Drama Fatayat NU Pati Menuju Kongres: Terseret Banjir, sampai Numpang Truk Ikan

PATI – Tak seperti kebanyakan Pimpinan Cabang (PC) di kota lain, PC Fatayat NU Pati mengalami banyak drama dalam melakukab perjalanan menuju Kongres Fatayat NU di Gedung Serbaguna, Jakabaring, Palembang.
Dua punggawa PC Fatayat NU Pati, Nining Sugiarti dan Lilik, berangkat dari Pati ke Bandar Udara Ahmad Yani, Semarang pada Kamis (14/7) lalu. Rencananya, rombongan Fatayat NU akan take off dari Semarang menuju Jakarta pada pukul 08.15 WIB lalu terbang menuju Palembang pukul 11.30 WIB. dengan menyewa Pesawat Citilink.
Namun bencana banjir yang menimpa sebagian wilayah di Kabupaten Pati, membuat rencana keverangkatan Nining terhambat.
“Saya berangkat bawa mobil agak tinggi, tapi karena banjirnya besar, bahkan mobil kami sempat terbawa arus banjir,” kata dia dengan penuh haru.
Naik Truk Ikan
Setelah berupaya maksimal, mobil yang ditumpangi Nining hanya bisa sampai di depan RS. Fastabiq. Dengan segala macam pertimbangan, wanita tangguh itupun memberanikan diri untuk menumpang sebuah truk yang akan melewati Kota Pati.
“Di pikiran saya cuma bagaimana caranya menuju alun-alun (Pati) secepat mungkin ditengah banjir dan perasaan serba mbuh, karena Mbak Lilik sudah menunggu saya di sana” tuturnya.
Singkat cerita, ada satu truk pemuat ikan yang nekad menerobos derasnya arus banjir lantaran takut muatannya busuk jika telat sampai tujuan. Akhirnya, Nining pun turut dalam truk tersebut.
“Sampai Pati, dramanya belum selesai, mas. Kami pesen taksi online, tapi datangnya lama banget. Padahal itu sudah jam 6 lebih,” imbuh dia.
Ternyata, lanjutnya, sopir taksi online tersebut ragu untuk menjemput Lilik dan Nining. Sebab, untuk berangkat dari Pati ke Semarang membutuhkan ongkos yang sangat banyak, dan hampir tidak ada yang menggunakan jasa taksi online sejauh itu. Namun, mereka pun akhirnya berangkat meski terlambat.
Sampai di Ahmad Yani, Pesawat Rombongan Fatayat NU Jawa Tengah sudah menutup pintu.
“Itu artinya, drama kami berlanjut,” timpal Lilik kepada pcnupati.or.id.
Berkat bantuan asisten Ketua PW Fatayat NU Jateng, Tazkiatul Mutmainnah atau Iin, duo Pati itu pun akhirnya mendapatkan tiket pesawat. Namun keduanya haru rela menunggu selama 3 jam. Sementara, teman-teman Fatayat sudah menunggu di Jakarta.
“Pesawat yang di carter Fatayat NU, harus pending terbang dua kali hanya karena menunggu kami berdua, Fatayat NU Pati,” ungkap Nining sedih.
Koper Tertinggal
Namun, di tengah rasa bersalah, Nining dan Lilik mendapat semacam hikmah dari keterlambatan mereka.
“Ada 4 koper milik teman-teman Fatayat yang tertinggal di Bandara Ahmad Yani, Semarang,” terang Nining.
Wal hasil, 4 koper itu pun mereka bawa ditambah dua koper milik keduanya. Dengan musibah koper tertinggal itu, baik Nining maupun Lilik sedikit lega, dan rasa bersalah mereka juga sedikit terobati.
“Hikmah keterlamatan kami,” tutur Nining sambil tersenyum.
Namun akhirnya, keduanya bisa mencapai Palembang dengan selamat. Keduanya pun bisa mengikuti prosesi Kongres PP Fatayat NU.(karim/ltm)