Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Berita » Akhlak Mulia Begitu Penting Saat ini

Akhlak Mulia Begitu Penting Saat ini

  • account_circle admin
  • calendar_month Ming, 23 Feb 2025
  • visibility 82
  • comment 0 komentar

 

Pcnupati.or.id-Batasan terkadang memberi tantangan bagi manusia. Ada tantangan yang tak boleh dilewati namun ada pula yang bisa diterobos untuk pengembangan diri menjadi lebih baik. Kesadaran itulah yang penting dibangun dalam pembentukan diri.
Persoalan “Menerobos Batas” dipilih sebagai tema dalam Suluk Maleman edisi ke-158 yang digelar di rumah Adab Indonesia Mulia pada Sabtu (22/2) malam. Sejumlah narasumber tampak hadir membedah tema menarik tersebut; seperti Helmi Mustofa, Budi Maryono, Muhammad Aniq. Kecuali itu, juga dimeriahkan dengan penampilan khusus oleh Kiai Kanjeng.
Helmi Mustofa menyebut, diri manusia itu sendiri sebenarnya telah menjadi batas. Segala personalitas merupakan batasan yang dimiliki manusia. Baik jenis kelamin, etnik, agama hingga ilmu juga menjadi batasan. Dia mencontohkan, dengan lahir sebagai laki-laki maka akan membatasi untuk tidak menjadi perempuan.
“Tentu manusia juga memiliki keterbatasan pada ilmu. Kanjeng Nabi datang membawa risalah Islam, dan salah satu yang digencarkan adalah pentingnya ilmu, agar manusia menyadari ada ilmu yang jauh lebih luas dari yang dipahaminya,” terangnya.
Mengembangkan ilmu adalah memperluas cakrawala pandang. Dengan cara tersebut, Islam mengajak manusia untuk menerobos batas yang lahir dari kesempitan pandang.
“Seringnya kita merasa upaya kita sudah sampai batas. Padahal belum tentu,” terangnya.
Budayawan asal Semarang, Budi Maryono menambahkan, meski manusia memiliki batasan seperti tidak bisa terbang. Namun manusia bisa membuat alat untuk terbang. Upaya pengembangan diri itu menjadi bentuk menerobos batasan yang dilakukan manusia.
“Sebenarnya kita tidak tahu sampai mana batasan itu. Misal kita berusaha tiga kali dan berhenti itulah batasan kita. Tapi jika ternyata setelah tiga kali masih mau berupaya lagi hingga tujuh kali, bisa jadi batasan kita sebenarnya tujuh kali itu. Manusia tetap ada batasnya. Namun untuk tahu batasnya kita hanya perlu terus mencoba,” ungkapnya.
Muhammad Aniq menambahkan bahwa Imam Ghozali melihat ada tiga karakteristik batasan dalam mengenal diri. Yakni fitrah illahiah, tarbiyah, dan riyadhoh. Fitrah illahiah bisa dilihat dari potensi yang dipengaruhi oleh leluhur.
“Istilah modern menyebutkan seperti gen. Biasanya ada potensi dari leluhur yang menurun atau ikut berpengaruh dari diri kita. Dengan mempelajarinya tentu kita bisa meningkatkan potensi tersebut,” ungkapnya.
Dia menambahkan, tarbiyah merupakan proses transfer ilmu dari orang lain ke diri. Dengan menyadari hal itu maka bisa dipilah apakah pengetahuan yang dimiliki benar-benar intuitif ataupun titipan pengetahuan dari orang lain.
“Kemudian ada riyadhoh atau keinginan untuk menjadi. Seperti saat kita tiba-tiba menyadari kesalehan orang lain kemudian kita tiba-tiba memiliki keinginan untuk berupaya ikut mendekatkan diri pada Allah,” tambahnya.
