Gandeng Lesbumi Pati, Gandrung Sastra Muncul Kembali

Pati – Gandrung Sastra muncul kembali menjelang bulan suci Ramadan, Kamis (20/2/2025) malam. Acara tadarus puisi ini menggandeng beberapa pihak, salah satunya Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi) Pati.
Gairah sastra di Bumi Mina Tani pun kembali menggeliat dalam gandrung Gandrung Sastra #13 itu. Suasana syahdu pun tercipta di Rumah Gandrung Sastra Desa Sekarjalak, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati.
Pelajar, santri, mahasiswa, hingga para pegiat seni dan sastra yang berasal dari Pati, Kudus, Jepara, Demak, dan Rembang pun estafet membaca satu persatu puisi.
Gandrung Sastra yang bertemakan ’Ragam Warna Negeri Berpagar’ menjadi ajang pertemuan para pecinta sastra. Acara tersebut juga menjadi momen penting dengan peluncuran Buletin Sastra #6 yang berisi kumpulan karya-karya dari berbagai penulis dari kawasan Pati dan sekitarnya.
Buletin ini dijual dengan harga Rp10.000 per eksemplar, dan seluruh hasil penjualannya akan digunakan untuk membiayai acara-acara Gandrung Sastra yang selanjutnya.
”Kita lahir di Margoyoso. Ada Tugu Sekarjalak yang menjadi sampul buletin Gandrung Sastra. Hasil pendapatan murni untuk kegiatan Gandrung Sastra. Nanti kita keliling menyebarkan semangat sastra,” kata salah satu penggagas Gandrung Sastra, Aloet Pathi.
Koordinator Acara Gandrung Sastra #13, Arif Khilwa menambahkan acara ini merupakan kelanjutan dari acara Gandrung Sastra yang telah digelar sejak tahun 2012 lalu. Acara ini pun menjadi reuni bagi para pecinta sastra sekaligus sebagai simbol kebangkitan kembali pergerakan sastra di Pati Utara.
”Acara ini semacam reuni para pecinta sastra dan penanda bangkitnya kembali pergerakan sastra di Pati utara,” ungkap Arif yang juga merupakan salah satu pendiri Gandrung Sastra.
Selain itu, Arif menambahkan bahwa Buletin Sastra #6 merupakan produk dokumentasi dari berbagai karya penulis yang berasal dari Pati, Kudus, Rembang, dan Jepara.
”Melalui momen ini, kami juga mendokumentasikan karya-karya teman-teman penulis dari wilayah tersebut dalam Buletin Sastra #6 yang menjadi salah satu produk dari Gandrung Sastra,” tambahnya.
Arif yang juga menjabat sebagai Ketua Lesbumi menekankan pentingnya acara ini dalam mendukung pengembangan sastra dan budaya di kawasan Pati Utara.
Acara Gandrung Sastra #13 pun berjalan sukses dengan beragam diskusi, pembacaan puisi, serta pertunjukan seni yang memukau para peserta. Dengan tema yang diusung, acara ini berhasil menghadirkan kekayaan budaya dan keindahan sastra dalam bentuk yang lebih berwarna dan beragam, sesuai dengan makna dari tema yang diangkat.
Dengan diluncurkannya Buletin Sastra #6, diharapkan dapat menjadi wadah baru bagi para penulis muda untuk terus berkarya dan memperkenalkan sastra kepada masyarakat luas, serta menjadi bagian dari perkembangan sastra di wilayah Pati Utara dan sekitarnya.