Iklan
Kolom

Masjid Harus Ramah Anak

Masjid adalah bangunan pertama Nabi pasca hijrah. Masjid berfungsi sebagai pusat penyucian hati, pendalaman ilmu dan kaderisasi.

Jamaah shalat lima waktu, termasuk shalat jumat, pengajian ilmu, dan mendidik kader-kader muda Islam sejak dini tentang akidah, ilmu Al Qur’an, dan syariat Islam adalah sebagian kegiatan masjid.

Era Nabi Muhammad Shallahu Alaihi Wa Sallam, masjid benar-benar tempat yang ramah anak. Masjid menjadi tempat yang disukai anak untuk menjalankan aktivitas agama, seperti shalat berjamaah dan mengaji.

Konten Terkait
Iklan
Masjid Besar Juwana
Ilustrasi Masjid Besar Juwana. Foto: Ali Munir (LTN)

Nabi Muhammad terbiasa shalat berjamaah sambil bercengkrama dengan cucunya, Hasan-Husain. Nabi ruku’ sambil menggendong cucunya. Nabi tidak marah. Nabi justru mendidik orangtua supaya mengajak anak-anaknya ke masjid agar mereka akrab dan terbiasa di masjid.

Penulis melihat saat di Masjid Nabawi, anak-anak kecil terbiasa ke masjid untuk menunaikan shalat berjamaah dan sambil membawa Al Quran. Mereka menjadikan masjid sebagai tempat shalat berjamaah dan mengaji Al Qur’an.

Manfaat Anak ke Masjid

Ada banyak manfaat mengajak anak ke masjid.

Pertama, membiasakan anak shalat berjamaah. Shalat adalah pondasi agama setelah syahadat. Shalat adalah media komunikasi hamba kepada Allah. Shalat menjadi instrumen tazkiyatun nafsi (pembersihan jiwa) dari hal-hal yang mengotorinya.

Ingat firman Allah:

وأمر اهلك بالصلاة واصطبر عليها

Artinya, Dan perintahkan keluargamu menjalankan shalat dan sabarlah atas shalat tersebut

قوا انفسكم واهليكم نارا

Artinya, Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka

Kedua, menciptakan teman pergaulan yang baik. Teman bagi anak punya pengaruh besar dalam pembentukan karakter. Jika pergaulan baik, maka karakter anak menjadi baik dan sebaliknya, jika teman pergaulan negatif, maka karakter anak menjadi negatif.

Ingat sabda Nabi SAW:

اربع من سعادة المرأ: أن تكون زوجته صالحة وأولاده ابرارا وخلطاؤه صالحين وان يكون رزقه في بلده

Artinya, Empat hal yang menjadi sebagian tanda kebahagiaan seseorang. Pertama, istrinya baik. Kedua, anak-anaknya berbakti. Ketiga, teman pergaulannya baik. Keempat, rizkinya di daerahnya sendiri.

Ketiga, mengajari ilmu Al Qur’an. Al Qur’an adalah firman Allah yang berisi ilmu orang terdahulu, sekarang dan yang Akan datang.

Mempelajari Al Qur’an, mulai cara membacanya dengan baik dan benar, memahami kandungannya dan mengamalkannya adalah kewajiban setiap umat Islam yang harus dibiasakan sejak kecil.

Ingat sabda Nabi:

خيركم من تعلم القرأن وعلمه

Artinya, Sebaik-baiknya kamu semua adalah orang yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya

Keempat, mengajari ilmu yang dibutuhkan anak, baik yang sifatnya fardlu ain atau fardlu kifayah.

Setelah shalat lima waktu, khususnya ashar dan maghrib, Penulis melihat banyak halaqah ilmu di Masjid Nabawi dengan guru-guru yang mempunyai kompetensi tinggi.

Jika anak sejak kecil aktif dan rajin ke masjid dan mengikuti majelis ilmu ini, maka secara bertahap mereka akan tergores mental cinta ilmu, cinta mengaji, dan cinta muthalaah ilmu.

Ingat sabda Nabi:

طلب العلم فريضة علي كل مسلم ومسلمة

Artinya, Mencari ilmu hukumnya sangat wajib bagi muslim laki-laki dan perempuan

Kelima, menangkal kebiasaan yang negatif yang saat ini melanda mayoritas anak-anak dan remaja. Bermain HP tanpa kenal waktu dengan membuka content yang tidak baik, bermain game yang memboroskan waktu, dan sejenisnya adalah kebiasaan yang membentuk karakter negatif: manja, tidak menghargai waktu, tidak disiplin, dan tidak ada mental kompetisi.

Ingat firman Allah:

وليخش الذين لو تركوا من خلفهم ذرية ضعافا خافوا عليهم

Artinya, Dan seyogianya orang-orang khawatir jika mereka meninggalkan sesudah mereka generasi lemah yang takut pada mereka

Pandangan Fiqh

Manfaat besar membiasakan anak di masjid sejalan dengan pandangan fiqh.

Dalam Bahtsul Masail di Perguruan Islam Mathali’ul Falah (PIM) Kajen Margoyoso, Pati, Ahad (8 Muharram 1441 / 8 September 2019) diputuskan beberapa hal penting:

1. Jika anak ramai ketika melakukan shalat jumat, maka solusinya adalah diberitahu dengan isyarah dan jika tidak bisa maka boleh diingatkan dengan ucapan sebagai bagian dari ucapan yang menunjukkan kebaikan.

