Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Oleh : Niam At Majha
Kamis besok saya dan Anda akan melakukan rutinitas yang tak seperti biasa. Jika saban pagi saya bisa sarapan, dan siang bisa minum jus alpukat dan sore minum kopi dengan teman. Rutinitas harian tersebut akan berubah selama satu bulan penuh. Bisa jadi saya dan Anda akan kaget dengan pergantian tersebut akan tetapi kondisi tersebut haruslah dijalani bagi yang masih menyimpan iman dalam menjalani ibadah puasa yang sebagian orang mengatakan mengekang segalanya. Menahan lapar dan dahaga bahkan menahan amarah, bergunjing dan saling rasan rasan sana dan sini. Pada sebelum penuh saya dan Anda diharuskan untuk memperbanyak ibadah, mengingat Tuhan semesta alam.
Sebenarnya tanda tanda akan datangnya bulan puasa sudah sejak bulan lalu; di toko modern sudah banyak sirup beraneka macam merk dan selain itu di stori Whatsapp sudah banyak bertebaran pedagang amatiran dan pedagang musiman, menjajakan aneka rasa kue kering dan basah. Siklus seperti sudah menjadi penanda apabila bulan puasa akan segera datang, bulan penuh ampunan telah di depan mata.
“Bulan puasa atau bulan biasa bagi saya biasa biasa saja, tak ada yang istimewa atau pun apa? Bisa jadi iman saya yang tambah melemah ya…”
Kemarin sore teman saya berkata seperti itu, tak mau menjelaskan bagaimana agar puasanya tiap tahun semakin bertambah; bertambah bukan saja dalam segi ekonomi, akan tetapi dalam segi ketaqwaan, beribadah, sedikit mengurangi berbicara yang tak ada guna, atau pun jagung padhon seringkali mengakibatkan janji janji tak terselesaikan.
Saya dan Anda tentu yang di harapkan setiap bulan puasa datang adalah tambahnya nikmat menjalani hidup dan kehidupan, bisa makin bertambah beribadahnya, bukan pula ibadah yang di pamerkan dengan alasan memberikan suritauladan kepada mereka yang jarang jarang beribadah. Hal tersebut boleh saja, akan tetapi sekarang ini tak sedikit orang yang tekun beribadah dan lainnya merasa apabila dirinya adalah wakil dari Tuhan sehingga telah lupa mana privasi dalam beribadah dan mana pula yang harus dipublikasi.
Selamat menunaikan ibadah puasa; ucapan tersebut bertebaran dimana mana, di group WhatsApp, Instagram, stori lain sebagainya, semua seakan berempati pada bulan yang penuh berkah ini, pada bulan yang penuh dengan pengampunan.
Saya dan Anda pada bulan ini harus berusaha bagaimana mengurangi berbicara, mengurangi keinginan saat berbuka harus makan apa saja. Selain itu, pada bulan puasa ini saya dan Anda sudahkah berevaluasi tentang akhlak kita pada manusia dan Tuhan lebih baik dari puasa di tahun sebelumnya?