Iklan
Kolom

Benarkah Puasa Menyehatkan

Oleh Hamidulloh Ibda*

Puasa telah menjadi bagian dari tradisi keagamaan dan budaya di berbagai belahan dunia, khususnya dalam Islam. Selain sebagai bentuk ibadah, puasa juga diklaim memiliki banyak manfaat kesehatan. Namun, masih ada sebagian orang yang meragukan apakah puasa benar-benar berdampak positif bagi tubuh. Kita harus membeda fakta ilmiah mengenai manfaat puasa yang menyehatkan.

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Berpuasalah niscaya kalian akan sehat.” (HR. Ath Thabrani dalam Mu’jam al Awsath)

Konten Terkait
Iklan

Dari sisi periwayatan, hadis ini tergolong lemah. Bahkan sejumlah ulama menyebut hadis ini palsu. Akan tetapi, dari sisi substansinya, hadis ini tidak bertentangan dengan riset ilmiah dan tradisi media modern yang menjadikan puasa sebagai terapi bagi pasien agar mendapatkan kesehatan.

Puasa Menyehatkan?

Puasa, sebagai salah satu rukun Islam, tidak hanya memiliki dimensi spiritual yang mendalam, tetapi juga menyimpan segudang manfaat kesehatan yang telah terbukti secara ilmiah. Meski demikian, masih banyak orang yang meragukan manfaat puasa bagi kesehatan. Padahal, jauh sebelum penelitian modern mengungkap keajaiban puasa, Al-Quran, As-Sunnah, dan kitab-kitab kuning telah lebih dulu membahasnya.

Berbagai penelitian ilmiah telah menunjukkan bahwa puasa memiliki dampak positif bagi kesehatan tubuh. Dalam jurnal ilmiah The New England Journal of Medicine, Rafael de Cabo, Ph.D., dan Mark P. Mattson, Ph.D., melalui artikel berjudul Effects of Intermittent Fasting on Health, Aging, and Disease menemukan bahwa puasa dapat memicu proses autophagy, yaitu mekanisme perbaikan seluler yang dapat membersihkan sel-sel rusak dan mengurangi risiko berbagai penyakit kronis, seperti kanker, diabetes, dan penyakit jantung.

Selain itu, puasa juga dapat membantu mengontrol berat badan, menurunkan kadar gula darah, meningkatkan sensitivitas insulin, serta mengurangi peradangan dalam tubuh. Sebuah studi yang diterbitkan dalam The American Journal of Clinical Nutrition menemukan bahwa puasa intermiten dapat membantu menurunkan berat badan dan lemak tubuh, serta meningkatkan kesehatan jantung.

Sejumlah penelitian modern menunjukkan bahwa puasa dapat memberikan berbagai manfaat kesehatan. Puasa dapat meningkatkan fungsi otak, memperbaiki metabolisme, serta memperpanjang umur. Penelitian lain yang dilakukan Dyayadi (2007) menegaskan puasa adalah bentuk terapi untuk mendapatkan kesehatan, Hasyimsyah (2019) menyebut bahwa puasa menyehatkan sekaligus menegaskan karakter ketakwaan seorang, Harianto (2021) menemukan bahwa puasa berdampak pada psikologis, spiritual, dan meningkatkan kualitas hidup manusia. Temuan riset lain, Hayati dan Hakim (2022) menemukan fakta bahwa berpuasa sepanjang kurang lebih 11-18 jam atau di Indonesia kurang lebih 12-13 jam akan meningkatkan proses autofagi dalam tubuh manusia yang pada akhirnya dapat meningkatkan daya tahan tubuh manusia.

Dalam risetnya, Oktavia, et. al. (2023) menemukan bahwa  puasa bermanfaat sebagai pengobatan jiwa, pereda kejahatan syahwat dan pengendalian hawa nafsu. Puasa mampu menumbuhkan emosional positif dan mampu mengendalikan ucapan, pandangan, pendengaran serta menahan seluruh tubuh dari kejelekan, menumbuhkan jiwa sosial yang tinggi dan terhindar dari keegoisan.

Puasa juga diketahui dapat mengurangi peradangan dalam tubuh serta membantu proses regenerasi sel melalui mekanisme autofagi, sebagaimana dijelaskan dalam studi Yoshinori Ohsumi (2016), yang memenangkan Hadiah Nobel dalam bidang kedokteran.

