Iklan
Kolom

Kemandirian Ekonomi Pesantren

Oleh : Siswanto

Berbicara tentang pesantren, tentunya yang ada dalam benak pikiran kita adalan belajar kitab kuning dan Alquran. Karena pesantren terkenal akan ciri khas ngaji kitab kuning dan Alquran atau lebih tepatnya adalah ilmu agama.

Sejarah telah menunjukkan kiprah pesantren dalam ikut serta dalam mengusir kolonialisme Belanda selama 350 tahun (3,5 abad) alamanya. Maka tak ayal selama 350 tahun lamanya pesantren memiliki sumbangsih yang amat besar terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia baik dalam membangun  mencerdaskan umat serta melestraikan perjuangan mempertahankan NKRI.

Konten Terkait
Iklan

Sehingga pesantren berhasil menjadi perangkat stabilitas keamanan dan ketahanan bangsa terutama dalam melakukan adaptasi dengan perubahan lingkungannya. Pesantren telah berhasil menekankan pentingnya aktualisasi ajaran Islam mengayomi kedamaian alam semesta yakni Islam yang rahmatan lil alamin.

Karena dalam hal ini, di dalam pesantren para kiai maupun ustaz mendidik para santrinya dengan penuh kasih sayang dan menanamkan sifat nasionalisme. Mengingat Indonesia merdeka tidak lepas dari adanya founding fathers dan monthers tidak hanya dari kalangan santri saja, melainkan juga dari pelbagai ras, etnis, dan latar belakang masyarakat yang beraneka-ragam. Oleh karena itu, Indonesia merdeka tidak lepas dari persatuan-kesantuan seluruh elemen masyarakat yang tersebar dari sabang sampai maruke.

Dari sejarah inilah, dunia pesantren selalu menanamkan nilai-nilai luhur para pejuang bangsa pentingnya hubul wathon minal iman dan menjaga NKRI dari beberapa golongan yang ingin memecah belah bangsa. Dengan demikian, nilai-nilai luhur bangsa sangat urgen untuk terus dijaga dan diimplementasikan kepada generasa yang akan datang.  

Menanamkan nilai kemandirian ekonomi Pesantren

Dalam rangka menghadapi era baru yang kita kenal dengan adanya globalisasi industri. Dimana dalam hal ini, Indonesia harus berani bersaing dengan produk-produk asing yang akhir-akhir ini cenderung diminati oleh khalayak muda. Maka sudah sepatutnya sebagai generasi muda dalam hal ini, harus berfikir lebih kritis dan kreatif dalam menemukan temuan baru yang siap diadu dengan produk asing juga tidak kalah dalam hal kualitas.

Oleh karena itu, dalam rangka menghadapi globalisasi industri yang perlu disiapkan oleh generasi muda adalah memberikan ruang-ruang kreatifitas untuk terus berkreasi dalam menemukan pasionnya, selain itu juga menanamkan nilai-nilai cinta produk lokal terutama local wisdom agar cita rasa khas Indonesia tetap terjaga.  

Adapun dalam hal ini, salah satu peran pesantren dalam menciptakan para santri untuk berani hidup di tengah-tengah kehidupan yang hiruk-pikuk adalah dengan membekali santri dalam bentuk ketrampilan atau vokasi. Dengan begitu kemampuan santri akan terasah dan memiliki ketrampilan dalam berwirausaha dan berani bersaing dalam kancah nasional-internasional.

Upaya lainnya dalam rangka memperkuat ketahanan umat Islam terutama di pesantren adalah kemandirian ekonomi. Jaringan pesantren yang sangat luas, akan sangat berpengaruh pada maju mundurnya bangsa ini. Karena itu, pesantren harus selalu meningkatkan ekonomi umat agar ekonomi bangsa ini juga akan terus maju.

Dengan demikian, melalui kemandirian ekonomi yang dijalankan di pesantren, maka kemandirian lainnya juga akan dapat dicapai, seperti kemandirian dalam bidang budaya, sosial, dan politik. Sehingga melalui kemandirian tersebut harapannya santri mampu memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat dan bisa menjadi agen of change masyarakat.

Iklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Konten Terkait

Lihat Juga
Close
Back to top button