Iklan
Parodi

Ke (IRI) an

Sepulang dari bekerja. Perjalanan pulang dengan santai. Sebab kemarin saat saya berusaha pulang lebih cepat, pada akhirnya saya terjatuh dengan kaki lecet dan tangan masih terasa linu linu hingga saat ini; bahkan saat saya menulis parodi ini, kaki, tangan dan badan masih terasa pegel linu bahkan sedikit meriang.

Setelah melakukan aktifitas rutinan, saya mendapatkan pesan dari seseorang yang intinya dia bercerita perihal pekerjaanya di kantor. Perihal tangung jawab yang harus dia emban, perihal pekerjaan rutinan harian dan bahkan soal akhir bulannya. Sering mumet ria membuat laporan bulanan. Makluam pekerjaan kantoran adalah pekerjaan pikiran, berbeda dengan pekerjaan lapangan yang banyak mengunakan ke okolan jadi tak bisa di sama ratakan. Dan apabila ada yang menyamakan berarti ada ke iri an.

Dari cerita teman saya tersebut, panjang dan lebar; bahwa di kantornya ada yang iri, perihal gaji, perihal fasilitas dan apa saja. Yang lebih aneh lagi yang iri tersebut adalah orang yang pekerjaannya tanpa menggunakan akal. Kalau dalam bahasa saya khayawanun natiq tapi nategnya hilang. Jadi bisa di simpulkan sendiri.

Konten Terkait
Iklan

Setelah mendapatkan cerita. Lebih tepatnya adalah curhatan. Saya terus googling, mencari informasi, telik sandi saya pergunakan, setelit Nasa saya manfaatkan, bahkan baling baling bambu, kantong ajaibnya Doraemon tak luput untuk saya pergunakanki9. Hanya untuk mengetahui orang tersebut seperti apa? Bagaimna dia bersosial bermasyarakat dan berukurun tetangga, berrukun warga lain sebagainya.

Setiap usaha akan membuahkan hasil. Proses tak mungkin menghianati hasil. Semua komponen informasi saya kumpulkan; saya pilah dan pilih katagorei a saya bedakan dengan kelompok s dan hasilnya u pun saya sendirikan. Ketika selesai menyeleksi semua infomasi yang masuk dan memetakannya, pada akhirnya saya mendapatkan ingklusi yaitu pertama, orang tersebut dimana pun ia bertempat selalu bikin masalah, mulutnya bijaksana akan tetapi tingkah dan polahnya tak sama. Bahkan pernah kejadian untuk memenangkan alibinya ia menginjak rekan kerjanya.

Kelanjutan dari data a terkait lingkunganya dan infomasi s perihal teman dan kolega, serta data u terkait ungkapan ungkapan yang keluar dari mulut manisnya. Kedua, rasa ingin tahunya tinggi akan tetapi dipergunakan untuk mengibuli. Bukan ranahnya di ambil, bahkan selalu mencari celah untuk menambah pendapatan secara finansial. Ketiga dimana pun orang tersebut bersosialisasi dengan orang lain selalu tertolak, di hindari karena apa yang di pituahkan tak sesuai dengan apa yang di polahkan.

Setelah saya mendengarkan dan menganalisis curhatan teman saya tersebut, meskipun saya sempat emosi sesaat. Saya dan Anda harus hati hati ketika bertemu dengan orang seperti itu, baik bertemunya di dunia nyata atau pun di dunia lain. Saya dan Anda tak usah mengatakan saya baik, saya bijaksana, penuh empati, kalau keseharian kita bergaul dengan siapa saja tanpa mengatakan itu, orang lain akan menilai. Seperti halnya Chitah tak perlu menunjukan dia jago berlari pada anjing.

Terakhir saya harus mengingatkan pada diri sendiri apabila orang seperti itu tak baik, meskipun bisa jadi sudah di naas dari Tuhan, atau bisa jadi waktu pembuatan nya dari tanah sengketa, kita sebagai manusia hanya mengira ngira. Padahal yang lebih penting adalah saya harus bisa mengelola emosi diri sendiri. (Niam At Majha)

Iklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Konten Terkait

Lihat Juga
Close
Back to top button