Dasar Teologis

Dalam Islam, puasa tidak hanya sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga sebagai bentuk pembersihan diri. Allah SWT berfirman: “(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka, siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, itu lebih baik baginya dan berpuasa itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (Q.S. Al-Baqarah: 184).

Rasulullah SAW juga bersabda: “Barangsiapa yang berpuasa Ramadan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadis ini tidak hanya menjelaskan keutamaan puasa dari segi spiritual, tetapi juga dari segi kesehatan. Dengan berpuasa, tubuh kita memiliki kesempatan untuk beristirahat dan melakukan perbaikan seluler, sehingga dapat meningkatkan kesehatan secara keseluruhan

Dalam kitab Ihya’ Ulumuddin, Imam Al-Ghazali menjelaskan bahwa puasa bukan hanya sekadar menahan lapar, tetapi juga menyehatkan jiwa dan raga. Menurutnya, puasa dapat mengurangi hawa nafsu yang berlebihan, mencegah berbagai penyakit akibat konsumsi makanan yang berlebihan, serta meningkatkan ketakwaan.

Sementara itu, dalam kitab Qut al-Qulub, Abu Talib al-Makki menegaskan bahwa puasa adalah bentuk penyucian tubuh dan hati dari segala sesuatu yang berlebihan. Beliau menyebut bahwa puasa dapat memperbaiki metabolisme tubuh, menyeimbangkan zat dalam tubuh, dan mencegah berbagai penyakit akibat pola makan yang buruk.

Selain itu, dalam kitab Fathul Bari, Ibnu Hajar Al-Asqalani menjelaskan bahwa puasa dapat membantu mengendalikan hawa nafsu dan mencegah perbuatan dosa. Dengan berpuasa, kita dilatih untuk menahan diri dari segala bentuk godaan, sehingga dapat meningkatkan ketakwaan dan keimanan diri kepada Allah SWT.

Tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan fisik, puasa juga memiliki dampak positif bagi kesehatan mental. Puasa dapat membantu mengurangi stres, kecemasan, dan depresi. Puasa dapat meningkatkan produksi hormon serotonin, yang berperan penting dalam penyempurnaan suasana hati dan mengurangi stres. Selain itu, puasa juga dapat meningkatkan kesadaran diri dan pengendalian diri. Dengan berpuasa, kita belajar untuk menahan diri dari segala bentuk keinginan duniawi, sehingga dapat memperkuat mental dan jiwa kita.

Puasa bukan hanya sekadar ibadah ritual, tetapi juga merupakan terapi kesehatan yang alami dan efektif. Berbagai penelitian ilmiah telah membuktikan manfaat puasa bagi kesehatan fisik dan mental. Oleh karena itu, mari kita manfaatkan bulan Ramadan ini untuk berpuasa dengan sungguh-sungguh, sehingga kita dapat meraih keberkahan dan kesehatan yang optimal.

Berdasarkan fakta ilmiah, dalil Al-Qur’an dan hadis, serta pendapat ulama dalam kitab klasik, puasa terbukti memiliki banyak manfaat kesehatan. Puasa tidak hanya meningkatkan ketakwaan, tetapi juga berdampak positif bagi kesehatan fisik dan mental. Oleh karena itu, bagi mereka yang masih ragu, sudah saatnya memahami bahwa puasa bukan hanya kewajiban agama, tetapi juga anugerah kesehatan dari Allah SWT. Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari ibadah ini dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Mari kita jadikan Ramadan ini sebagai momentum untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas ibadah kita.

Aamiin.

 

*Dr. Hamidulloh Ibda, penulis lahir di Pati, dosen dan Wakil Rektor I Institut Islam Nahdlatul Ulama (Inisnu) Temanggung (2021-2025), Koordinator Gerakan Literasi Ma’arif (GLM) Plus LP. Ma’arif NU PWNU Jawa Tengah (2024-2029), reviewer 31 Jurnal Internasional terindeks Scopus, Editor Frontiers in Education terindeks Scopus Q1 (2023-sekarang), dan dapat dikunjungi di website Hamidullohibda.com.

Iklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Konten Terkait

Back to top button