Berbuka dengan Teman Karib; Lupa Hal Wajib
Oleh : Niam At Majha
Lusa kemarin, saya dapat pesan whatsapp dari teman karib yang inti dari isi pesan tersebut adalah mengajak saya untuk berbuka bersama sekaligus bercuap-cuap. Membahas hal-hal tak terlalu penting atau pun sedikit gerundel perihal parodi yang ada di Senayan akhir bulan lalu; yaitu satu orang melawan segerombolan. Namanya teman karib tentu yang dibahas tak ada yang disembunyikan, saya bisa tertawa terbahak-bahak, leluasa mengingau apa saja. bahkan membahas kesejahteraan rakyat meski tak sesuai dengan kapasitasnya.
Kami bertemu berempat di tempat yang nyaman, sekaligus banyak keramaian. Sebab ini bulan ramdhan tentu semua tempat makan sudah mempunyai pelanggannya masig-masing. Baik yang lesahan, restoran, sekedar warung makan serba ada sudah pasti banyak orang yang berjubel untuk mencari makan dikarenan seharian sudah menahan lapar dan dahaga.
“Kita milih tempat yang ramai dengan fasilitas lengkap ada musholanya menunya serba lengkap sekaligus yang paling penting adalah tempatnya nyaman”
“Harus itu, soalnya kita jarang ketemu tentu milih tempat yang nyaman untuk mengobrol dan lain sebagaianya. Bercerita perihal aktifitas kita sendiri-sendiri”
Tanpa kita sadari sirine yang menandakan sudah waktunya untuk berbuka puasa sudah berbunyai saling saut menyauti. Saya dan teman karib saya tersebut langsung saja mengambil air minum; sekaligus memakan ta’jil yang sudah disediakan oleh pihak restoran yang saya tempati. Selasai makan ta’jil saya lanjut berbuka dengan menu yang sudah ada. Menu spesial dengan berbagai ragam rasa dan pilihan.
Saya dan Anda tentu pernah mengalami hal yang sama, berbuka bersama dengan teman karib karena sangking asyiknya hingga meninggalkan sholat magrib. Saya pun mengalami hal yang sama; mau beranjak sholat duluan nanti dikira sok suci, atau apalah. Akan tetapi yang pasti bukan itu; melainkan iman saya saja yang masih lemah dan kumat-kumatan.
Sebenarnya perihal kisah tersebut saya mendapatkan cerita dari kebanyakan teman pun seperti itu. Banyak yang buka bersama akan tetapi tak sedikit yang meninggalkan sholat magrib. Bahkan saya ada teman saya dia tak pernah sholat wajib lima waktu akan tetapi ketika puasa dia rutin mengikuti dari mulai dari tanggal satu hingga tiga puluh. Dan itu berlebaran pula; menuju hari kemenangan katanya.
“Mas…mas biar bagaimana pun begitu orang-orang tersebut adalah mahluk Tuhan dan umatnya Nabi Muhammad”