Singgah

Oleh : Niam At Majha
Setelah sekian pekan saya rehat atas tulisan tulisan parodi pada hari rabu. Ketika sekian hari tanpa sesuatu tanpa tulisan satir dan lain sebagainya. Dan ternyata ada yang kurang bahkan ada yang menanyain perihal parodi sepekan sekali tersebut.
“Kok tak nulis lagi, tak punya ide ya? “
Ketika ada pertanyaan seperti itu, saya tak menanggapinya akan tetapi berdiam saja tanpa berbicara hanya bahasa tubuh yang mewakili yaitu senyum yang penuh dengan tanda tanya.
Tentang kemalasan saya tersebut biarlah menjadi rahasia dapur saya sendiri. Kali ini terpenting adalah saya telah kembali dengan tulisan parodi yang menggelitik, nakal namun tetap berakal, satir tanpa menyindir; itulah ciri khas tulisan parodi yang saya tekuni saat ini. Pada kesempatan kali ini setelah kemarin saya mendapatkan pencerahan dari sekarang teman yang notabene nya adalah berpendidikan tinggi terpelajar dan banyak pengalaman dibidang yang teman saya tersebut geluti.
“Singgah”
Teman saya tersebut menjelaskan tentang singgah. Singgah menurut makna bebas yaitu berhenti sebentar ketika menuju suatu perjalanan, bahasa kerennya mampir. Lantas bagaimana dengan orang orang yang mempunyai jabatan lima tahunan, apakah mempunyai makna sama yaitu hanya mampir saja dengan tak memperdulikan komponen komponen tanggung jawab tersebut.
“Begitulah mas, namanya juga orang beda beda, ada ketika mendapati jabatan akan perhatian dengan kantornya, para karyawannya dan tetek bengek lainnya yang berkaitan dengan jabatan yang di embannya. Kalau pepatah mengemukakan, gajah mati meninggalkan gadingnya, sedangkan pemimpin berhenti meninggalkan pola dan cara mempimpinnya”
Ketika mendengarkan semua yang dikemukakan teman saya tersebut saya menjadi sadar dan memahami apabila setiap orang mempunyai sudut pandang berbeda beda dalam memaknai sebuah jabatan. Ada yang beranggapan jika jabatan tak ubahnya tempat singgah sebatas mampir saja tak peduli dengan lainnya, tak melakukan apa apa apatis dengan kondisi tempat orang tersebut menjabat. Dan terpenting lagi yaitu jabatan tersebut dapat dipergunakan untuk ini dan itu, untuk pamer inilah saya, jadi harus manut dengan saya apapun itu, baik kebijakan, keputusan dan lain lain.
Kondisi tersebut hanyalah sebagian saja; ada orang yang ketika diberikan jabatan akan bertanggung jawab sepenuhnya perihal tempat dia memimpin, memperhatikan karyawan-karyawan nya dengan seksama dalam tempo singkat.
“Makanya setiap individu tak bisa memaksakan untuk seragam dalam hal memimpin dan saat mempunyai jabatan. Jadi biarlah dengan caranya masing-masing dalam memimpin dan mempergunakan jabatannya”
Toh semuanya adalah tempat singgah sementara untuk sekadar melepas lelah, rehat, mampir dan seterusnya.
“Jadi sebenernya sampean tadi mau menyampaikan apa mas? “
“Tak tahu…..!!!! “