Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Parodi » Belajar Merdeka

Belajar Merdeka

  • account_circle admin
  • calendar_month Rab, 17 Agu 2022
  • visibility 85
  • comment 0 komentar

Oleh : Niam At Majha

Rutinitas setiap malam  tanggal 17 Agustus adalah tirakatan, perayaan, memeriyahkan, sebagai wujud kebahagiaan, atas terlepasnya penjajahan dan memperingati para pejuang yang rela berkorban, jiwa dan raga untuk merebut kemerdekaan negara kita, Indonesia. Apabila di tahun ini saya dan Anda telah merayakan kemerdekaan ke 77 tahun, usia yang tak lagi muda, jika itu di peruntukkan dengan usia manusia. Sudah matang dan sepuh. Namun ketika usia tersebut untuk sebuah kemerdekaan, belum usia matang, masih usia berkembang, melainkan masih kanak kanak. Saya beranggapan seperti itu dengan adanya setiap 17 san, perayaannya selalu bermain ala anak anak, tua muda berubah menjadi kanak kanak.  

Bisa jadi kemerdekaan sesungguhnya adalah di usia anak-anak, belum memikirkan segala kebutuhan hidup, mengerti masalah negara, bahkan tentang kenaikan-kenaikan bahan bahan pokok. Terlebih lagi tak mengetahui apabila di usia 77 tahun kemerdekaan negara kita. Indonesia masih hobi hutang dengan negara lain, inikah kemerdekaan itu?

Lari kelereng, balap karung, makan kerupuk, tarik tambang, memasukkan paku ke botol, panjat pinang dan lain seterusnya, sabagainya. Itulah ciri khas kemerdekaan, ciri khas saya dan Anda ikut berpartisiapasi merayakan kemerdekaan dari penjajahan yang bertahun tahun menduduki bumi pertiwi.

Namanya juga merdeka, bebas ketawa, bebas bermain, bebas bahagia. Bebas apa saja, bahkan para koruptpr pun bisa bebas. Dan setiap bahagia satu orang dengan lainnya tak sama. Tak bisa di paksakan harus beriringan dan sama. Karena setiap orang memaknai sebuah kebahagiaan melalui sudut pandang beraneka ragam. Dengan lari kelereng, dengan panjat pinang, dengan makan kerupuk, saya dan Anda memaknai kemerdekaan. Sederhana sekali bukan?

Karena saking bahagianya,  kita telah tergiur dan lupa, bahkan tak menyadari apabila kita telah terjajah kembali dengan sadar dan sedadarnya. Kenapa bisa seperti itu, ambil contoh saja. Mulai bangun tidur hingga tidur lagi, apakah kita memakai produk asli buatan Bumi Pertiwi?

Saya mencoba kilas balik, jika dulu penjajahan adalah dengan adu jotos, adu perang, adu kekuatan. Nyawa di pertaruhkan, hidup dan mati menjadi pilihan. Akan tetapi untuk sekarang ini penjajahan adalah dengan ritme halus dengan skema, melalui irama, dan nada, sekiranya kita terjajah tak menyadarinya. Bisa jadi ada yang menyadarinya akan tetapi tak bisa berbuat apa-apa?

Saya dan Anda bisa jadi saat ini baru memulai belajar kemerdekaan, belajar bagaimana merdeka beropini, dan yang terpenting adalah belajar untuk merdeka terhadap diri sendiri.

  • Penulis: admin

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Pandemi, Digital Marketing Panen Rejeki

    Pandemi, Digital Marketing Panen Rejeki

    • calendar_month Sab, 10 Jul 2021
    • account_circle admin
    • visibility 50
    • 0Komentar

    Beberapa kru Abjad Media sedang melakukan pengambilan video sekaligus menjadi admin dalam sebuah acara via Zoom Meeting BEKASI-Digital marketing merupakan strategi pemasaran dengan media internet. Namun semakin berkembangnya zaman, istilah ini juga banyak digunakan untuk menyebut segala kegiatan entrepreneurship yang berkaitan dengan internet. Demikian ungkap Muhammad Miftahur Rizqi,  salah satu pelaku digital marketing.  Miftah beserta […]

  • MWCNU Kawedanan Juwana Koordinasi Sinergi Program

    MWCNU Kawedanan Juwana Koordinasi Sinergi Program

    • calendar_month Ming, 16 Feb 2020
    • account_circle admin
    • visibility 80
    • 0Komentar

    Wedarijaksa 16/02/2020, MWC NU Wedarijaksa menjadi tuan rumah anjangsana NU Kawedanan Juwana dengan agenda rapat: koordinasi, konsolidasi dan sinergi program. Acara yang diselenggarakan di gedung NU itu dihadiri oleh 20 peserta dari MWCNU Wedarijaksa, MWCNU Trangkil, MWCNU Juwana dan MWCNU Batangan. Rapat koordinasi itu dipimpin oleh KH. Dr. Jamal Ma’mur, MA selaku wakil Ketua PCNU […]

  • PCNU-PATI Photo by Kristaps Ungurs

    Menunggu Panen

    • calendar_month Ming, 18 Jun 2023
    • account_circle admin
    • visibility 60
    • 0Komentar

