Dari NU Untuk Kebangkitan Bangsa

NU (Nahdlatul Ulama), dikenal sebagai organisasi yang berhaluan
“tradisional” yang dilawankan dengan “modernis”. Disebut demikian, karena NU
memang bertujuan untuk mempertahankan atau memelihara tradisi Islam yang
disebut paham “ahlussunnah wa al jamaah” (aswaja). Tradisi ini sebenarnya adalah
sebuah konsensus besar di bidang teologi dan fikih. Di bidang teologi, NU mengikuti
aliran kalam Asyariah dan Maturidiyah. Di bidang fikih, mengikuti empat mazhab besar, yaitu mazhab Maliki, mazhab Syafi
ie, mazhab Hanafie dan mazhab Hanbali.
Di Indonesia, ada juga organisasi-organisasi gerakan Islam yang memang mengikuti
mazhab yang lebih khusus lagi, yakni Syafiie, sedang di bidang tasawuf mengikuti al Ghazali. Di dunia Islam, ada juga yang mengikuti mazhab yang lebih spesifik, misalnya di Pakistan yang umat Islamnya cenderung mengikuti mazhab Hanafie, di Saudi Arabia, khususnya di Madinah, mengikuti mazhab Maliki dan di negaranegara Afrika Utara, banyak mengikuti mazhab Hanbali. Umat Islam Indonesia sendiri dikenal sebagai penganut mazhab Syafi
ie. Namun NU di Indonesia lebih
“terbuka”, sehingga dalam pembahasan mengenai fikih atau hukum-hukum agama,
NU bisa melakukan analisis perbandingan mazhab.