Pertama Kali di Indonesia, Mahasiswa Keperawatan Dibekali Nursing Journalism

Pcnupati.or.id- Temanggung β Sebanyak 111 mahasiswa-mahasiswi Akademi Keperawatan (AKPER) Alkautsar Temanggung diberikan pelatihan jurnalisme keperawatan dalam agenda Kuliah Pakar Nursing Journalism dengan narasumber dosen AKPER Alkautsar Ratna Kurniawati, S.Kep., Ns., M.Kep, dan dosen Inisnu Temanggung Dr. Hamidulloh Ibda, yang dimulai pukul 08.07 WIB, Jumat (14/2/2025).
Pengurus YAPTINU Temanggung, Miftakhul Hadi, secara resmi membuka kegiatan tersebut. Dalam sambutannya, tema ini sangat up to date, dan kekinian. βIni adalah kebutuhan masyarakat dan kebutuhan kita hari ini, bahwa kalau kita mau survive harus menguasai literasi,β tegasnya.
Pihaknya menegaskan bahwa literasi sangat penting bagi kemajuan bangsa utamanya umat Islam itu sendiri. Oleh karena itu, kalau kita atau sebagian umat Islam tertinggal dalam literasi, sebenarnya kita tidak komitmen terhadap ajaran kita sendiri. Kita harus mengejar ketertinggalan literasi kita hari ini, yang tentu sangat berbeda saat saya kuliah, saat saya muda misalnya, karena perkembangan teknologi sangat cepat dan luar biasa,β kata Miftakhul Hadi saat membuka acara yang dilaksanakan di Aula KBIHU Babussalam NU, komplek INISNU Jalan Suwandi-Suwardi Km. 01 Madureso, Temanggung tersebut.
Mantan Ketua LP. Maβarif NU PCNU Kabupaten Temanggung itu juga menyoroti perkembangan informasi dalam dunia kesehatan yang sudah berkembangan kecerdasan buatan (AI) meski tidak benar dan tepat seratus persen. βDulu, kalau kita buat makalah, papers kuliah, skripsi, kita itu masih menggunakan mesin ketik, namun sekarang sudah menggunakan laptop, ngetik pakai keyboard. Seperti itu suka dan dukanya mahasiswa zaman dulu. Kalau sekarang kan kalau buat makalah tentang Kesehatan, ini pakai AI langsung muncul semua jawabannya,β ujar dia.
Sementara itu, narasumber Hamidulloh Ibda dalam kesempatan itu, pihaknya mengatakan bahwa nursing journalism muncul sejak tahun 1900 dimulai dengan terbitnya The American Journal of Nursing (AJN). Nursing journalism berkembang menjadi cabang jurnalisme yang berfokus pada pemberitaan dan informasi terkait dunia keperawatan, perawatan kesehatan, serta isu-isu yang relevan dengan profesi perawat. “Peran nursing journalism, yaitu edukasi publik tentang dunia kesehatan/keperawatan, advokasi untuk tenaga keperawatan, meningkatkan pemahaman kesehatan masyarakat, meningkatkan transparansi dalam layanan kesehatan, dan branding lembaga kesehatan/keperawatan,” kata doktor lulusan UNY tersebut.
Sedangkan fungsi jurnalisme keperawatan, kata Ibda, yaitu menginformasikan dan edukasi masyarakat, meningkatkan kesadaran tentang isu kesehatan, memberikan suara untuk perawat dan profesional kesehatan, mempromosikan praktik keperawatan yang berbasis bukti, dan menjaga etika dan standar kesehatan.
“Saya sudah googling sejak seminggu lalu. Belum ditemukan mahasiswa keperawatan dilatih dan dibekali jurnalisme keperawatan. Jadi pelatihan ini bagi saya pertama kali di Indonesia,” tegas Koordinator Gerakan Literasi Ma’arif (GLM) LP. Ma’arif NU PWNU Jawa Tengah tersebut.
Kuliah pakar tersebut menghadirkan Ibda untuk menguatkan kompetensi mahasiswa AKPER dalam bidang penulisan karya tulis jurnalistik keperawatan. Oleh karena itu, pihaknya menyampaikan sejumlah materi utama, maliputi konsep, peran, dan fungsi nursing journalism,Β potensi tema, topik, dan isu jurnalisme keperawatan, ragam karya tulis jurnalisme keperawatan,Β rumus kliping dalam berita keperawatan, 10 ayat jurnalisme dan kode etik jurnalistik, keunikan jurnalisme keperawatan, konsep dan macam-macam berita jurnalisme keperawatan, anatomi berita jurnalisme keperawatan,Β teknik penulisan berita jurnalisme keperawatan, praktik penulisan berita jurnalisme keperawatan, dan tindak lanjut.
Dalam kesempatan itu, dosen INISNU Temanggung tersebut mengajak mahasiswa AKPER untuk praktik penulisan berita keperawatan. βSetelah lulus, teman-teman akan menghadapi masalah yang riil dalam dunia keperawatan. Maka untuk menjaga profesionalisme, citra perawat harus dibranding menarik dan jangan sampai terjadi cover both side dalam berita media massa umum yang itu justru tidak dikawal oleh perawat itu sendiri,β tutur Ibda saat menyampaikan materi bertajuk ‘Merawat Tradisi Literat: Merawat Perawat, Merawat Jagat.’
Selain Direktur AKPER Alkautsar, hadir moderator Ahmad Fatih Musyarrof, M.Pd., dan mahasiswa sebagai peserta. Usai kegiatan kuliah pakar, mahasiswa dikawal untuk melaksanakan rillis kegiatan tentang praktik keperawatan, dan semua kegiatan AKPER Alkautsar yang perlu disebarluaskan di media massa. (*)