    Oleh : Ramli Lahaping Seiring waktu, Romi makin gandrung mengulang kebiasaannya. Setiap kali berada di waktu senggang, ia akan duduk di teras depan rumah punggunggnya untuk memandang-mandangi sepohon durian montong yang berada di sebelah kanan halamannya. Ia akan memperhatikan buah-buah pohon itu, sembari mengkhayalkan kenikmatan saat nanti ia menyantapnya.  Kebiasaan Romi itu tambah menjadi-jadi belakangan […]

  • PCNUPati.or.id, Pati – Gas air mata yang ditembakkan aparat keamanan menghantam hingga area Masjid Agung Baitunnur Pati saat demo 13 Agustus 2025, kemarin. LPBHNU Pati pun menyayangkan tindakan represif aparat. Beredar video, gas air mata ditembakkan hingga halaman Masjid Agung. Sejumlah warga pun menjadi korban. Naasnya, bukan hanya massa demo yang terkana imbas. Warga yang hendak jemaah pun menjadi korban. Ketua Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama (LPBHNU) Pati Ahmad Shofwan angkat bicara. Menurutnya demo merupakan hak masyarakat. ”Menanggapi tindakan represif tindakan aparat yang sampai mengejar ke masjid agung. Yang pertama, demo itu hak dan sudah diatur dalam undang-undang, bahwa menyampaikan pendapat di muka umum itu boleh. Kemarin demo itu memang legal dan berizin masih batas waktu yang diperbolehkan,” ujar Shofwan, Kamis (14/8/2025). Ia pun menyayangkan tindakan kepolisian yang dinilai terlalu represif. Apalagi pihak kepolisian sampai menembakkan gas air mata ke halaman Masjid Agung Pati. ”Sementara tindakan aparat polisi mengejar para demonstran sampai masjid sangat disayangkan. Karena masjid itu tempat ibadah. Tidak boleh aparat itu represif sampai ke sana. Karena di sana bukan para pendemo. Ada masyarakat yang ingin ibadah,” tutur dia. Tindakan aparat ini membuat sejumlah masyarakat menjadi korban. Bahkan banyak masyarakat yang hendak jamaah, ibu-ibu dan anak-anak terkena imbasnya. ”Apalagi gas air mata itu memang diarahkan ke halaman parkir mobil (masjid) dan juga ke tempat wudlu. Itu saya sayang kan,” ungkap dia. Tak hanya itu, tindakan aparat juga dinilai terlalu berlebihan lantaran juga menembakkan gas air mata di gang-gang permukiman warga.Ia pun berharap kejadian semacam ini tak terjadi lagi. ”Pak Kapolda, Kapolres harus mengevaluasi dan berbenah kejadian tidak terulang lagi. Di gang sampai masyarakat kena. itu tidak boleh. Kalau menangkap pendemo yang rusuh silahkan. Saya pastikan pendemo yang rusuh itu didatangkan dari luar sengaja membikin rusuh. Bukan orang Pati. Orang Pati tidak seperti itu,” tandas dia. Sementara itu, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto mengaku pihaknya sudah sesuai SOP. Meskipun, banyak ibu hingga anak yang menjadi korban. ”Oke, tentunya protap SOP yang dilakukan oleh pihak kepolisian sudah sesuai. Karena kita dari awal pada saat aksi unjuk rasa yang damai Itu berjalan dengan lancar dan kita menjamin keamanan dari para demonstran,” pungkasnya.

    Gas Air Mata Hantam Area Masjid Agung, LPBHNU Pati: Aparat Jangan Represif

    • calendar_month Kam, 14 Agu 2025
    • account_circle admin
    • visibility 61
    • 0Komentar

      PCNUPati.or.id, Pati – Gas air mata yang ditembakkan aparat keamanan menghantam hingga area Masjid Agung Baitunnur Pati saat demo 13 Agustus 2025, kemarin. LPBHNU Pati pun menyayangkan tindakan represif aparat. Beredar video, gas air mata ditembakkan hingga halaman Masjid Agung. Sejumlah warga pun menjadi korban. Naasnya, bukan hanya massa demo yang terkana imbas. Warga […]

  • PCNU-PATI Photo by Dmitry Ganin

    Playboy

    • calendar_month Ming, 4 Des 2022
    • account_circle admin
    • visibility 41
    • 0Komentar

    Oleh: Elin Khanin “Kamu kalau sudah kebelet nikah bilango sama Ummik.” Laki-laki berkulit sawo matang di hadapan Bu nyai Khomsah itu menunduk dalam. Tiba-tiba tak berani menatap sang ibunda. Kontras dengan ekspresi wajahnya saat membenarkan hafalan wanita sepuh itu.  Berkobar-kobar. Pun sebaliknya, ia begitu antusias ketika Bu nyai menyimak dan membenarkan hafalannya. Rutinitas bakda isya’ […]

  • Membongkar Rahasia Perdukunan

    Membongkar Rahasia Perdukunan

    • calendar_month Sel, 7 Nov 2017
    • account_circle admin
    • visibility 51
    • 0Komentar

    Sejak berabad lamanya telah berkembang ilmu supranatural dan kedigdayaan. Para empu, dukun dan pendekar pada masa kerajaan Hindu, Buddha dan Islam telah meramu mantra-mantra dan mencipta jimat kesaktian untuk peperangan. Cara mereka pun ada yang shalihahdan ada yang fasidah. Yang shalihah, masyarakat menyebutnya sebagai Ilmu Putih dan yang fasidah disebut Ilmu Hitam.Ilmu putih berangkat dari […]

expand_less