Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Kolom » KARAKTER UNGGUL BANGSA

KARAKTER UNGGUL BANGSA

  • account_circle admin
  • calendar_month Sab, 21 Jun 2025
  • visibility 42
  • comment 0 komentar

Studi Gebrakan Pati
Oleh: Jamal Ma’mur Asmani

Kesuksesan seseorang menurut sebuah penelitian adalah 80 persen ditentukan oleh kecerdasan emosi. Sedangkan kecerdasan intelektual hanya menyumbangkan maksimal 20 persen. Maka, dalam kehidupan sehari-hari kita banyak jumpai orang-orang sukses di bidang ekonomi, politik, dan sosial yang nilainya di biasa, bahkan di bawah standar ketika masih menjadi murid di sekolah. Namun, karena mereka mempunyai tekat kuat, semangat tinggi, keyakinan bulat, kepercayaan diri yang teguh, selalu optimis, kreatif, berani, dan selalu belajar dari seluruh proses kehidupan yang berlangsung, maka mereka tampil sebagai pemenang (winner) dalam pertarungan hidup yang sangat kompetitif. Mereka yang ketika sekolah mendapat nilai A, namun tidak mempunyai keberanian melangkah, nyaman di zonanya, akhirnya hanya sebagai pekerja yang tidak mampu meninggalkan legacy besar yang bermanfaat bagi eksistensi bangsa di masa depan.

Saat menulis opini ini, kita sedang melihat pertarungan hebat Iran versus Israel. Iran, Negara Islam yang lama diembargo persenjataan oleh dunia, khususnya Amerika dan sekutunya, namun Iran tidak pernah menyerah. Iran kreatif mengembangkan potensi yang ada di negaranya, sehingga mampu mengimbangi kekuatan Negara digdaya dalam teknologi persenjataan global. Ini adalah salah satu contoh bahwa dalam kondisi sesulit apapun, selalu ada kekuatan dahsyat yang bisa dikembangkan jika seseorang mempunyai karakter unggul.

Maka, sudah saatnya bangsa ini tidak hanya fokus pada kecerdasan intelektual, tapi juga membangun kecerdasan emosional yang starting pointnya adalah pembentukan karakter unggul anak didik. Keseimbangan kecerdasan intelektual dan emosional menjadikan seseorang melesat potensinya dengan kemampuan melakukan terobosan-terobosan pemikiran dan keberanian melakukan eksperimentasi di lapangan sehingga akan lahir karya-karya baru yang monumental yang menggoncangkan dunia.

Karakter adalah kepribadian yang dipahat, digoreskan, dan ditanamkan dengan sangat kuat kepada jiwa anak didik sehingga menjadi sifat distingtif yang menghiasi perilaku kesehariannya dan menjadi bekal dan perisai dirinya dalam menghadapi segala situasi dan kondisi. Karakter ini tidak akan luntur karena sudah tertanam kuat dalam jiwa.

Tentu yang menjadi tugas agung bangsa ini adalah internalisasi karakter unggul kepada generasi penerus yang akan memegang estafet pemikiran dan kepemimpinan bangsa di masa mendatang.
Karakter unggul sangat banyak.

Dalam tulisan ini hanya dieksplorasi tiga saja.

Pertama, religius, berbasis keagamaan. Anak harus sejak dini dikenalkan Tuhannya, Sifat-Sifat Tuhannya, dan kewajiban seorang hamba kepada Tuhannya. Karakter religius ini sangat esensial bagi anak supaya mereka mempunyai visi dan misi hidup yang diperjuangkan sepanjang hayat. Dalam Islam, karakter religius ini ditanamkan kepada anak didik bahwa Allah adalah Tuhannya, Penciptanya, dan manusia adalah hamba Allah dan khalifahNya. Hamba Allah wajib menyembah Allah dan sebagai khalifahNya wajib meramaikan bumi dengan program-program yang positif-produktif dalam bidang pendidikan, ekonomi, dan politik kebangsaan.

Kedua, altruis, berbasis kepedulian sosial. Anak sejak dini ditanamkan kecintaan kepada sesama, peduli kepada sesama, dan bekerjasama dalam kebaikan dan ketakwaan bersama-sama. Karakter altruis ini akan membentuk karakter nasionalis karena anak akan berinteraksi positif kepada sesama, senang membantu sesama, dan akhirnya berkolaborasi untuk memajukan bangsa sesuai potensi yang dimilikinya.