Dalam kitab Hawi Al Kabir karya Al Mawardi disebutkan bahwa diam mendengarkan khutbah ada dua pendapat.

Dalam qaul qadim hukumnya wajib dan bisa menggugurkan keutamaan shalat jumat dan menjadikan shalat jumat shalat dhuhur.

Sedangkan qaul jadid menyatakan diam mendengarkan khutbah hukumnya sunnah, tidak wajib, sehingga boleh berbicara apalagi jika ada hal yang penting seperti mengingatkan anak-anak yang ramai.

2. Tidak benar pendapat yang melarang anak kecil masuk masjid karena mengganggu pelaksanaan shalat jumat.

Larangan yang ada adalah menjadikan masjid sebagai tempat bermain (mal’ab). Hal ini sulit terjadi karena ketika shalat jumat, masjid dipenuhi banyak jamaah, baik lantai dasar maupun lantai atas.

3. Maksud hadis Nabi فقد لغوت adalah banyak makna, antara lain: meninggalkan adab/tata krama, menyalahi sunnah Nabi, menggugurkan keutamaan shalat jumat, dan lain-lain.

Ragam makna ini tidak lepas dari dua qaul (qadim dan jadid) Imam Syafii yang menyatakan hukum diam mendengarkan khutbah ada yang menyatakan wajib dan sunnah.

Sebagai tambahan:

Dalam literatur fiqh, beberapa hal yang memberatkan anak masuk masjid adalah: (1) Khawatir mengotori masjid dengan aneka macam najis, (2) Menjadikan masjid sebagai tempat mainan (ملعب). dan (3) Mengganggu aktivitas yang ada di masjid

Hal-hal yang memberatkan ini disikapi dengan langkah-langkah edukasi dengan mengajarkan dan mendidik anak pentingnya Menjaga kebersihan, mendidik tata krama ketika di masjid dan menemani mereka di masjid supaya mereka dalam pengawasan yang sesuai dengan koridor syara’.

Jangan sampai anak justru dilarang ke masjid, karena mereka adalah tumpuan agama dan bangsa ini di masa depan. Merekalah nanti yang akan meneruskan estafet kepemimpinan dalam memperjuangkan risalah Islam.

Anak-anak tersebut justru harus dibiasakan ke masjid sejak dini supaya tertanam cinta ibadah, cinta Al Qur’an, cinta ilmu, cinta bergaul dengan orang-orang shalih, dan cinta berjuang di jalan Allah demi izzul Islam wal muslimin.

Beberapa ta’bir:

– قوله ويمنع الصبيان الخ افتي والد الناشري بأن تعليم الصبيان في المسجد أمر حسن والصبيان يدخلون المسجد من عهد رسول الله صلي الله عليه وسلم الي الان من غير نكير. والقول بكراهة دخول الصبيان المسجد ليس علي إطلاقه بل مختص بمن لا يميز لا طاعة فيها ولا حاجة إليها والا فاجر التعليم قد يزيد علي نقصان الآخر بكراهة الدخول (اسني المطالب ج ١ ص ١٨٦)

– وقد منع بعض العلماء من تعليم الصبيان في المسجد قال: وحكي بعضهم خلافا في تعليم الصبيان فيها ويسن أن يصان عن صغير أطلقوا العبارة. والمراد والله اعلم اذا كان صغيرا لا يميز لغير مصلحة ولا فائدة وعن مجنون حال جنونه (الاداب الشرعية ج ٣ ص ٣٨١)

– افتي القفال بمنع تعليم الصبيان في المسجد لان الغالب اضرارهم به وكأنه في غير كاملي التمييز اذا صانهم المعلم عما لا يليق بالمسجد (تحفة المحتاج ج ٦ ص ٢٢٢)

– ادخال الصبيان في المسجد حرام أن غلب تنجيسهم له وأن لم يغلب فمكروه (مغني المحتاج ج ٢ ص ٢٤٨)

Anak Investasi Masa Depan

Bagaimana wajah agama dan bangsa ini di masa depan ?

Jawabannya adalah lihat anak-anak sekarang. Jika anak-anaknya tumbuh dalam bingkai agama dan ilmu, maka masa depan agama dan bangsa menjadi cerah gemilang. Namun jika anak-anak tumbuh dalam budaya instan, jauh dari tuntunan agama dan ilmu, maka wajah agama di masa depan buram dan mengkhawatirkan.

Oleh sebab itu, membiasakan anak ke masjid adalah bagian dari mempersiapkan anak di masa depan sebagai generasi-generasi tangguh yang akan membawa panji kebesaran Islam dalam bidang ilmu dan peradaban.

Melarang anak ke masjid sama dengan menjauhkan mereka dari tempat suci dan melempar mereka ke jurang kebodohan dan kesesatan karena mereka justru akan melampiaskan diri ke tempat yang negatif dan destruktif.

والله اعلم بالصواب

Kajen, PIM, Ahad, 8 Dzulhijjah 1441
8 September 2019

Jamal Makmur Penulis:
Dr. Jamal Makmur, MA adalah Wakil Ketua PCNU Kab. Pati

*) Setiap tulisan opini yang dimuat dalam rubrik #NUKolom menjadi tanggung jawab penulis.
**) Tulisan ini juga diterbitkan di facebook Jamal Pati

Iklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Konten Terkait

Lihat Juga
Close
Back to top button