Puisi-Puisi Juita Intifada
Sabtu Malam
Sabtu Malam Minggu
kabarmu yang lama ku tunggu
tiba bertamu
“bagaimana kau tahu?”
sedang indomini membisu
tersisa aku
memeluk rindu
Sore di Tepian Rindu
sore di hari minggu
satu satu bergegas melaju
menyusur tepian rindu
dua dua menunggu
aku merayu
“kemari, sama-sama mencebur”
mereka tersenyum
sedang rasaku makin larut
dimana sejuk
saat akar mulai tercerabut
baris bata tertumpuk
Yuda Rasa
sudah ganti foto profilmu
tak ada wajah imutmu
ataubpun centang biru
ku kira ada nomor baru
ternyata aku keliru
tak apa
bagiku biasa
aku mengerti
dua hati tak selamanya
berakhir seri
Senja di Caffe Perko
senja masih setia
pada masa lalu
yang ambigu
“silahkan pesan
kami akan membersihkan
sisa sisa tamu
telah berlalu”
daftar menu
di sodorkan
ada senyum di paksakan
karena kecapean
malam sederhana
dari rasa manis capucino
milkshake
ada rindu yang ku taruh disini
suatu ketika akan kembali
Deru yang Hening
malam hening
deru ferry melaju kencang
terjejer rapi mesin beroda
dalam penyeberangan
dibawah kilauan bulan
ombak beriuk riang
ringan seraya nada
sesekali ku tengok kaca
diam menyaksikan
“ternyata malam ini purnama”
katamu pelan
senyum terkembang
seolah tahu
yang akan ku bisikkan
*Juita Intifada, Guru di RA Al Falah Margorejo Pati
Rindumu pada siapa
Siapa yang kau rindu
Curahkan hatimu pada Yang Membuat Rindu.
Kau akan tenang jika mengingatNya.
Mintalah pada Nya.
DIA selalu memberi tanpa diminta.
apa yang kamu minta pasti diberiNya.
DIA Yang Mengatur segalanya. Termasuk rindumu.
aku merasakan getaran jiwamu.
tapi aku tak berdaya berbuat apa.
karena aku juga diberdayakanNYA.
tapi yakinlah DIA mempunyai rencana yang terbaik bagi hambaNya yang disayang.
untuk mendapatkan kasih sayangNya gak perlu susah.
cukup selalu bersamaNya dalam setiap hembusan nafasmu