Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Berita » Suluk Maleman Ke 13 Membahas Pentingnya Menjaga Nurani

Suluk Maleman Ke 13 Membahas Pentingnya Menjaga Nurani

  • account_circle admin
  • calendar_month Ming, 19 Jan 2025
  • visibility 1
  • comment 0 komentar

Pcnupati.or.id- Memasuki tahun ke -13, Suluk Maleman tetap konsisten mengajak masyarakat untuk menjaga nurani di tengah carut marut peradaban. Anis Sholeh Ba’asyin, penggagas Suluk Maleman, kembali menekankan pentingnya bersikap adil agar tak mudah terombang-ambing. Untuk itu manusia perlu menjaga kuda-kuda keberadaannya, yaitu nurani dan akal sehat, agar tak gampang digoyang badai pengaruh buruk.
“Di Amerika misalnya, tiktok sampai dibanned karena digunakan warga untuk menyuarakan pembelaan terhadap Palestina. Mereka memiliki kesadaran memanfaatkan media sosial sebagai alat untuk menggaungkan suaranya di ruang publik,” jelas Anis.
Di Indonesia pun media sosial acap dipakai untuk tujuan serupa, sehingga ada ungkapan ‘tak viral, tak ditindak-lanjuti”. Meski harus diakui, secara umum media sosial di sini lebih banyak dipakai oleh kekuasaan untuk mengendalikan opini publik.
Fakta ini setidaknya memberi kita gambaran betapa cara berpikir kita sebenarnya gampang dibentuk lewat gelontoran opini yang dilakukan pihak-pihak tertentu lewat media sosial.
“Maka penting punya kemampuan untuk menentukan sikap dari awal, agar tak mudah diatur pendapat dari luar. Ibaratnya tak punya kuda-kuda, jadi sedikit saja disenggol sudah jatuh,” tambahnya.
Menurut Anis, penajaman nurani menjadi penting dalam penentuan sikap tersebut, karena pada dasarnya otak bukanlah penilai kebenaran, tapi sumber pembenaran.
“Adanya bias kognitif membuat kita sulit membedakan mana yang benar dan yang salah; dan hanya mampu membangun pembenaran bagi suatu situasi” ujarnya.
“Sekarang ini kita banyak dihadapkan dengan ironi dan dilema. Kebakaran besar di L.A. misalnya. Karena masyarakat dunia sedang menyorot peran besar pemerintah Amerika dalam genosida di Palestina; akibatnya simpati terhadap kejadian ini cenderung sepi atau bahkan nihil. Itu bisa dilihat dari tak adanya tagar Pray For L.A. bersliweran di media sosial. Sebagian bahkan menganggap bahwa kejadian tersebut adalah hukuman bagi pemerintah Amerika,” jawab Anis ketika seorang peserta bertanya tentang kejadian tersebut.
Dalam acara yang bertajuk ‘Meniti Langit, Menapak Bumi’ tersebut, Anis kembali menegaskan pentingnya manusia untuk menyadari bahwa sejatinya dia adalah mahluk ruhani yang berada di alam jasmani. Semua peristiwa yang terjadi sekarang pada dasarnya hanya menegaskan bahwa kesadaran tersebut telah tergerus, karena peradaban hampir sepenuhnya dikendalikan oleh kepentingan jasmani.
Anis kemudian mengutip pendapat yang menyebut bahwa ada pola yang berulang dalam sejarah peradaban manusia, yakni semakin maju capaian teknologi sebuah peradaban maka akan semakin jebol moralitas manusianya. Hal itu setidaknya bisa dirasakan saat ini.
“Sistem pendidikan sebagai lembaga transmisi pengetahuan, lebih berorientasi ke soal jasmani dengan turunannya yang bersifat duniawi; dan luput dari tugas utamanya untuk mengantar manusia menemukan fitrah kemanusiaannya. Akibatnya kejahatan terbesar adalah kejahatan kerah putih, yang dilakukan oleh kalangan elite terpelajar. Ironisnya, karena berulang, kemudian malah dianggap normal,” satirnya.
“Hal terpenting adalah percaya akhirat. Percaya akhirat artinya percaya apa pun yang kita kerjakan saat ini akan punya konsekuensi di masa depan. Masa depan itu bisa rentangnya pendek, lima-sepuluh-lima belas tahun dan seterusnya, mau pun sampai dengan setelah kita mati,”
Menurut Anis, kesadaran tentang konsekuensi ini yang sekarang cenderung hilang, dan diganti dengan kalkulasi yang hampir sepenuhnya ekonomis.
“Di Jawa dulu ada tradisi di mana orangtua nirakati anaknya, agar selamat dunia dan akhirat. Sekarang tradisi tersebut cenderung hilang, atau kalau ada tujuannya berubah: semata-mata agar anaknya sukses duniawi saja.”
Untuk menghindari ironi-ironi tersebut, Anis mengajak agar kita senantiasa membersihkan hati. Dengan begitu akan dituntun ke arah yang benar. Selain itu Anis juga mengingatkan agar kita selalu berkumpul dengan orang yang soleh. Dengan demikian pengaruh yang datang ke kita adalah pengaruh yang baik; karena soleh adalah kondisi orang yang selalu berupaya berbuat lebih baik.
“Seperti kalau berdekatan dengan penjual minyak wangi tentu akan ikut wangi,” imbuhnya.
Gelaran Suluk Maleman edisi ke – 157 itupun berlangsung hangat dengan iringan musik Sampak GusUran. Ratusan orang tampak menyaksikan dari Rumah Adab Indonesia Mulia maupun secara daring. Dalam acara yang digelar pada Sabtu (18/1) malam tersebut juga diadakan potong tumpeng sebagai peringatan Milad Suluk Maleman.

