Remaja Diajak Menghindari Menikah di Usia Muda
Pcnupati.or.id- PATI-Kasus pembunuhan bayi oleh ayahnya sendiri di Pati menjadi perhatian publik. Banyak pihak menyebut, tindakan tega tersebut tak lepas dari dampak pernikahan dini. Masyarakat perlu belajar dari kasus tersebut untuk menghindari pernikahan di usia muda.
Demikian disampaikan aktivis perempuan Farida Farichah saat berada di Pati, akhir pekan lalu. Menurutnya, kematangan pola pikir dan mental dibutuhkan sebelum melangkah ke jenjang pernikahan.
“Menikah di usia muda berpotensi menimbulkan beragam gejolak. Permasalahan rumah tangga yang muncul sering tertangani secara tidak tepat. Itu karena pasangan remaja punya kecenderungan masih labil,” ujarnya.
Kasus bayi meninggal dan ditemukan di sungai tersebut dilakukan ayahnya yang masih berusia muda, yakni 20 tahun. Dia menikah dengan perempuan yang berusia hampir sama.
Pasangan tersebut telah memiliki dua anak, yang pertama berusia 1,5 tahun dan anak kedua tiga bulan. Anak kedua menjadi korban pembunuhan sang ayah karena alasan sering rewel.
Wakil Sekretaris Pimpinan Pusat (PP) Fatayat NU ini menyebut, kasus ayah yang membunuh anak keduanya yang masih berusia tiga bulan dan membuang jasadnya ke sungai menjadi keprihatinan bersama. Itu merupakan satu dari sekian kasus yang selama ini muncul karena ketidaksiapan pasangan muda berumah tangga.
Dia mengajak perempuan untuk mempertimbangkan usia kematangan dalam menikah. Termasuk menjaga pergaulan agar tidak terjebak dalam pernikahan dini.
“Kasus ini sudah menjadi perhatian nasional. Di balik itu, perlu menjadi pembelajaran bersama agar kasus serupa tidak terulang. Pendampingan orang tua kepada anak-anaknya sangat penting. Karena keluarga merupakan lingkungan utama dalam pendidikan,” katanya.
Orang tua, lanjut dia, berkewajiban mendidik anak-anaknya. Pengertiannya, tidak hanya menyerahkan sepenuhnya pendidikan pada lembaga sekolah.
Orang tua berperan penting untuk ikut mendidik anak. Selain memenuhi kebutuhan fisiologis dan pendidikan formal, orang tua atau keluarga mempunyai kewajiban menanamkan akhlak dan adab. Sekaligus menjaga dan mengontrol anak-anaknya agar tidak terjerembab dalam pergaulan bebas.
Dia menjelaskan, orang tua harus menjalin komunikasi intensif dengan anak-anaknya. Kedekatan itu penting untuk mengetahui dan memahami perkembangan serta kondisi anak. Termasuk pergaulannya di luar.
“Kedekatan orang tua dengan anak mutlak diperlukan. Karena lebih memudahkan membentuk karakter yang baik bagi anak. Untuk itu, kami mengajak orang tua untuk menjaga kedekatan dengan anak. Kedekatan itu bukan berarti memanjakan mereka, tetapi lebih mengerti apa yang dibutuhkan,” tandasnya.(*)