Madrasah Damai Pati Gelar Pelatihan Media Sosial
Pcnupati.or.id – Madrasah Damai menggelar Pelatihan “Sosial Media sebagai Ruang Dialog” di Aula Lantai 3 The Safin Hotel Pati. Pelatihan tersebut dilaksanakan selama tiga hari, yakni mulai Jumat sampai dengan Minggu 14-16 Oktober 2022. Adapun yang menjadi pesertanya adalah para kawula muda.
Komunitas sekaligus lembaga pelatihan, penelitian, dan pendidikan perdamaian berbasis santri dari Desa Waturoyo, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati ini menggelar pelatihan karena merasa gelisah terhadap adanya laporan Digital Civility Index yang dirilis Microsoft. Dari riset itu, menunjukkan bahwa warganet di Indonesia adalah yang paling tidak sopan se Asia Tenggara.
Pendiri Madrasah Damai, Kamilia Hamidah menjelaskan, pihaknya ingin membangun ruang digital yang lebih ramah. Terlebih, nilai-nilai dan budaya pesantren bisa ditransformasikan ke ruang digital tersebut.
“Selain itu, kegelisahan lain kami adalah bagaimana komunitas pesantren itu sulit untuk bisa mendominasi ruang publik dengan pesan-pesan yang edukatif,” terang dia.
Menurut dia, hal yang perlu dipromosikan adalah bagaimana mengedukasi dan membangun relasi dengan baik. Bahkan, menghargai adanya perbedaan.
“Agree to disagree. Sepakat untuk berbeda. Artinya tentang menghargai perbedaan. Bagaimana kita menyikapi media sosial sebagai pasar opini yang sangat beragam,” tutur dia.
Adanya pelatihan ini, Kamila berharap kalangan muda mampu menciptakan konten edukatif yang mampu diterima oleh masyarakat.
“Konten yang tidak membangun kebencian atau hasutan dan keresahan di masyarakat. Itu tujuan utamanya,” ujar dia.
Kamila menyebut, dalam pelatihan ini telah diajarkan bagaimana cara menganalisa berbagai macam narasi yang muncul, kemudian menyaringnya menjadi narasi yang sifatnya positif.
“Narasi yang positif disampaikan melalui konten medsos yang beragam, mulai dari teks, infografis, hingga vlog. Teman-teman juga kami ajak untuk mempelajari bagaimana mendesain skrip yang baik dan membuat konten yang baik,” kata dia.
Para peserta pelatihan ini juga dibekali pengetahuan tentang bagaimana cara merespon berbagai tipe dari audiens. Mulai dari audien hater maupun yang pro.
“Kami kategorikan model-model audiens tersebut dan bagaimana cara menyikapi itu,” beber dia.
Ia menjelaskan, Madrasah Damai yang berdiri sejak 2018 ini memiliki cita-cita besar. Yakni menebarkan nilai perdamaian khas pesantren kepada masyarakat.
“Awalnya kami awali dengan pelatihan nilai-nilai perdamaian seperti menerima diri, menghargai perbedaan, bagaimana perdamaian itu harus dibangun dan juga ditularkan kepada banyak orang,” tandas dia.