Dia menyebut situasi pengetahuan manusia dipengaruhi ketiga karakteristik tersebut. Dengan melakukan sesuai kesadaran diri, maka manusia dapat menerobos dari batas ragawi menuju yang ruhani.
Anis Sholeh Ba’asyin, penggagas Suluk Maleman menyebut manusia berbeda dengan binatang. Hampir seluruh unsur pembentuk pengetahuan manusia tentang diri dan lingkungannya adalah hasil internalisasi dari luar.
“Hewan begitu dilahirkan secara tanpa perlu diajari sudah bisa membuat sangkarnya sendiri. Namun manusia harus melalui proses berlatih terus menerus untuk memahami dan menguasai sesuatu. Artinya, manusia dibentuk oleh pengetahuan dan pendidikannya,” ungkapnya.
“Tak mengherankan bahwa salah satu hadits Nabi yang terkenal adalah bahwa beliau tidak diutus kecuali untuk meluhurkan kemulian-kemuliaan akhlak,” jelas Anis.
Akhlak adalah hasil internalisasi dan latihan terus-menerus yang melahirkan kebiasaan yang melekat pada manusia; yang akan menjadi kesadaran intuitifnya. Kesadaran inilah yang menurut Daniel Kahneman, pemenang nobel untuk bidang psikologi, menentukan 95% keputusan yang kita ambil dalam hidup.
“Salah satu nasihat yang baik adalah tombo ati yang konon dari Sayidina Ali. Dalam nasihat tersebut dianjurkan untuk membaca Al Qur’an berikut maknanya. Dengan memahami makna, artinya kita memahami bahasa; dan bahasa adalah alat penyimpan seluruh pengetahuan manusia. Sehingga dengan memahami makna, kita bisa menerobos batas pemahaman yang mungkin telah menyempit atau tereduksi, dan akan membawa kita ke proses internalisasi yang lebih tepat,” ujarnya.
Pesan kedua mengisyaratkan salat malam. Anis menekankan bahwa malam hari berasosiasi dengan sunyi, dengan kejernihan; situasi yang paling baik untuk terhubung dengan keberadaan semesta, yaitu Allah. Sementara pesan ketiga, mengisyaratkan bahwa karena pola pikir dan tindakan akan banyak dipengaruhi oleh lingkungan terdekat, maka berkumpul dengan orang-orang soleh akan memberi kita pengaruh untuk juga berbuat kebaikan. Secara bahasa, soleh memang bermakna orang yang selalu memperbaiki diri.
“Pesan keempat puasa. Persoalan dunia kerap berawal dari perut. Faktanya beragam hormon yang mempengaruhi hidup manusia diproduksi di perut, dari makanan yang kita konsumsi. Sehingga dengan puasa manusia dapat menemukan keseimbangan untuk mengontrol nafsunya. Sementara dzikir selain bermakna mengingat Allah, juga bermakna mengingat sejarah perjalanan diri. Lewat dzikir malam kita bisa bermuhasabah, apa yang baik apa yang buruk, mana yang haq mana yang bathil yang selama ini telah kita kerjakan,” ungkapnya.
Suasana Suluk Maleman malam itu terasa agak sedikit berbeda dengan kehadiran Kiai Kanjeng. Lewat nomor-nomor musiknya, Kiai Kanjeng berhasil membangun suasana khusyuk dan gembira berselang-seling. Dalam kaitan ini, Anis mengatakan bahwa kekuatan Jawa khususnya, dan Indonesia umumnya, adalah enegi kreatifnya yang luar biasa. Dan Kiai Kanjeng menurut Anis adalah bukti nyata bahwa energi kreatif tersebut masih ada dan hidup sampai kini. (*)