Ketiga, akademis, berbasis ilmu pengetahuan. Anak ditanamkan cinta ilmu sebagai kunci membangun peradaban kemanusiaan dan memenangkan persaingan global yang sangat kompetitif. Negara maju menitikberatkan kemajuannya pada aktivitas research and development (penelitian dan pengembangan) tanpa henti sehingga lahir inovasi demi inovasi dalam berbagai bidang kehidupan.

Keluarga menjadi ujung tombak pendidikan karakter ini. Sebagian besar waktu anak didik ada dalam kendali dan pengawasan keluarga. Jika mereka di lembaga pendidikan formal, maka pengawasan di bawah kendali sekolah dengan jam belajar yang ketat dan disiplin. Namun, jika sudah kembali ke pangkuan keluarga, maka keluargalah penanggungjawab utama pendidikan karakter anak. Anak-anak hebat lahir dari kedisiplinan orangtua dalam mendidik anak dalam aspek religius, altruis, dan akademis. Jika orangtua permissif, membiarkan anaknya melakukan aktivitas tanpa perencanaan dan tujuan yang jelas, maka kebanyakan anak akan terjerumus dalam pergaulan bebas yang sangat membahayakan masa depan mereka. Aktivitas mereka tidak pada aspek religius, altruis, dan akademis, tapi justru berkisar pada game, nongkrong di warung, dan banyak yang terlibat dalam peredaran narkoba, miras, kekerasan, dan tindak kriminal. Na’udzu billah min dzalik.

Bagaimana realitas sekarang ? kita bisa melihat kondisi keluarga kita, tetangga kita, masyarakat kita, dan kampung kita. Gambaran umumnya adalah kesibukan orangtua bekerja di luar rumah menjadikannya tidak mempunyai waktu untuk mendidik anak. Akhirnya anak memanfaatkan waktu luang di rumah untuk bergaul dengan temannya pada aktivitas yang jauh dari karakter religius, altruis, dan akademis.

Maka, revitalisasi pendidikan karakter keluarga harus segera dimulai. Jika tidak, kita tidak bisa membayangkan bagaimana generasi penerus bangsa ini di masa depan ? bangsa ini semakin mundur karena sulitnya mencari generasi penerus yang kuat karakternya. Bangsa ini tidak berwibawa di hadapan bangsa lain karena korupsinya, narkobanya, mirasnya, dan pergaulan bebasnya yang jauh dari norma agama dan budaya luhur bangsa. Tentu realitas minor ini harus kita antisipasi dengan langkah-langkah kongkrit mulai sekarang, dari diri sendiri, dan dari hal kecil dalam lingkungan keluarga kita masing-masing yang dilakukan secara konsisten sehingga menghasilkan perubahan besar di masa depan dalam keluarga, masyarakat, bangsa, dunia dan umat manusia.

Gebrakan Bupati Pati

Bapak Bupati Pati dalam surat edaran nomor 400.2.1/5 Tahun 2025 tentang penguatan karakter anak melalui pembiasaan di lingkungan keluarga dan masyarakat membuat langkah terobosan yang positif. Dalam surat edaran ini, Bapak Bupati Pati memberlakukan jam belajar anak di rumah dimulai pukul 19.00 WIB sampai 21.00 WIB. Kemudian mulai jam 21.00 WIB sampai pukul 04.00 WIB diberlakukan jam malam.

Dalam surat edaran ini, Bapak Bupati Pati memerintahkan orangtua untuk mengurangi penggunaan handphone anak dan tidak memberikan beban pekerjaan kepada mereka. Kegiatan keagamaan, seperti pengajian, sekolah minggu, atau diskusi kebajikan yang mengajarkan nilai religius dan moralitas didorong. Organisasi kepemukaan digiatkan untuk menguatkan aspek kemandirian dan nasionalisme.

Gebrakan Bupati Pati yang positif-visioner ini harus disambut antusis orangtua dalam rangka menyongsong masa depan bangsa di masa depan dengan lahirnya kader-kader penerus yang unggul di berbagai bidang kehidupan.

Dalam perspektif agama, mematuhi perintah Negara dalam hukum yang sifatnya wajib, sunnah dan mubah yang ada kemaslahatan umum, hukumnya wajib. Dalam konteks ini, perintah Bupati Pati ada dalam ranah hukum wajib, sunnah, dan mubah, yaitu belajar, mengadakan kegiatan keagamaan, dan pengurangan penggunaan handphone.

Maka, mari kepada semua orangtua di Kabupaten Pati untuk melaksanakan instruksi Bapak Bupati Pati ini dalam rangka berlomba-lomba dalam kebaikan (fastabiqul khairat) demi masa depan agama, bangsa dan umat manusia yang rahmatan lil-‘alamin.

