Jihad bil-Medsos Sebagai Media Dakwah

Jihad menurut syariat Islam adalah berjuang/usaha/ikhtiyar dengan sungguh-sungguh.Jihad dilaksanakan untuk menjalankan misi utama manusia yaitu menegakkan agama Allah atau menjaga agama tetap tegak, dengan cara-cara sesuai dengan garis perjuangan para rasul dan Alquran. Jihad yang dilaksanakan Rasul adalah berdakwah agar manusia meninggalkan kemusrikan dan kembali kepada aturan Allah, menyucikan qalbu, memberikan pengajaran kepada ummat dan mendidik manusia agar sesuai dengan tujuan penciptaan mereka yaitu menjadi khalifah Allah di bumi dengan damai dan saling mengasihi. Namun dalam berjihad, Islam melarang pemaksaan dan kekerasan, termasuk membunuh warga sipil yang tidak ikut berperang, seperti wanita, anak-anak, hingga manula.
Jihad bil medsos adalah Jihad dilaksanakan menggunakan handphone untuk menjalankan misi utama manusia yaitu menegakkan agama Allah atau menjaga din/agama tetap tegak, dengan menggunakan teknologi era sekarang yaitu, medsos untuk menyebarkan agama Allah agar lebih mudah
Masa sekarang ini adalah masa yang sangat istimewa di mana semua orang bisa mendapatkan dan mengerjakan sesuatu dengan sangat mudah. Mungkin pada zaman sebelum ditemukannya media elektronik, masyarakat membutuhkan berbagai macam buku dan bahan referensi berupa buku. Di era digital, di sisi lain, orang hanya mencari apa yang mereka inginkan. Di salah satu situs. Semua informasi yang Anda butuhkan ditampilkan dalam template yang berbeda.
Era ini merupakan puncak dari segala sesuatu yang dijawab dengan segera dan luas oleh masyarakat. Bahkan da’i (pendakwah) bisa berdakwah atau menyampaikan dakwah melalui sarana yang ada, seperti televisi, radio, bahkan khutbah tertulis. Realitas yang ada banyak sekali da`i yang sudah memanfaatkannya terutama dalam pertelevisian. Terkadang terfikirkan tenyata bukan artis saja yang ingin masuk televisi, bahkan para da`i pun juga banyak, hingga menjamur dimana-mana. Bagus ketika bertujuan untuk menegakkan ajaran, dan syariatnya tetapi apakah itu saja kenyataannya. Diera ini mereka medapatkan perilaku yang nyaman, rasa tentram karena fasilitas yang ada.
Pada umumnya, dakwah yang dilaksanakan dalam sebuah majelis taklim di sebuah surau, masjid atau musholla berlangsung dalam suasana sakral dan khidmat. Kemajuan teknologi dan informasi, memungkinkan seorang da’i untuk berimprovisasi dengan selingan humor dan hal-hal lain, agar materi ceramahnya tetap menarik untuk disimak. Mengingat tantangan dakwah diera teknologi dan informasi, khususnya media memang tidak bisa dilepaskan dari wahana hiburan. Dampaknya, orientasi dakwahyang diperankan para da’i, juga semakin berkembang, bahkan cenderung menjadi bias.Semula, dakwah yang lebih banyak bersentuhan dengan ranah ibadah, selalu dilandasi dengan niat dan motivasi untuk beribadah pula, yakni dilaksanakan dengan penuh suka cita, hati yang ikhlas dan hanya mengharap ridla Allah Swt semata. Namun, dalam perkembangannya pola berdakwah melalui media sebagai wujud kemajuan teknologi menjadi tantangan bagi tersendiri bagi seseorang da’i. Pengaruh media, memungkinkan seorang da’i memperoleh popularitas dimata pemirsanya seperti layaknya seorang selebriti tidak menutup kemungkinan pula setiap kegiatan dakwahnya, sering dinilai dengan materi.
Oleh karena itu, Islam perlu menjangkau umat manusia. Jika kita memiliki pengetahuan, kita harus menyebarkannya Menggabungkan dakwah qauliyah bil lisan dan dakwah fi’liyah bil uswah dengan sarana tekstual. Generasi milenial yang hidup dalam keadaan dunia sudah melek internet dan bergelimang teknologi membuat otoritas pemerintah serta dogma agama tidak memiliki kuasa penuh dalam mengontrol pikiran masyarakat. Pasalnya, seseorang dapat mengakses informasi dan pengetahuan dengan cepat dan mudah melalui ‘search engine’ atau media sosial. Disinyalir dengan hadirnya agama pada mereka dengan wajah yang kaku, beringas, kasar, cenderung mengekang dan posesif, memagari kebebasan, saling mengkafirkan, dan saling menyalahkan antar golongan memberi anggapan bahwa ajaran agama seakan-akan tidak sesuai dengan kondisi sosial saat ini.
Dakwah adalah sebuah proses penyampaian informasi tentang ajaran Islam dengan tujuan merubah sikap dan tingkah laku seseorang agar lebih positif. Dimensi perubahan ke arah kemajuan atau positif adalah karakteristik dasar yang semestinya menjadi acuan dalam kajian dakwah. Mengingat, jika dahulu dakwah Islam dilakukan secara sederhana dengan mendatangi rumah ke rumah untuk memberikan materi pendidikan Islam, saat ini aktivitas dakwah dilakukan dengan beragam metode, strategi, dan media.
Dengan kemajuan dan kecangihan alat-alat serta media komunikasi yang ada, sekarang konten dakwah generasi milenial harus banyak unsur virtualnya. Milenial yang bergantung pada teknologi dan menggunakan banyak laptop, iPad, smartphone, televisi, dll. Setiap hari, menjadikan media sosial sebagai bagian yang sangat penting dari koneksi sosial Anda. Mereka menghabiskan lebih banyak waktu di perangkat dan aplikasi teknologi digital yang berbeda daripada teman dan anggota mereka. Digunakan oleh beberapa komunitas dan kelompok agama untuk menyebarkan power melalui jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, WhatsApp, Instagram dan Telegram.
Teknologi informasi juga mendorong kelompok garis keras untuk memperluas jaringan untuk memobilisasi individu-individu melakukan kejahatan baik online maupun offline. Selain itu, metode penyampaian materi dengan memasuki psikologi seseorang juga diperlukan. Misalnya mereduksi kata kata dari sebuah film yang sedang viral. Karena dakwah berkembang dengan cepat, yang selama ini dilakukan dengan metode pendekatan ceramah atau tablig atau komunikasi satu arah atau pengajian taklim menjadi komunikasi dua arah.
Tidak hanya ceramah, konten dakwah generasi milenial harus banyak unsur virtualnya. Misalnya, quote, meme, komik skrip, infografis, dan video seiring dengan tren vlog. Kini media sosial digunakan oleh sebagian besar pengguna muda untuk menonton video dibandingkan untuk bersosialisasi. Dengan begitu, peluang bagi portal media Islam harus menyajikan dakwah dalam bentuk yang menarik. (Siswanto)