Keterangan foto: Anis Sholeh Ba’asyin dalam Ngaji NgAllah Suluk Maleman ‘Meniti Langit, Menapak Bumi’ yang digelar di Rumah Adab Indonesia Mulia, Sabtu (18/1) kemarin.

  • Penulis: admin

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • PCNU-PATI

    Belajar Merdeka

    • calendar_month Rab, 17 Agu 2022
    • account_circle admin
    • visibility 0
    • 0Komentar

    Oleh : Niam At Majha Rutinitas setiap malam  tanggal 17 Agustus adalah tirakatan, perayaan, memeriyahkan, sebagai wujud kebahagiaan, atas terlepasnya penjajahan dan memperingati para pejuang yang rela berkorban, jiwa dan raga untuk merebut kemerdekaan negara kita, Indonesia. Apabila di tahun ini saya dan Anda telah merayakan kemerdekaan ke 77 tahun, usia yang tak lagi muda, […]

  • PCNU-PATI Photo by Irene Bersani

    Jodoh Buat Bu Bidan Cantik

    • calendar_month Ming, 15 Jan 2023
    • account_circle admin
    • visibility 0
    • 0Komentar

    Oleh : Elin Khanin Chapter 3 ———————— “Bayinya kejang,” ujar Bidan Eko lirih. “Kejang?” pasang mata Shanaya seketika membola. Ia merasa setiap tetes darahnya tersedot surut ke hulu jantung. Ini ilmu baru lagi baginya—bahwa tanda bayi kejang adalah ketika tangannya reflek bergerak dengan palpebra berkedip cepat. Mulutnya langsung terkatup rapat begitu Bidan Eko meletakkan telunjuknya […]

  • MUI Kota Salatiga Mengkaji Toleransi di Asean

    MUI Kota Salatiga Mengkaji Toleransi di Asean

    • calendar_month Sab, 3 Agu 2019
    • account_circle admin
    • visibility 0
    • 0Komentar

    SALATIGA-MUI Kota Salatiga mengadakan Seminar Internasional bertajuk Toleransi di Kawasan Asia Tenggara pada Sabtu (3/8) di Hotel Laras Asri Salatiga. Hadir sebagai narasumber dalam acara tersebut Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, imam besar Masjid Istiqlal, Prof. Dr. H. Noor Ahmad, rektor Unwahas Semarang, Dr. H. Ahmad Kamel H. Yusof, ketua Jam’iyah Ulama Fathoni Darussalam Pattani […]

  • PMII Pati Salurkan Bantuan Untuk Korban Banjir di Dukuhseti

    PMII Pati Salurkan Bantuan Untuk Korban Banjir di Dukuhseti

    • calendar_month Sab, 27 Feb 2021
    • account_circle admin
    • visibility 0
    • 0Komentar

    DUKUHSETI – PC PMII Pati bersama PMII Komisariat Syekh Mutamakkin IPMAFA, PMII Komisariat Joyo Kesumo STAIP dan KSEI STIEF hari ini (Sabtu, 27/02) menggelar bakti sosial dengan memberikan paket sembako kepada masyarakat desa Dukuhseti Kecamatan Dukuhseti yang terdampak banjir. Dalam kegiatan bakti sosial tersebut, PMII menyalurkan 100 paket sembako yang berupa beras 2,5 Kg, gula pasir […]

  • Photo by Harmoni Widiya

    Dari Balik Jendela Kaca

    • calendar_month Ming, 21 Jan 2024
    • account_circle admin
    • visibility 0
    • 0Komentar

    Oleh : J. Intifada Ben, junior di kampus yang sekarang satu perusahaan denganku. Cowo flamboyan yang suka dikelilingi karyawan-karyawan perempuan di kantorku. Sikapnya yang ramah, baik dan suka membantu membuat para teman kantor menyukainya. Bahkan tanpa aku sadari sudah satu tahun saat kami bekerja, dia sudah beberapa kali membuat cewek-cewek magang terbawa perasaannya. “Kamu kenapa […]

  • Zakat dan Pengentasan Kemiskinan dalam Perspektif KH. M.A. Sahal Mahfudz

    Zakat dan Pengentasan Kemiskinan dalam Perspektif KH. M.A. Sahal Mahfudz

    • calendar_month Kam, 5 Feb 2015
    • account_circle admin
    • visibility 1
    • 0Komentar

    Salah satu masalah terbesar masyarakat Indonesia adalah tingginya angka kemiskinan. Sebagai sebuah masalah, kemiskinan perlu di definisikan terlebih dahulu kemudian di cari factor -factor apa saja yang menyebabkan masyarakat menjadi miskin dan bagaimana kemiskinan itu dapat di minimalisir. Boleh jadi kemiskinan terjadi karena kebodohan yang menyebabkan masyarakat tidak mengetahui masalah dan potensi dirinya. Selain masalah kebodohan boleh […]

expand_less