Berita
Suwuk Massal, Ramaikan Konferensi MWC NU Winong
WINONG (1/09/2019). Mengawali kegiatan konferensi MWCNU dan Muslimat NU Kecamatan Winong menyelenggarakan kegiatan Terapi Qur’ani atau Ruqyah Massal bekerja sama dengan Jam’iyyah Ruqyah Aswaja (JRA) Laskar Jolosutro Cabang Pati pada hari Ahad bertepatan juga dengan Tahun Baru 1441 H, bertempat di Aula MWCNU Kec. Winong.
Acara yang baru pertama kali dilaksanakan di Kecamatan Winong ini mendapat respon yang sangat positif dari warga Nahdlatul Ulama khususnya dari ranting-ranting NU, Muslimat, Fatayat, GP. Ansor, Banser, Pagar Nusa, IPNU-IPPNU, juga dari masyarakat umum.
Acara yang baru pertama kali dilaksanakan di Kecamatan Winong ini mendapat respon yang sangat positif dari warga Nahdlatul Ulama khususnya dari ranting-ranting NU, Muslimat, Fatayat, GP. Ansor, Banser, Pagar Nusa, IPNU-IPPNU, juga dari masyarakat umum.
Antusiasme warga Nahdlatul Ulama untuk mengikuti ruqyah massal/terapi qur’ani ini terlihat dari banyaknya peserta yang mendaftar kepada panitia. Menurut ketua panitia Terapi Qur’ani yang juga sebagai ketua panitia Konferensi MWCNU, H. Dhofir Maqoshid, M.Pd.I bahwa acara ini terselenggara berkat kerjasama antara Tim JRA Kab. Pati dengan pengurus MWCNU Kec. Winong beserta seluruh badan otonomnya.
Di luar dugaan panitia, ternyata masyarakat sangat merespon baik kegiatan Terapi Qur’ani ini. Lebih dari 200 orang mengikuti terapi dengan khidmat, bahkan banyak yang meminta kepada panitia untuk menyelenggarakan secara rutin di kecamatan Winong, pungkasnya saat ditemui tim NU.Pati.
Di luar dugaan panitia, ternyata masyarakat sangat merespon baik kegiatan Terapi Qur’ani ini. Lebih dari 200 orang mengikuti terapi dengan khidmat, bahkan banyak yang meminta kepada panitia untuk menyelenggarakan secara rutin di kecamatan Winong, pungkasnya saat ditemui tim NU.Pati.
Dalam sambutannya K. Syafi’i, S.Ag selaku ketua Tanfidziyah MWCNU Winong yang sebentar lagi akan demisioner menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Tim JRA Jolosotro Pati yang telah bekerjasama untuk menyelenggarakan Ruqyah Massal.
Melalui terapi qur’ani ini peserta yang mempunyai berbagai keluhan penyakit medis seperti asam lambung, maagh, insomnia, vertigo, stroke, ispa,asma, dll. Disamping itu juga penyakit non medis seperti sering emosi, sulit fokus belajar, sulit dapat jodoh, sulit dapat keturunan, sering lupa rakaat sholat, kesurupan jin, was-was, terkena sihir,dll. dilayani oleh JRA.
Kegiatan ini sebagai pra konferensi MWCNU dan Muslimat Nahdlatul Ulama yang direncanakan akan dilaksanakan pada Ahad depan (8/09/2019).
Melalui terapi qur’ani ini peserta yang mempunyai berbagai keluhan penyakit medis seperti asam lambung, maagh, insomnia, vertigo, stroke, ispa,asma, dll. Disamping itu juga penyakit non medis seperti sering emosi, sulit fokus belajar, sulit dapat jodoh, sulit dapat keturunan, sering lupa rakaat sholat, kesurupan jin, was-was, terkena sihir,dll. dilayani oleh JRA.
Kegiatan ini sebagai pra konferensi MWCNU dan Muslimat Nahdlatul Ulama yang direncanakan akan dilaksanakan pada Ahad depan (8/09/2019).
Hadir pula ketua tanfidziyah PCNU Kab. Pati, Ust. Yusuf Hasyim, M.S.I yang memberikan pengarahan kepada para peserta. Menurut mantan ketua MWCNU Winong ini, Jam’iyyah Ruqyah Aswaja (JRA) adalah salah satu organisasi yang dibentuk khusus untuk memberikan solusi alternatif bagi warga Nahdliyin yang memiliki gangguan kesehatan fisik maupun ruhani.
Meskipun belum menjadi badan otonom Nahdlatul Ulama, namun JRA adalah salah satu jam’iyyah yang kehadirannya ditunggu-tunggu warga NU karena selama ini istilah ruqyah biasanya identik dilakukan oleh organisasi-organisasi non NU, khususnya dari kalangan salafi dan wahabi. Padahal Nahdlatul Ulama gudangnya kyai-kyai yang ahli ruqyah sejak lama. Hanya saja istilah yang populer bukan Ruqyah melainkan lebih dikenal dengan istilah Suwuk. Hadrotusyekh KH. Hasyim Asy’ari sebagai pendiri Nahdlatul Ulama dan ulama-ulama pesantren selain ahli ilmu agama juga dikenal ahli suwuk.
Meskipun belum menjadi badan otonom Nahdlatul Ulama, namun JRA adalah salah satu jam’iyyah yang kehadirannya ditunggu-tunggu warga NU karena selama ini istilah ruqyah biasanya identik dilakukan oleh organisasi-organisasi non NU, khususnya dari kalangan salafi dan wahabi. Padahal Nahdlatul Ulama gudangnya kyai-kyai yang ahli ruqyah sejak lama. Hanya saja istilah yang populer bukan Ruqyah melainkan lebih dikenal dengan istilah Suwuk. Hadrotusyekh KH. Hasyim Asy’ari sebagai pendiri Nahdlatul Ulama dan ulama-ulama pesantren selain ahli ilmu agama juga dikenal ahli suwuk.
Mengakhiri sambutannya Ust. Yusuf berpesan, saatnya sekarang warga Nahdlatul Ulama ikut menjaga dan melestarikan tradisi-tradisi nusantara yang telah diwariskan para ulama melalui Jam’iyyah Nahdlatul Ulama. Jangan pernah ragu dan bimbang, karena kita yakin bahwa jam’iyyah NU adalah jalan terbaik kita untuk bisa selamat di dunia dan di akhirat kelak. Maka kewajiban kita sebagai generasi penerus untuk ikut berjuang dan berkhidmat membesarkan jam’iyyah Nahdlatul Ulama ini dimanapun dan kapanpun. (LTNNU).