Pendidikan Politik Ala Gus Dur
Oleh: Siswanto*
KH Abdurrohman Wahid yang sering kita kenal dengan panggilan akrabnya Gus Dur merupakan sosok guru besar bangsa, nasionalis, humoris, dan merakyat. Gus Dur juga terkenal sebagai sosok budayawan dan cendekiawan rakyat yang pemekiran dan sikapnya menunjukkan kepada kepedulian terhadap nasib rakyat di tengah dinamika pembangunan nasional.
Selain itu juga Gus Dur terkenal dengan sepak terjangnya dalam dunia politik. Tak ayal pada tahun 1999-2021 Gus Dur menjabat sebagai Presiden Indonesia. Hal ini membuktikan, bahwa Gus Dur dalam ranah politik sudah tidak diragukan lagi. Walaupun saat Gus Dur jadi presiden melalui “dengkulnya Amin Rais” begitulah candaan khas Gus Dur di salah satu acara Televisi nasional. Karena menurut Gus Dur dengan humor maka semua akan cair dan tidak kaku.
Sedangkan bagi umat Nahdlatul Ulama (NU), sosok Gus Dur merupakan “Sang pamomong”. Yakni, figur yang memiliki watak mengayomi, membimbing, serta memperteguh kasih sayang atas sesama, tanpa membeda-bedakan latar belakangnya.
Oleh karena itu, sikap yang diperlihatkan Gus Dur kepada para pejabat, bahkan kepada presiden sekalipun, tidak beda dengan sikap yang diberikannya kepada wong cilik. Hal inilah yang membedakan Gus Dur dengan pemimpin lain dalam memberlakukan tamunya, sehingga masyarakat (wong cilik) menilai Gus Dur adalah sosok yang mengayomi semua orang.
Sepak terjang Gus Dur, dalam memberikan kontribusi terhadap bangsa sudah tidak diragukan lagi. Seabrek penghargaan sudah beliau dapatkan, baik itu dalam bidang penegakan HAM dan toleransi antarumat beragama, bapak pluralisme, Doctor Honoris causa bidang hukum dari konkuk University, seoul korea selatan, 21 Maret 2003, Doktor Honoris Causa dari Universitas Sokka, Jepang 2002, penghargaan kepemimpinan global (the global leadership award) dari Columbia University,dan penghargaan-penghargaan lainnya. Dikutip dari Republika.co.id.
Dari penjelasan di atas sangat jelas, bahwa seabrek penghargaan dan daya jelajah wawasan keilmuan Gus Dur sudah tak terbantahkan lagi. Sehingga ketika Gus Dur menjabat sebagai presiden sangat wajar. Karena menjadi seorang pemimpin selain memiliki wawasan yang luas, juga bisa mengayomi warganya.
Maka dalam hal ini untuk mengetahui sepak terjang Gus Dur dalam bidang politik, sekurang-kurangnya terdapat tiga jawaban yang bisa kita petik dan ambil hikmahnya.
Pertama, Gus Dur mengajarkan kepada kita bahwa memasuki dunia politik memerlukan kesabaran dan kesediaan untuk menjadikannya sebagai proses perjuangan jangka panjang. Dalam proses demikian, kekuasaan harus dibangun dengan investasi sosial dan kultural yang cukup.
Maka, kalau saat ini banyak orang yang begitu berambisi masuk dalam ranah politik untuk mengejar sebuah jabatan tertinggi. Maka, berbeda dengan Gus Dur yang memilih lebih membumi dan tidak berambisi untuk mengejar jabatan.
Kedua, Gus Dur membangun jalur politiknya sebagai cendekiawan rakyat. Karena sebagai seorang cedekiawan selain luas wawasannya juga paham peta manuver lawan politik yang harus dihadapi. Tetapi peta kekuatan politik yang usung Gus Dur adalah bukan semata-mata pada kepiawaian manuver politik yang diperagakan, tetapi lebih pada kekuatan struktur pengetahuan yang dibangun untuk menjelaskan yang terjadi dan bagaimana proyeksi masa depannya.
Karena itu, pemikiran dan politik Gus Dur menjadi perentas jalan hubungan masyarakat, bangsa, dan agama. Hal ini ditandai di berbagai kasus yang berhasil ditengahi oleh Gus Dur. Misalnya kasus Ahmadiyah serta gerakan Papua merdeka yang mampu didamaikan oleh Gus Dur melalui konsep pribumisasi Islam dan konsep islam sebagai etika social.
Ketiga, Gus Dur adalah tokoh yang selalu menjaga hubungan baik dengan semua kalangan. bagi Gus Dur politik adalah bentuk silaturahim dengan lawan politiknya. Meski dalam prakteknyasering diperlakukan secara tidak adil oleh lawan politiknya, tetapi Gus Dur tetap menjaga silaturahim. Karena menurut Gus Dur “tidak ada jabatan di dunia ini yang perlu diperhatikan mati-matian”.
Itulah Gus Dur sosok santri yang menjelma menjadi cendekiawan rakyat dan pemimpin politik yang sangat berpengaruh. Karena, pengaruh itu bisa diraih apabila memiliki pengatuan yang luas dan kemampuan dalam meramu strategi dalam memecahkan persoalan yang ada di lingkungan masyarakat. Itu bisa dicapai oleh Gus Dur karena, ia memiliki kemampuan dan luasnya samudra keilmuan yang tinggi untuk menapaki jalur politik sebagai proses investasi sosial jangka panjang.
*Aktivis Literasi Santri