Malam Nishfu Sya’ban, PCNU : Ikuti Aturan Pemerintah dan NU
![]() |
K. Yusuf Hasyim, ketua PCNU Pati |
PATI-Sya’ban merupakan salah satu bulan yang dimuliakan dalam islam. Banyak diantara kaum muslimin yang mengisinya dengan kegiatan positif, seperti puasa, saling berma’afan serta meningkatkan intensitas ibadah.
Warga NU biasa mengisi Bulan Sya’ban dengan puasa pada pertengahan bulan luhur ini. Malam 15 Sya’ban atau sering disebut Malam Nishfu Sya’ban (setengah Sya’ban) masyarakat khususnya di kampung-kamung banyak melakukan kegiatan dzikir dan istighotsah bersama di masjid-masjid unuk memuliakan bulan ini.
PCNU Pati juga melontarkan ungkapannya mengenai hal ini. Pihak NU Kabupaten Pati menilai bahwa Nishfu Sya’ban merupakan momen yang baik untuk melakukan pertaubatan. Sebab pada bulan inilah amal ibadah manusia selama setahun penuh diserahkan kepada Allah.
“Kita gunakan malam Nishfu Sya’ban nanti untuk memdekat kepada Allah. Perbanyak doa dan dzikir.” Papar K. Yusuf Hasyim, ketua PCNU Pati saat ditemui tim LTN-NU, Selasa (7/4) siang tadi.
Namun Sya’ban yang biasanya berlangsung semarak, sebab mendekati Ramadhan, kali ini harus dilalui oleh segenap kaum muslimin dengan duka. Covid 19 yang telah mewabah di negeri ini, membuat sebagian ummat islam dilanda cemas.
“Kita tidak perlu cemas. Tetap tenang, berusaha, ikuti imbauan pemerintah dan NU.” Tandas K. Yusuf terkait penyebaran covid 19.
Malam Nishfu Sya’ban yang sedianya jatuh Rabu (8/4) besok malam takmpaknya harus dilaksanakan sendiri-sendiri di rumah masing-masing. Padahal bagi sebagian masyarakat, malam itu merupakan momen yang dinantikan.
“Malam 15 (Sya’ban) itu tempat dimana kita kumpul-kumpul makan bareng sebelum masuk puasa. Saya sedih jika tahun ini tidak ada istighotsahan di masjid kami.” Tutur Nashrul Ihsan, salah satu warga NU yang tinggal di Dukuh Tinab, Gembong.
K. Yusuf selaku pemegang tampuk kepemimpinan NU Pati turut angkat bicara akan kegelisahan warganya. Menurutnya, doa bersama tetap dilaksanakan dengan mengikuti intruksi pemerintah dan NU.
“Kita ikuti saja apa kata pemerintah dan PBNU serta PWNU. Kalaupun tidak bisa kumpul-kumpul di masjid kita bisa berdoa bersama di rumah bersama keluarga.” Tuturnya.(karim/ltn)