jamal Makmur, Wakil Ketua Cabang NU Pati saat ditemui usai acara.
Acara ditutup dengan mauidloh hasanah yang diisi langsung oleh KH. Aniq Muhammadun. Dalam tausiyah singkatnya, KH. Aniq menyampaikan bahwa sarana-sarana kemaksiatan semakin mudah diakses. Oleh sebab itu, ia berpesan agar masyarakat semakin berhati-hati dan semakin jeli dalam menggunakan gatged sebagai sebuah kebutuhan yang tidak bisa dihindarkan di era digital ini.(lut/ltn)

Iklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Konten Terkait

Back to top button