*Praktisi Pendidikan Kampung

  • Penulis: admin
Tags

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Momen HSN, Santri RF Tuntaskan 100 Khataman al Qur’an

    Momen HSN, Santri RF Tuntaskan 100 Khataman al Qur’an

    • calendar_month Rab, 23 Okt 2019
    • account_circle admin
    • visibility 32
    • 0Komentar

    GEMBONG-Yayasan Pendidikan Islam Raudlatul Falah (RF) Desa Bermi Kecamatan Gembong menggelar khataman al qur’an untuk merayakan Hari Santri Nasional (HSN) 2019. bukan khataman biasa, namun sebanya seratus kali khataman al qur’an bin nadlor digelar oleh yayasan asuhan KH. Ahmad Djaelani Al Hafidz ini. Pidato Dewan Pengurus Yayasan Raudlatul Falah Bermi oleh Astadi Aslam dalam rangka […]

  • PCNU PATI. Ilustrasi Dakwah Secara Santun dan Damai. Photo by Muhammad Adil on Unsplash.

    Dakwah Secara Santun dan Damai

    • calendar_month Kam, 21 Apr 2022
    • account_circle admin
    • visibility 157
    • 0Komentar

    Dakwah erat kaitannya dengan orang yang berceramah di atas mimbar untuk mengajak mad’u (jama’ah) ke jalan yang lebih baik. Dakwah juga bisa diartikan sebagai seruan dan propaganda. Dalam bahasa aslinya, dakwah mempunyai makna mengajak, memanggil, mengundang, meminta, dan memohon. Karena esensi dakwah adalah mengajak ke jalan Allah dengan bijaksana (bil-hikmah), menasihati dengan baik (bil-mau’idzhatil hasanah), […]

  • PCNU-PATI

    I Wuf You

    • calendar_month Jum, 30 Des 2022
    • account_circle admin
    • visibility 59
    • 0Komentar

    ARI menyeka keringatnya yang bercucuran di dahi, lalu menegak isi botol minuman. Latihan futsalnyasebentar lagi selesai tapi Ari sudah kelelahan gini. Sekarang dengan dulu memang sangat berbeda. Aribisa menghabiskan tiga ronde permainan sampai-sampai teman setimnya minta ampun untuk berhenti.“Iris biasanya dateng,” ledek salah satu temannya, Zaki. “Lagi selek lo berdua?”Ari sebenernya nggak mau jawab, tapi […]

  • PCNU-PATI

    Buku Pintar Berdebat dengan Wahabi

    • calendar_month Kam, 15 Des 2022
    • account_circle admin
    • visibility 95
    • 0Komentar

    Penyajian materi melalui rangkaian cerita dialog dan perdebatan secara langsung antara orang-orang yang berbeda pendapat merupakan salah satu metode yang sangat efektif untuk menyampaikan bahasan seputar akidah Ahlussunnah wal jamaah. Perdebatan antara para ulama memang terjadi secara langsung dalam forum-forum dialog terbuka maupun melalui buku yang saling berbantah. Para ulama masa dahulu sudah terbiasa menggunakan kedua […]

  • PCNU - PATI

    Butir-Butir Hikmah Sufi

    • calendar_month Jum, 15 Jul 2022
    • account_circle admin
    • visibility 38
    • 0Komentar

    Buku ini berisi 200 cerita yang dikumpulkan dari hikmah-hikmah yang bertebaran di berbagai kitab klasik pesantren. Di dalamnya terdapat ratusan ceruta dari para sufi yang memuat nasihat dan petunjuk. Buku ini adalah seri pertama dari tiga seri yang diterbitkan. 

  • PCNU - PATI

    Tugas Mulia Pondok Pesantren

    • calendar_month Rab, 13 Jul 2022
    • account_circle admin
    • visibility 38
    • 0Komentar

    KH. A. Mustafa Bisri dalam mauidhoh hasanah di PP. Mansajul Ulum Cebolek Margoyoso Pati dalam rangka Haul Ibu Nyai Salamah Muhammadun, istri KH. Abdullah Rifa’i (selasa malam rabu, 12 Juli 2022) menjelaskan: di pesantren, tarbiyah (pendidikan) lebih dominan dari pada ta’lim (pengajaran). Tarbiyah sebagaimana keterangan Syaikh Mustafa Al-Ghulayaini dalam kitab ‘Iddhatun Nasyiin’ adalah menanam akhlak […]

expand_less