Berita
Qurban Ramah Lingkungan Ala MT Darul Hasyimi Jogja
Panitia qurban ramah lingkungan MT Darul Hasyimi Jogja sedang membungkus daging qurban dengan besek dan daun jati |
GUNUNGKIDUL-Cinta lingkungan termasuk bagian dari menjalankan ajaran agama. Sebab, nabi diturunkan bukan hanya untuk memberi rahmat bagi umat islam, namun juga bagi seluruh alam. Hal ini yang disampaikan oleh Eko Sulistyo, Ketua Pengurus Daerah Majelis Ta’lim Darul Hasyimi (MTDH), Jogja.
Motto hidup tersebut, bagi Eko bukan sekadar jargon. Namun bersama rekan-rekannya di MTDH, ia mewujudkan jargon tersebut melalui langkah kecil yang nyata, yaitu qurban ramah lingkungan.
“Ide qurban ramah lingkungan ini dari ketua umum MTDH, Habib Muhammad Baha’uddin, putranya Habib Luthfi Bin Yahya,” tutur Eko.
Berlokasi di Ponpes Al Hasan, Kapanewon, Saptosari, Gunungkidul, Yogyakarta, pelaksanaan qurban ramah lingkungan ini berlangsung Rabu (21/7) pagi. Konsepnya, lanjut Eko, plastik kresek yang biasa digunakan untuk membungkus daging, diganti dengan daun jati dan besek (kotak makan dari anyaman bambu-red).
Pihaknya memerlukan sedikitnya dua ratusan besek untuk membungkus daging dari sembilan ekor kambing dan seekor sapi yang disembelih di Ponpes Al Hasan tersebut.
“Dawuh dari Habib Baha’uddin, bungkusnya memang harus dari bahan yang aman. Dari alam,” lanjutnya.
Meskipun terkesan sepele, namun langkah ini bisa menjadi teladan bagi ummat islam dalam menyelenggarakan qurban. Dengan menggunakan bahan alami seperti daun jati sebagai pengganti plastik, upaya ini diharapkan dapat menyelamatkan lingkungan.
“Dalam momen idul adha, ada berapa juta plastik yang dipakai. Jika semua panitia qurban mau beralih ke bungkus dari bahan alam insya allah menjadi jariyah kita untuk bumi tercinta dan anak cucu,” papar Eko.
Dirinya menuturkan, bahwa langkah kecil tersebut jika dilakukan bersama-sama minimal ketika idul adha, akan memberi dampak besar bagi bumi.
“Kalau kita belum bisa ikut melestarikan lingkungan, minimal kita tidak ikut merusaknya,” ungkap dia.
Penggunaan plastik secara berlebih, memang dapat mengganggu kelestarian lingkungan. Sebab, bahan plastik membutuhkan waktu hingga puluhan tahun untuk bisa diurai oleh tanah.
Dalam qurban ramah lingkungan tersebut, ada sembilan ekor kambing dan seekor sapi yang disembelih boleh MTDH. Dagingnya, dibagikan ke warga sekitar Ponpes Al Hasan. Selain ramah lingkungan, kegiatan semacam ini juga memiliki nilai estetis dan keunikan tersendiri.(karim/ltn)
Iklan