Keterangan foto: Penampilan Kiai Kanjeng dalam Ngaji NgAllah Suluk Maleman ‘Menerobos Batas’ yang digelar di Rumah Adab Indonesia Mulia, Sabtu (22/2) kemarin.

  • Penulis: admin
Tags

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Pelantikan Bersama PAC Muslimat NU dan PAC Fatayat NU Sukolilo Pati

    Pelantikan Bersama PAC Muslimat NU dan PAC Fatayat NU Sukolilo Pati

    • calendar_month Kam, 14 Jan 2016
    • account_circle admin
    • visibility 54
    • 0Komentar

    Setelah beberapa bulan kemarin telah di adakan konferensi bersama antara MWCNU, Fatayat NU. Muslimat NU, dan IPNU IPNNU. Berapa waktu kemarin telah berlangsung Pelantikan Pengurus Anak Cabang Muslimat NU dan PAC Fatayat NU Kec Sukolilo. “Saya mengajakan para pengurus setelah di lantik ini akan semakin giat dalam berdakwah dan mengabdi kepada masyarakat dengan ikhlas, selain […]

  • Peserta Lomba Pidato Terjebak Khotbah

    Peserta Lomba Pidato Terjebak Khotbah

    • calendar_month Sab, 11 Feb 2023
    • account_circle admin
    • visibility 56
    • 0Komentar

    Semarang – Dalam perlombaan Pidato Bahasa Indonesia MI/SD dan MTs/SMP Pekan Olahraga dan Seni Ma’arif (Porsema) XII Lembaga Pendidikan Ma’arif NU PWNU Jawa Tengah di Kabupaten Semarang, juri berkomentar peserta masih terjebak ke dalam khotbah daripada pidato. Hal itu diungkapkan Dr. S. Prasetyo Utomo juri Lomba Pidato Bahasa Indonesia MI/SD dan MTs/SMP di sela-sela lomba. […]

  • Pengurus IKA PMII Pati Gelar Rapat Kerja, Ketua PCNU Ingatkan 3M

    Pengurus IKA PMII Pati Gelar Rapat Kerja, Ketua PCNU Ingatkan 3M

    • calendar_month Ming, 27 Apr 2025
    • account_circle admin
    • visibility 57
    • 0Komentar

      Pcnupati.or.id – Pengurus Cabang Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) Kabupaten Pati periode 2025-2030 menggelar pelantikan sekaligus rapat kerja, pada Minggu (27/4/2025) sore. Kegiatan itu berlangsung di Joglo Pergerakan Sahabat Muslihan, Desa Tegalharjo, Kecamatan Trangkil. Para pengurus dilantik langsung oleh Bendahara Umum Pengurus Wilayah IKA PMII Jawa Tengah, M. Mahbub Zaki. Pada […]

  • PCNU PATI - Ilustrasi Halal bi Halal. Photo by ibrahim abdullah on Unsplash.

    Ber (makan)an

    • calendar_month Rab, 1 Jun 2022
    • account_circle admin
    • visibility 50
    • 0Komentar

    Syawal adalah musim halal. Dalam hal ini banyak orang mengadakan hajatan, nikahan, tasyakuran dan lainnya. Banyak yang percaya jika mengadakan tasyakuran baik pernikahan atau pun sunatan di bulan syawal penuh keberkahan. Penuh keberkahan bagi yang mengadakan, akan tetapi lain lagi buat tetangga dan saudara; syawal adalah bulan nyumbang dan nikah secara nasional. Saya mengamini hal […]

  • header-mozaik-kyai-sahal-tirto_ratio-16x9-jpg-2

    Kiai Sahal Mahfudh; Sosok Organisitatoris dan Produktif dalam Berkarya

    • calendar_month Rab, 23 Mar 2022
    • account_circle admin
    • visibility 35
    • 0Komentar

      KH. Muhammad Ahmad Sahal Mahfudh merupakan seorang kiai yang  ‘alim dan faqih dalam berbagai disiplin ilmu. Beliau merupakan anak ketiga dari enam bersaudara  dari pasangan KH. Mahfudh Salam (w. 1944) dan Nyai Hj. Badi’ah (w.1945). Kiai Sahal lahir di Desa Kajen  Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati Jawa Tengah pada 17 Desember 1937. Sebuah desa yang […]

  • PCNU PATI - Ilustrasi Menghitung Kredit. Photo by Towfiqu barbhuiya on Unsplash.

    Kredit

    • calendar_month Rab, 25 Mei 2022
    • account_circle admin
    • visibility 48
    • 0Komentar

    Karena untuk menjadi istiqomah itu amat berat. Selalu tepat waktu dalam kondisi apa saja, dimana saja, dengan siapa dan berbuat apa. Jika sudah mengiyakan sepekan sekali harus ada tulisan ya harus di sempatkan. Seperti halnya kemarin-kemarin jika hari kemenangan tinggal kenangan. Setelah sebulan fuul kita terkekang, menahan lapar, menahan dahaga. Tapi belum mampu menahan rasan-rasan […]

expand_less